Rabu, 25 Juni 2014

My Virgin Part 3

CERITA AWAL     (2) (3)


Pagi tiba. Kicauan burung bersahutan dengan irama yang sangat indah. Yeni masih tertidur pulas dalam dekapan kehangatan tubuh yudi. Rupanya mereka enggan untuk memakai pakaian nya kembali. Entah karena badan terasa lemas atau memang untuk lebih lama menikmati kehangatan tubuh mereka. Saling berpelukan erat, merabah perasaan, membelai kehangatan, bercumbu kenikmatan. Mereka lepas bebas di dalam samudera cinta yang penuh sensasi dan rasa.

***

Surti terkaget bangun, wajah nya terlihat bingung. "Apa yang aku lihat dan aku lakukan semalam.." Bathin Surti. Rupanya Surti tertidur pulas ketika merasakan kenikmatan yang di rasakan saat beronani. Kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Yah kenikmatan yang membuat Surti tertidur lemas  pulas.

Di pojok halaman rumah berdiri seorang lelaki setengah baya, wajah yang tidak asing lagi bagi Surti. Lelaki itu bernama Arman, Surti biasa memanggilnya dengan Kang Arman. seorang tukang kebun yang biasa di tugaskan
untuk membersihkan dan merawat kebun di pekarangan rumah. Walaupun Kang Arman dan Surti sebagai pembantu yang tentu harus tinggal di situ. Namun kamar mereka terpisah. Mereka sudah lama bekerja sebagai pengurus dan pembantu di rumah Yeni yang memang cukup besar.

Dengan postur tubuh yang cukup atletis dan tegap walaupun kurus, terlihat kalau kang Arman suka bekerja keras. Kehidupan di kampung membuat Arman harus bekerja keras membantu orangtua-nya di sawah. Maka terlihat kalau Arman memang suka bekerja keras. Namun penghasilan ekonomi sebagai petani kurang mencukupi, membuat Arman pergi merantau untuk bekerja di luar daerah. akhirnya Arman mendapatkan pekerjaan sebagai pengurus kebun.

"Kang... udah sarapan belum.." Sapa surti, seperti biasa surti setiap pagi menawarkan secangkir kopi. "Mmm.. boleh boleh mbo yang manis yah mbo seperti orangnya." Balas canda dari Arman dengan senyumannya yang khas.

"Aku buatkan yah.."

"Makasih mbo.."

"Kang jangan panggil aku mbo apa!. aku aja manggil akang dengan sebutan 'Akang' masa aku di panggil embo.. kesannya aku tua gitu loh.. hehehe" Ujar surti

"Trus aku panggil apa doong.."

"Panggil aja aku Surti kang. Biar lebih akrab." Celetuk Surti sambil melangkah kedapur untuk mempersiapkan kopi buat Arman.

Melangkah surti dengan hati-hati, agar majikannya tidak terbangun. Dengan langkah perlahan dan mengendap-endap surti menuju ruang dapur. Ketika melewati Ruang tamu mata Surti tertuju pada sepasang manusia yang masih terlena dalam mimpinya. Rupanya majikannya masih tertidur pulas di pelukan kekasihnya Yudi.
Mereka saling berdekapan lepas tampa sehelai benang pun yang menempel di tubuh mereka.
Dengan posisi sang majikan Yeni di pojok dan Yudi di pinggir sofa. Rupanya mereka enggan untuk pindah kedalam kamar. Di biarkan mereka tertidur pulas di sofa yang mereka gunaka memadu cinta.

Mencoba untuk memalingkan wajah, dan tidak melihat, namun penasaran menyelimuti. Terbesit di hati surti untuk memandang penis Yudi yang terkulai lemas. Terlihat kecil tidak seperti semalam yang besar dan memanjang. "Sungguh indah benda ajaib itu mmm...." Surti bergumam.
"Uh seandainya aku turut merasakan betapa nikmatnya benda ajaib itu" Kembali Surti bergumam.

'Braak...' "aw.." 'Prang..' Guci kecil terjatuh.
"Ya ampuun.." Teriak Surti dengan wajah pucat. Segera Surti mengambil pecahan Guci. "Sial.." Bathin Surti "Uhhh...."

"Apa yang jatuh mbo..." Terdengar suara keras namun lembut dan perlahan.

Ternyata Yeni yang mendengar suara itu pun terbangun.. dan menghampiri. Yudi yang melihat kekasihnya bangun dan melihat tidak menggunakan pakaian, segera menarik tanggan Yeni "Sayang ... pakai bajumu dulu.. " Yudi menarik tangan Yeni dan menyuruhnya memakai pakaian. Rupanya nya Yeni tersadar bahwa ia belum mengenakan pakaian.."Oh oh oh hehehe maaf kangg..hehehe" Sahut Yeni sambil tersenyum semeringah. "Mmm.. kamu dah tua yah, masa pakai baju aja lupa" Jawab Yudi sambil mencolek vagina Yuni yang terlihat acak-acakan dengan bulu-bulunya. "Akaang udah pagi.. masih genit aja. emang kurang semalam yah.." Yeni kembali mencandai Yudi dan melupakan sejenak suara yang baru saja di dengar. "Dah. sana lihat suara apa itu," Suruh Yudi dan kembali mencolek vagina Yeni. "Uuuh dasar nakal.." Kilah Yeni sambil mengenakan pakaian luarnya. Dan segera menuju suara yang terdengar di pintu dapur.

Surti membereskan pecahan guci. "Waduh bisa marah nih neng Yeni uuh sial aku." Bathin Surti.

"Kenapa Mbo.." Tanya Yeni

"Gu gu gucinya terjatuh neng ..." Surti menjawab dengan gugup.

"Kenapa terjatuh mbo.. itu guci belinya di luar negeri mbo.." Keluh yeni dengan muka sedikit masam.

"Ma.. ma'af neng tidak sengaja... "

"Ya udah beresin pecahahannya buang di tempat sampah yah.. baik-baik kena kaki pecahannya." Ujar Yeni dengan tidak memperdulikan lagi. Yeni pun segera menghampiri Yudi yang masih duduk di sofa dan melihat Yudi sambil mengenakan pakaiannya. "Kang mau mandi " Tawar Yani dengan senyuman manja.
"Mandi bareng nyo.." Pinta yudi sambil menarik tangan Yeni. "Mmm.. Boleh kang hehehe" Yeni pun menyambutnya.

***

Surti segera membersihkan sisa-sisa pecahan guci dan membuangnya di tempat sampah.

Arman yang melihat Surti membuang sesuatu segera bertanya?

"Apa yang pecah Mbo..?" Tanya Arman
"Guci kang.." "Terus kenapa bisa pecah" Arman kembali bertanya. "Aku kang jalan sambil bengong melamun" Jawab Surti.

Surti yang mengenakan pakaian berwarna hijau dengan pernik-pernik kembang dan bawahan mengenakan rok lebar berwarna putih, menambah cantik di lihat kang Arman. Tampa di sadari Arman memperhtikan gerak-gerik Surti saat sedang membuang pecahan guci. Dengan posisi berjongkok membuat rok putih yang di kenakan Surti tersingkap keatas pahanya yang terlihat putih. Arman yang sedang menggunting rumput menjadi tertumpu pada paha Surti yang terlihat mulus dan gemuk. . "wow... ah lumayan.." Gumam Arman.. "Tapi gak mungkin. Aku gak mau suka sama orang yang satu pekerjaan." Bathin Arman.
"Uh pagi-pagi pikiranku sudah kotor" Kembali Arman membathin.

Surti yang merasa bersalah akibat menjatuhkan barang kesayangan majikannya, tidak memperhatikan bahwa ada sepasang mata yang mengintai keseksian pahanya. "Uh sial aku pagi ini. gara-gara melihat neng Yeni bergumul aku jadi sial" Keluh Surti di dalam hati. Perasaan shahwat yang membuncah pada saat melihat majikannya bergumul, hilang. Pikirannya tertuju pada pecahnya guci milik majikannya itu.

"Neng Yeni marah ya mbo..?" Tanya Arman memberanikan diri dan ikut jongkok di samping Surti.
"Enggak kang yah cuma aku merasa gak enak aja.." Jawab Surti.
Arman kembali bertanya "Emang nya kamu lagi melamunin apa.?"

Surti berdiam, gak munkin harus menceritakan apa yang di lihat semalam kepada Arman.
"Oh... ga papa kang " Jawab Surti, dan bergegas berdiri.

Langkah perlahan Surti kembali menuju dapur. Kamar  mandi tidak jauh dari dapur. Terdengar desahan terulang dari mulut Majikan Yeni.
"Mmm rupanya dia main lagi.. uuhh.. dasar anak muda gak boleh ada kesempatan, doyan baget." Gumam Surti membathin. "Uh.. sial .." Gerutu Surti.

***

Yudi segera bergegas pulang. Dengan kecupan mesra dari seorang wanita yang di cintainya, mendarat di pipi dengan mesra dan membisikan, "Terima akang untuk malam ini..mmm " Hanya itu yang keluar dari mulut manis Yeni, yang terlihat dengan muka sayu, dan pandangan yang meranum. Bayangan Yudi menghilang dari tikungan komplek. Yeni pun kembali masuk kekamar. Entah apa atau mungkin kembali tidur.

***

Semenjak melihat paha Surti yang masih terlihat mulus. Membuat Arman terpikiran dengan apa yang tadi pagi di lihatnya. Maklum Arman sudah lama meninggalkan Istri tercintanya dengan alasan Ekonomi yang tidak di penuhi, sehingga membuat Istri Arman berniat untuk mengadu nasib nya di negeri orang dengan menjadi pembantu rumah tangga. "Ohh.. jangan sampai hawa nafsu menggodaku," Pikir Arman sambil menepuk dadanya.

Surti melihat Arman dengan tingkah laku yang aneh, berbicara sendiri. "Kang Arman kenapa ngomong sendirian.." Bathin Surti, "Hehehehe ada yang gak beres nih" Gumam Surti.
Surti pun keluar menghampiri Arman, "Kang.. lagi ngapain ko ngomong sendirian.." Hardik Surti membuat Arman kaget.
Arman pun tersenyum mendengar hardikan Surti yang menghampirinya. "Mmm kaga aku lagi ngaso aja.. mbo dah masak buat hari ini." Arman bertanya.
"Mmm.. udah doong.. kang jangan panggil aku mbo apa ..hehehe." Ujar Surti terkekeh.
"Manggil apa dong mbo.. mbo kan dah lama kerja di sini jadi pantaslah aku memanggil mbo. "
. " Uhh.. akang mah terlalu pormal tauu" Celetuk Surti. "mmm.. pintar juga gaya bahasa mbo hehehe" Ledek Arman. "Kang panggil aku Surti aja biar kita lebih dekat gitu! eh maaf lebih akrab" Kata surti tersenyum malu. "Uuhh iya daah aku panggil kamu surti.. tapi kurang enak ah, bagaimana kalau aku panggil sayang..hehehe." Ujar Arman dengan maksud becanda. Namun candaan Arman membuat hati Surti senang bahkan berbunga-bunga.

Arman lumayan ganteng dan manis dengan postur tubuh kurus namun berisi dan berotot menambah ketampanan yang di milikinya. Dengan usianya yang sudah hampir mendekati 37 tahun namun tidak mengurangi kegagahannya. Surti berkata di dalam hatinya. "Mmm.. kayanya aku suka ama kang Arman." Surti membathin. Dengan wajah merona merah Surti memberanikan untuk mengobrol dengan Arman. Tampa terasa obrolan mereka memakan waktu sehingga lupa dengan tugas mereka masing-masing.

"Kang Aku mau tanya emangnya gak jijik apa..???" Surti tersipu malu bertanya.

"Jijik apaan..??" kilah Arman dengan bingung.

"Mmm...bersetubuh dengan menjilati alat kelamin masing-masing.. padahal kan bauu.."

Arman kaget mendengar tema obrolan yang di buka Surti, dengan pernyata-an yang harusnya gak keluar dari mulut seorang perempuan. "surtii ko nanya gitu.?." Jawaban Arman membuat Surti malu rupanya Surti keceplosan. "Uf.. maaf kang gak senonoh hehehe " Kekeh Surti tersipu malu.

Pembicaraan itu membuat Arman bertambah sange. Padahal Arman mencoba untuk menghilangkan pikiran kotornya dengan tidak sengaja melihat paha Surti tadi pagi. "Uhhhh,,, "  Arman mendesah.
"Kenapa kang." Tanya Surti. "Ohh ga papa." Sela Arman. "Akang malu yah mengobrol seperti itu." Kembali Surti bertanya.
"Ga usah kang kalu malu," Canda Surti sambil mencubit pipi Arman. Tentu membuat Arman kaget dibuatnya. "Surtii.. kamu jangan main api nanti terbakar looh" Arman mencoba menasehati.
"Kenapa sih kamu bertanya seperti itu.?." Arman kembali bertanya.

Akhir nya Surti menceritakan apa yang di lihatnya semalam. Tontonan Live yang menggiyurkan dan membakar Surti untuk berbuat onani walaupun hanya mnggunakan mentimun. Arman yang mendengar cerita Surti menahan tawa. Di balik tertawa nya Arman ada benda di balik celananya yang mulai bergerak-gerak. Rupanya Arman merasa terangsang mendengar cerita Surti. "Uhh.. waduh konak aku." Gerutu Arman di hati.
"Rupanya Suti benar-benar menantang.. uuuh hari yang penuh sangee." Gumam Arman di dalam hati

Setan menggoda mereka. Arman mencoba memberanikan diri memancing dalam obrolan yang hangat.
"Mbo waktu onani enak gak.?.." Tanya Arman. Surti menunduk malu
"Tauu ah gelap.." Jawab Surti dengan rona wajah memerah.
"Tadi kamu bertanya emang gak geli menjilati alat kelamin..?" Kata Arman.
"Belum pernah emang misal sama suami kamu atau sama pacar kamu dulu.." Ledek Arman yang memang sudah terasa terangsang dengan obrolan tersebut.
"Be, be, belum kang..aku gak pernah seperi itu. yang penting bagiku suami menabur benih nya kepadaku. walaupun tampa gaya-gaya yang seperti anak-anak zaman sekarang." Jawab surti.

---Setan semakin gencar menggoda mereka.---

"Mau ngerasain gak."

"Maksudnya kang." Surti kaget mendengar tawaran dari Arman. Namun di hatinya berharap ada pertanyaan seperti itu

"Yang enak mainnya di mana.. kebetulan sang majikan lagi tidur nii."Arman sudah merasa terespon.

Surti sudah menangkap yang ada di pikiran Arman. Memang itu yang di harapkan Surti yang sudah merasa Horny sedari malam. "Mmm emang akang suka ama Surti yang setengah umur ini dan udah gak seksi" Celetuk Surti dengan harap Arman menanggapinya dengan suka. "sapa bilang kamu gak seksi. tau gak aku tadi lihat paha kamu yang putih gemuk membuat pagi itu sange tauu.." "Iiih.. akang suka ngintip juga yaah.." "Sedikit.. abis kamunya pake rok terlalu pendek." "Akang mau lebih jelas gak.." Ajakan yang panas membuat jantung Arman berdetak kencang. Rupanya sang ratu mulai melunak dengan hornynya.

"Di gudang belakang kang.."

"Bener niih.."

"Iya.."

"Nanti kalu kamu hamil gimana.? "

"Bagaimana nanti aja kang hehehe"

Mereka menuju gudang di belakang rumah yang penuh perabotan bekas. Surti menarik Arman, dan membawanya ke dalam gudang. Arman hanya menuruti ajakan Surti yang bernafsu.

"Kang di sini yah..mmm" Tampa basa basi Surti berjongkok di hadapan Arman. "Mmm Suurtii,... kamu emang nekad yah.." Arman berkilah. "Uhh.. akang mah malu-malu mau nih hehehehe" Sambil membuka resleting dan sabuk yang di gunakan Arman yang dalam keadaan posisi berdiri. Arman membiarkan Surti bergerilya. Dengan mata yang penuh nafsu dan tatapan keingin tahuan, Surti secara perlahan mulai menarik celana Arman ke bawah. Terlihat di balik Boxer Arman menonjol dan sedikit basah di titik boxernya. Rupanya Arman sudah duluan melumasi penisnya sedari ngobrol dengan Surti.
Surti menikmati tonjolan yang ada di balik boxer Arman. Dengan mengelus merabah dengan penuh perasaan, "Kangg oohh pasti besar kontol akang, uuhh.. akaang..mmm eeh." Arman bergelinjang geli.
"Udah lihat aaja.." Tukas Arman dan mencoba membantu menurunkan boxernya. Kini celana yang di kenakan Arman telah turun.
"Akkangg uuhh besar banget,, mmm kepalanya besar akang.." Surti terbelalak melihat penis Arman yang gemuk dan besar. Secara perlahan tapi pasti boxer Arman mulai turun. Terlihat penis yang besar berurat. Surti merasakan dengan sentuhan nya secara perlahan dan menikmati guratan-guratan yang ada di penis Arman. "Kang uuh kontol akang cakeep.. uuhh pasti enak kanng..." Surti mendesah "Ahh...suurtiii  uuuhh enakk lembut tangan kamu suur.." Arman bergelinjang nikmat merasakan kocokan tangan yang di mainkan Surti.

Dengan posisi berjongkok, Surti mulai memainkan penis Arman dengan tangan kanannya yang sudah berlendir licin. Diperhatikan setiap kerutan-kerutan secara detail. Rupanya Surti benar-benar menikmati penis Arman. Di dalam hatinya Surti bergumam; "Mmm.. kayanya besaran punya kang Arman ketimbang Yudi.." Dengan terus mengocok penis Arman, Surti berusaha memanaskan gairahnya.Di turunkan sedikit celana dalamnya dan memasukan jari tangan kirinya ke selangkangannya, yang memang sudah terasa gatel. "Uuuh mmm..Akang uuh..enaaaak sssst a...mmm.." Surti terus berdesah dan menikmati batang penis Arman walaupun masih ragu untuk mengulumnya. "Ssssst... ahh... Surtiii oohh." Arman berdesis ngilu.
"Uhh ... ahhh Enaaak sayang uuuh.. kocok terus sayaaangg aah..." Dengan kepala berdangak keatas Arman menikmati sensasi kocokan tangan Surti. Posisi berdiri tegap tentu lebih membuat sensasi tersendiri bagi Arman. "Surti sayang...ooohh terus..ooh.." Arman terus meracau nikmat.

"Surti sayaaang.. kaya nya enak kalau kamu kulum-kulum sayang eeehh." Perintah Arman.
"Akang... aku masih takut gede banget kontol akang ooohh" Rasa ragu di hati surti untuk mengulum penis Arman. Namun Arman tidak memaksa.
"Ea ga papa uuh." Jawab Arman. Kali ini Arman terasa mau keluar, maklum baru pertama di tiga tahun terakhir tidak melakukan hubungan seks. Dan ini suasana yang sangat beda dengan hubungan seks pertama kali dengan wanita yang di nikahinya.

"Sayang akuu.. mau keluar agggt aah..." Kembali Arman berdesah nikmat. "Keluarin akkaaangg ..uuh...." Timpal Surti."
"Uhhh nakal kamu Sur.."
"Akang ah yang nakal."
"Jablay kamu Sur.."
"Akang tuh hidung belang."
"Uhh aaaah, mmm..." Mereka saling mengumpat di dalam irama yang penuh rasa dan seni.

Arman mulai merasakan ada yang mau keluar di ujung penisnya yang membesar secara total.
Surti masih asik memainkan kocokan tangannya di batang penis Arman yang berurat. Tangan kiri surti tidak tinggal diam, dengan posisi berjongkok dan sedikit melebarkan pahanya, sangat mudah jari jemari surti menusuk-nusuk vaginanya. "Akaaanng... enak akan...ng enakk... uuheeegght " Racauan Surti tidak di gubris. Arman mengejang "Uuuh... eeeeggght..." " Uh uh uh " Arman menggeram kencang " Aaaaahhhhh.."

Crot croot croot Cairan putih kental keluar dari ujung lubang penis Arman.

Tampa di sadari Surti yang sedang fokus sama dengan tusukan jari tengah nya dan merasakan nikmat di dalam vaginannya. Tiba-tiba Crott, Plok plok plok. Sperma Arman sudah membanjiri muka Surti. "Giillaaa.. aakaanng.. peju kamu ngagetin aku tau uuhh.." 'Uhhh bau ..." Ucap Surti dan segera mengelap seluruh Sperma Arman yang tumpah di seluruh mukanya.
Surti mencium bau yang khas dari cairan kental dari sperma Arman, terasa sedikit jijik, namun rasa bau yang nikmat membuat Surti penasaran dan menciumnya dengan rasa. "Mmmm...akaaang.. bau banget.. uuhh." Surti tersenyum sembari mendangak keatas memandang wajah Arman. Di cium kembali sperma yang terlihat kental, rupanya surti nyandu dan suka dengan baunya yang khas. "Mmm.. ternyata enak baunya, pantesan neng Yeni suka, bahkan di telan lagi." Bathin Surti merasa puas apa yang di dapat hari ini dengan Arman.

Arman berdiri lemah. Dengan penis yang masih berdiri tegak, namun perlahan-lahan kuncup mengecil.
"Surti sayang boleh kah aku sekarang ini memanggil mu sayang..?" Arman mencoba merayu sambil mengakat tubuh Surti yang terlihat bangga dengan spermanya.
"Iya akang.. apa aja kamu manggil aku. aku senang akang, bisa memuaskan aku dengan cara seperti ini, yang Surti belum pernah melakukan walaupun sama suami surti dulu. Akang nakal kenapa gak bilang-bilang kalau mau keluar, kan jadi banjir nii muka surti." Kata Surti dengan manja.

Mereka pun berpelukan. "Sayangg... kalau bisa jangan sampai ketahuan sama majikan kita yah.." Kata Arman membisikan telinga Surti. "Sssst.. iya akang hanya kita yang tau dan merasakan fantasi di hari ini." Jawab Surti. "Ya sudah taikin lagi celana dalammu. uuh untuk hari ini aku gak dulu lihat memek mu say, akang takut kita kelamaan di sini, takut majikan kita mencari kita." Kata Arman sambil kembali menaikan celananya.

Surti pun merapikan roknya. "Kang nanti mau lagi yah.. akang belum melihat memek Surti nanti kalau ada waktu kita seperti ini lagi, gantian akang yang mainin memek Surti, uuhh .." Ujar Surti

Mereka pun keluar dari gudang. Dengan merasa puas apa yang mereka lakukan di dalam gudang yang akan menjadi kenangan terindah kelak.

***

Cerita Selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar