Sabtu, 14 Juni 2014

Dancing Juice Part 2


Royani hanya bisa mengikuti irama, naik turunnya lidah Remon yang terus mengguras selangkangannya. Dengan tatapan menerawang ke langit-langit ruangan, Royani hanya bisa mendesah. Erangan pelan keluar dari bibirnya tatkala lidah Remon mengisap klitorisnya kuat-kuat. Cairan kental keluar dari penis Burhan yang sedari tadi di mainkan ke mulut Royani yang penuh dengan cairan kental itu. Royani hanya menikmati aroma dan rasa yang khas dari penis Burhan.

"Jangan.bang ahh jangan,,uh.. ... ampun ... aghhh ...." Rintih Royani hampir tersedak oleh cairan kental tersebut.

"Bos ... gantian aku yang di bawah, bos di atas yah ... uuh..sedapa banget bos kuluman cewe ini hehehe ..." Kata Burhan terkekeh, dengan memandang wajah yang penuh kepuasan.
"Mmm.. boleh juga bur..! oke gantian gue yang di atas .." Sambut Remon.


Remon menyeringai seraya menyeka mulutnya. "Siip... gue juga kepengen bur.! kontol gue di sepong ama nih cewe..mmm ssstt pasti enak uh." Ujar Remon sambil merangkak ke depan wajah Royani yang terlihat  lemas.

Remon berdiri di hadapan Royani dan berusaha memegang Rambut Royani yang sudah teracak hingga membuat Royani menatap letih dan kagum melihat batang penis Remon. "Setan banget nih kontol abang ini, gede banget.." Bathin Royani.
 "Mmm.. sayang..kamu nungging yah.. Sepertinya asik kalau kamu sepong kontol ku." Ujar Remon sambil memaksa tubuh Royani untuk menungging. "Ayo sayaaang .. kamu lumat nih kontol ku uuh.." 

Dengan tubuh tak berdaya, Royani pun hanya menuruti perintah Remon. Dengan posisi menungging, terlihat jelas batang penis dari seorang lelaki, besar , panjang berurat yang di panggil Remon ini sudah berada di hadapannya. "Besar yah sayang.." Rayu Remon dengan tegap memegang batang penisnya dan di acung-acungkan ke mulut Royani. 

Di lihat batang penis Remon yang besar panjang dengan kepala sedikit berwarna coklat, Royani menatapnya dengan kagum. Di bedakannya dengan punya Burhan yang kecil namun panjang. Batang penis Remon terlihat kekar dan berurat. Rasa ragu terbesit di hati Royani untuk mengulum batang penis Remon. "Apakah aku masih bisa bernafas jika penis yang besar ini memenuhi seluruh lobang mulutku." Bathin Royani penuh dengan ragu.

Royani hanya bergumam di dalam hati. Dirasakannya perlahan dengan jilatan di kepala penis Remon yang sudah keluar air mazi cairan pelicin bening sehingga membuat penis Remon terlihat mengkilap dengan cairan mazinya. Remon menengadahkan kepalanya merasakan nikmat goyangan lidah Royani menjilati ujung penisnya. "Ayo sayangg ... jilat terus ...uuh.. geli sayang ah..." Remon menggeli merasakan nikmatnya lidah yang dimainkan Royani di batang penisnya. "Ssstt..enak sayang.."

Mendengar ucapan dan erangan Remon, Royani terus mencoba menjilati penis Remon walaupun terpakasa namun Royani menikmati dengan suka. Membuka lubang penis Remon dengan lidahnya lalu memainkannya dengan ujung lidahnya."Sssstt..gila kali ini aku menjilati kontol sstt.." Bathin Royani.
 "Ahh.....uuhhh.. enakk..sayang.. ahh pinter kamu..oohh." Desah Remon.

Royani tidak memperdulikan desahan Remon. Royani hanya menikmati dengan terpaksa. Terlanjur nikmat dengan pelecehan yang di lakukan dua lelaki ini. Royani pun mulai memberanikan untuk mengulum lebih dalam lagi, lebih berirama, sambil mengocok-ngocok batang penisRemon yang memerah. Mengkaramkan semua batang penis yang besar dan panjang itu. "Uggg....mmmhh.." Royani terus memaksakan mulutnya untuk melumat abis. "aggghhh.."

"Uuuhhh..." Remon mendesah terasa ngilu di sekujur penisnya. "Ahhhh ... uuuhh ... ayo ssaaayaannnggg ... ngisap terus uuuh," Remon menggelinjang nikmat.

Rasa yang khas dari batang penis Remon membuat Royani terus memainkan lidah juga mulutnya.
Royani terkejut ketika dirasakannya ada sentuhan di belakangnya dengan cara menggesek-gesekan dinding vaginanya. "Eeehhh ... aghtt.." Royani mencoba menoleh kebelakang, ingin mengetahui apa yang di lakukan Burhan dengan penisnya. Ternyata Burhan tengah menempel-nempelkan penisnya di bibir vagina Royani.

Remon yang sedari tadi menikmati mulut yang lembut dari seorang wanita hanya terus mengerang dan meracau. Tidak memperdulikan apa yang dilakukan Burhan. "Ahh ... saaayaanng ... ayo terus isap lah sesukamu uuhhh!"

Royani meneruskan apa yang di perintah Remon dengan penuh perasaan. Lama kelamaan, Royani menikmati apa yang dia lakukan. Royani tidak memperdulikan Burhan yang masih menggosok-gosokkan penisnya di lubang vagina Royani yang telah basah kuyup. "Mmm...aaahh gede amat sih bang,,ga muat nihh.." Royani mencoba untuk meracau karena memang turut merasakan kenikmatan yang belum pernah ia alami.

"Ohhh sayang kamu suka yah." Desah Remon merasa menang atas Royani.

"Ia...bang,,,sst.. enak bang uuh.."

Entah disadari Royani atau tidak, Royani mengangguk,"iya ... eeggghh"

Burhan terus menggosok-gosokan penisnya dengan maksud agar horny kembali, namun hanya setengahnya. "Uuuh, susah amat sihnih kontol gaceng nya!" Dengan wajah memelas Burhan mencoba membuat penisnya bangun kembali, yang memang Burhan sudah sudah mencapai klimaks dan memuncratkan spermanya ke mulut Royani.
Dengan usaha yang nyata, Burhan mencoba membangunkan penisnya dengan mengosok-gosokan penisnya ke dinding vagina Royani yang dikelilingi bulu-bulu yang tegar menjaganya dari serangan pihak luar. Namun bulu-bulu tidak mampu menjaganya dari serangan rudal Remon dan Burhan. Apalagi Remon sudah mengacak-ngacak bulu-bulu itu sehingga bertaburan dan membiarkan Ratunya di lecehkan.

Royani merasakan ada yang lain dari dinding vaginanya. Dirasakannya gesekan yang lembut, yang membuat Royani bergelinjang geli. "Eeeehhh.. aahhh aku harus sanggup menghadapi dua lelaki ini. dan aku akan membuat mereka puas." Bathin Royani sambil menaikan bokongnya lebih tinggi. Semua permainan mereka membuat Royani melakukan apa yang seharusnya tidak dia lakukan.

Royani sesungguhnya sadar apa yang akan di lakukan Burhan di bokongnya. Dengan lincah dan penuh nafsu, di susul dengan kecepatan kuluman mulutnya ke batang penis Remon, membuat Remon mengingis kegelian yang penuh linu. "Ahhh ... hati-hati sayyangg jangan sampai robek yah ... uuuhh," Remon mendesah.
"Teruus sayang ... uuuhh,,enaak..ahhh gelii.."

"Eennaaakkk ya baang..mm,..sst...aaahh" royani mencoba untuk mendesah. Penis Remon benar-benar membuatnya ketagihan dan lupa bahwa i sedang di lecehkan. "Mmm ... aahh ...."

"Rakus sekali kamu sayang ... emang enak yah rasanya?." tanya Remon sambil memegang rambut Royani yang panjang tidak teratur. Digenggamnya rambut Royani agar mudah Remon untuk mengekspos wajah yang penuh nafsu yang terpancar dari wajah Royani. Mata Royani menatap sayu Remon yang dibalas Remon dengan senyuman tipis. Royani pun menyambutnya. "ia.. abaang enak rasanya mmm.."

Dari belakang bokong Royani, Burhan masih mencoba untuk mengatur batang penisnya yang setengah tegang. Mencoba untuk menghujamkan ke vagina Royani yang sudah memerah dan siap untuk di hujani batang penis Burhan. Tidak perduli apa yang di lakukan dua lelaki ini. Royani hanya bisa mengimbangi permainan mereka berdua. Karena Royani pun merasakan sensasi dan kenikmatan yang luar biasa itu.

Usaha Burhan hampir menguasai keadaan. Dengan memaksakan agar penisnya masuk ke vagina royani. Blleeeebeeb peeess ... Perlahan tapi pasti. "Uuugghhh,.." Burhan berdesis, "uuuh ... aahh ... Akhirnya masuk juga ... uuuhh," Burhan merasa puas karna penis yang setengah tegang itu sudah berhasil membelah vagina Royani. Sehingga membuat Royani terkejut dengan benda yang masuk ke dalam vaginanya.

Royani berusaha mengimbangi apa yang di berikan dua lelaki itu dari kedua lubangnya. Penuh sensasi Royani mengerang, "Ahhh ... mmm ... ooohhh," Sleb bleb sleb bleb. Terdengar suara yang penuh birahi dari gesekan antara vagina dan penis Burhan hingga membuat Royani mengerang nikmat.

"Aaagghht ... eeennakk ahh ... pelan-pelan, Bang, uuhh ...." Pinta Royani yang sudah merasakan kenikmatan yang baru saja mengalir suatu benda yang unik ke dalam vaginanya.

''Ohh," Burhan merasakan sudah menegang kembali. Ia pun mulai menghujamkan penisnya dengan kecepatan yang penuh rakus. Kocokannya membuat Royani merem melek, dengan nafas tersengal-sengal. "Ahhh eeennaaakkk ...uuuh ...." Desah Burhan. "Iya..baang aahh." sambut Royani mengerang.

"Aaaww ... pelan-pelan, Bang ... sakit tau ... uuhh, tapi ... eennaaakk ... eeeggh" Desah Royani terbata-bata menyambut dan terus mengikuti irama permainan Burhan.

Dengan kepala mendongak keatas, Remon yang sedari tadi menikmati kuluman bibir yang mungil dengan penuh nafsu seorang wanita bernama Royani, terus mengerang kenikmatan yang dipancarkannya. Keluar masuknya permainan Royani dengan genggaman tangannya. Bibirnya terus menjilati kepala penis Remon sembari mengocok-ngocok dengan tangannya, Royani pun menikmati permainan. "Aahh... ayo dong, Bang keluarkan, aagghh ... uuhh," Sedak Royani dengan menatap wajah Remon. Royani merasa mulutnya akan robek seketika. Melayani Remon yang ternyata kuat.

Dengan tubuh bermandikan keringat, mereka terus menikmati permainan. Klimaks pun terasa. "Aku mauuu keluar ... aaahhh ...." Sentak Burhan yang semakin kencang menggoyangkan bokongnya

"Ahhh terus sayang sedot terus aahh,,  aku mau keluar nihh aagght ...." Remon pun turus berdesah, dengan semangat mengacak ngacak rambut Royani yang sudah acak-acakan dengan jambakan Remon  yang bernafsu.

Merasakan kedua lelaki ini memulai klimaks. Royani pun menambah gerakannya dengan terus mengocok dan mengulum penis Remon dengan cepat. Royani pun tidak mau kalah dengan gerakan yang sedari tadi menusuk-nusuk liang vaginanya, tusukan Burhan yang menghujam vaginanya membuat Royani merasakan sensasi yang sangat luar biasa. Dengan memutar-mutarkan bokongnya. Royani pun turut membuncah menikmati gerakan yang di lakukan Burhan.

"uuh uh uh keluarin baanngg ... aahh eehh.." Desahan royani membuat semangat kedua lelaki itu.

Remon menatap sayu Royani, "Iya sayang, uuhh aku dah hampir lagi nii aah ...."

Mereka saling mengerang nikmat. Tak kecuali Burhan, yang asik mengocok vagina Royani dengan penisnya.

"Aku juga sayang ... aaahh!" Sambut burhan. "Uhhh ... aahh ...." Desah Burhan lagi seraya menggosok-gosokkan penisnya yang tampaknya sudah mulai memerah. 

Sensasi aneh merayapi sekujur tubuh Royani. Lagi-lagi sensasi itu membuat Royani ingin sekali berteriak sekerasnya. Ini adalah kali ketiga Royani merasakan sensasi ledakan. Vaginanya berdenyut-denyut hebat. hal berikutnya yang Royani tahu, cairan nya keluar begitu banyak. Royani yakin jika cairan tersebut menyembur kencang dan banyak.

"Akuu keeeluuar... ooohh eenakk ...." Sperma Remon pun keluar dengan semburan yang menyakinkan 'Croot croot croot' "Uhh ... ahh!"Teriak Remon lagi.

Melihat sperma Remon yang sudah menyembur, Royani pun dengan sigap melebarkan mulutnya. Mencoba untuk menelannya, dengan penuh rasa sensasi dan bau yang khas dari sperma seorang lelaki. Rasa sperma Remon lebih nikmat dari Burhan. Dan, baunya juga lebih khas milik Remon ketimbang Burhan.

"Ahhh,,, uuhh bau, Bang...bau banget.. cuih..." Royani mendesah sambil memainkan lidahnya yang sudah belumuran sperma.

Burhan pun sudah mencapai klimaks yang sangat, sambil menggeram burhan berkata, "Sayaaang ... aah aku buang di luar yah ... apa kamu mau lagi nelen sperma?" usik Burhan jahil.

Royani menggeleng lalu menoleh kebelakang, "di luar ajaa, Baang," lalu tampak berfikir kemudian mendengus, "aahh seterah ... aaahh. Jangan ke mulutku yaah aahh aku dah kenyang dengan sperma bos mu ini, uuhh," Kata Royani dengan menoleh kebelakang, lalu mengusap ujung bibirnya yang masih belepotan sperma menggunakan ibujari tangan kanannya.

Sedetik kemudian sperma Burhan berhambur keluar, tepat di bokong dan lobang anus Royani yang sedari tadi memerah. "ahhh uuhh aagtt ...." Burhan terlihat puas.

Royani merasakan hangatnya sperma dari kedua lelaki baik dari lobang mulut mungilnya,maupun dari lobang vaginanya yang tembem. Kehangatannya yang membuat Royani bergelinjang nikmat. Dengan durasi yang panjang permainan dari kedua lelaki itu, membuat Royani empat kali orgasme. Basah selangkangannya dengan air-air kenikmatan, terasa selangkannya seperti mendapatkan cairan yang hangat. Air kenikmatan yang penuh sensasi dan seni rasa.

Burhan segera memakai celananya kembali. begitu pula Remon. Tanpa banyak kata, Burhan keluar dari ruangan. meninggalkan Royani yang terduduk di lantai--kelelahan. Remon yang melihat Royani seperti itu merasa tidak tega juga. Walau bagaimanapun, naluri kemanusiaannya masih ada. Setelah memakaikan celananya kembali, Remon meraih jaketnya yang teronggok di sofa lalu memakaikannya pada tubuh Royani.

"Makasih," gumam Royani pelan. Biasanya, orang yang setelah bermain sex akan kelelahan. Remon tahu itu. Ditariknya Royani ke pangkuannya kemudian memeluknya.

"Tidur. Aku tahu kamu capek," gumam Remon yang tidak ditanggapi sama sekali oleh Royani. Royani terlalu lelah hingga dia tidak sanggup membuka matanya kembali.

***

Malam pun merangkak datang. Rojali yang sedang asik dengan sebatang rokoknya dan secangkir kopi terlihat gelisah. Royani, gadis yang telah memikat hatinya sampai saat ini tidak juga mengirim kabar. Rasa bersalah pun menghantui di hati Rojali. Apa yang di lakukannya semalam membuat hati Royani pasti akan terpukul. Rojali menyadarinya atas perbuatannya yang kurang mengontrol nafsu bejatnya.
"Apakah Neng Royani marah yah? atau apa.. kenapa aku telpon nggak aktif dan sms nggak di balas," bathin rojali yang semakin cemas juga di liputi rasa rindu dengan gadis yang di cintainya.

Dimatikan rokok yang masih setengah itu ke asbak biru. Tanpa pikir panjang, diraihnya kunci motornya. Motornya pun di starter, memanaskan dan bersiap untuk menuju rumah Kos-kosan yang di tempati Royani.

'triing..triinng' Belum sempat Rojali melajukan motornya, ponselnya berdering yang berasal dari saku celananya. Menggerutu karena mendapat gangguan, Rojali pun mengangkatnya tanpa repot mengetahui siapa yang meneleponnya.

"Haloo.."

"Hahahah hai bangsat!" tawa membahana itu membuat Rojali menjauhkan ponselnya lalu menempelkannya kembali, "lo malam ini akan menderita bersama kekasih lo ...." Suara yang mengancam itu membuat Rojali tertegun kaget.

"Lo bayar utang loe malam ini, kekasih loe akan selamat dan masih bernafas." Kembali suara itu mengancamnya. "tapi kalau loe nggak bayar, tinggal tunggu beritanya besok ada mayat seorang wanita."

Dengan wajah memerah Rojali pun berbalik mengancam karena merasa tidak terima. "Eh, Bung, siapa lo.. jangan coba-coba mengancam. lo tau temen-temen gue banyak. " Gertak Rojal.

"Hahahah berani mengancam lo!" cibir suara itu lagi, "eh, bangsat utang main judi lo sudah melampaui masa tempo, kalau lo nggak sanggup membayar maka wanita ini akan mati."

Dari gertakannya yang mengancam karena permasalahan hutang piutang perjudian, Rojali tersadar bahwa yang mengancam adalah Remon. Orang yang bersaing dalam permainan judi di salah satu kasino. Rojali memang mempunyai hutang dengan nilai jutaan, yang belum mampu untuk membayarnya. Perjudian yang membuat Rojali terpuruk dan menghabiskan seluruh hartanya, membuat Rojali harus berhutang pada Remon sebagai bandar yang bersedia meminjamkan uangnya. Namun Rojali tidak tahu kalau berakhir seperti ini konsekuensinya.

"Oke ... oke ... saya akan bayar!" Desah Rojali putus asa. Bingung ingin mencari uang kemana. "Tapi tolong jangan sakiti cewe gue." Ujar rojali dengan wajah cemas.
"Jadi kapan loe mau bayar?" kilah Remon.
"Secepatnya akan gue carikan," gumam Rojali, "mungkin besok sudah ada uangnya." Rojali mencoba untuk meyakinkan walaupun sesungguhnya tidak yakin.

"Ok gue kasih waktu sehari lagi." Putus Remon, "tapi awas kalau gagal. wanita pujaan lo nggak bakal selamat." Gertak Remon sambil mematikan hp nya." Lalu pembicaraan pun terputus.

Rojali terpaku dan terdiam. Otaknya memutar bagaimana cara mencari uang sebesar itu, untuk melunasi hutangnya. Namun pikirannya terpaut pada Royani yang telah tersandera. "aku harus bisa menyelamatkannya." Bathin Rojali.

***

Royani telah tersadar dari kenikmatan yang membuatnya terlena. Dengan wajah yang terlihat bingung, namun terasa wajah yang puas, Royani pun segera membersihkan selangkangannya. Celana dalam yang di kenakannya di buat lap untuk vaginanya. Bra miliknya yang sudah tidak jelas tali temalinya. semerawut Royani segera mengenakannya. Celana dalamnya penuh kerak dan terlihat basah terpaksa harus mengenakannya kembali.

Dengan posisi kedua tangan terikat menyatu, membuat Royani tidak bisa membasuh vaginanya maupun buang air kecil. Mungkin akan kencing di tempat itu juga, yang penuh tumpukan kardus bekas. Dia bahkan tidak tahu sejak kapan dirinya di tinggalkan sendiri di ruangan tersebut. Seingatnya, masih ada Remon yang menungguinya sebelum dia terlelap kelelahan. Namun, kesedihan segera menguar keluar. Mengingat betapa hina dirinya. Betapa lacur dirinya. Royani sudah tidak ingin lagi hidup jika harus seperti itu.  Kenikmatan itu telah membuatnya lupa segalanya. Tidak mengerti kenapa dirinya bisa terlahir harus menanggung derita.

Cerita Selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar