Minggu, 15 Juni 2014

Nightfly

Kawasan Dolly sudah umum di kenal masyarakat luas. Bukan hanya dalam negeri saja melainkan luar negeri juga. Bahkan, Dolly adalah salah satu kawasan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara yang mengalahkan Phat Pong di Bangkok ataupun Geylang di Singapura. Dolly bahkan termasuk lebih dikenal ketimbang Kota Surabaya sendiri. 

Begitu banyak orang yang menggantungkan hidup pada kawasan Dolly yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda tersebut. Salah satunya Syahilla. Sebelumnya, tidak terfikir olehnya untuk mengadu nasib seperti itu. Tuntutan hidup yang jahat, membuatnya mau tidak mau menyanggupi pekerjaan yang ditawarkan oleh salah seorang temannya. 

Duduk berjajar bersama teman-teman yang lain di hadapan para pemuas nafsu syahwat dengan pakaian super minim tidak lantas membuat Syahilla risih. Dulu, gadis berambut ikal bergelombang sebahu itu
memang malu. Itu tiga tahun lalu. Kini, dia tidak malu lagi. Bahkan, dia berani bersaing dengan temannya yang lain demi mendapatkan pelanggan yang menurutnya berkantong tebal. Bonus tampan tentunya.

Syahilla mengibaskan rambut ikalnya. Mata kucingnya menatap menggoda tiap pria yang berjalan di hadapan dia dan juga teman-temannya. Diantara yang lain, Syahilla memang tidak pernah berdandan terlalu mencolok. Bibirnya yang mungil sudah merah merekah tanpa harus memakai lagi lipstick merah menyala lagi. Lesung pipitnya yang tampak ketika dia tersenyum membuat Syahilla tampak cantik juga manis di pandang.

Mata seluruh wanita yang tengah duduk berjajar itu seketika berbinar tatkala melihat seorang pengunjung yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Kemeja yang dipakai pria tersebut tampak sangat pas dipakai. Bahkan celana pantaloon hitam pria itu juga sangat serasi dikenakan. Mata Syahilla tertuju pada bagian selangkangan pria yang kini tengah berjalan menatap jajaran teman-temannya. Syahilla yang duduk di ujung barisan paling kiri hanya bisa memandang takjub pria tersebut. Sungguh, pria tersebut sangat mempesona dan hey, sepertinya dia pernah melihat pria itu sebelumnya. Namun entah dimana. Hidung mancung dengan bibir tipis dan rambut pria yang dipotong spike itu membuat Syahilla yakin pernah bertemu pria tersebut sebelumnya. Kulit putih pria itu tampak bersih tertimpa lampu.

"Saya pilih kamu." 

Suara berat pria itu menyapa gendang telinganya hingga membuat darahnya berdesir. Pria itu kini berdiri tegak di hadapannya. Senyum cerah mengganti wajah bingung Syahilla. Pria mempesona itu menunjuk dirinya? ya, dirinya! Dia akan memuaskan nafsu pria itu. Syahilla yakin, nafsu pria itu sangatlah besar.

"Oke, Babe," 

Syahilla merajuk manja menggapai lengan pria itu. Dilingkarkan tangan Syahilla di pinggang pria tersebut. Syahilla mendesah mencium parfum yang dipakai pria itu. Parfum mahal. Syahilla yakin sekali. Dan, dia sangat merangsang mencium parfum pria itu.

Ditempelkan pipinya di dada pria tersebut saat diketahuinya pria itu membawanya keluar dari 'kawasan'. "Kita kemana, sayang?" gumam Syahilla kemudian mencium pipi pria di samping kanannya.

Pria itu menatap Syahilla sekilas. Senyum kecil terukir di bibir pria tersebut. "Ke hotel saja. Aku sudah booking kamu dua hari. Mami May sudah setuju." Ujar pria itu. Didekatkan bibir tipis pria itu di telinga Syahilla lalu berbisik, "buat aku puas akan pelayananmu. Buat penisku tegang tiap saat." Lalu, kuluman pelan di telinga Syahilla mengakhiri ucapan pria itu hingga membuat Syahilla terkikik manja.

"Oke. Aku bakalan membuat penismu itu tegang juga berurat." Desis Syahilla saat dirasakannya gigitan pelan dan kekehan pria itu ditelinganya.

"I'm waiting," gumam pria tersebut menyudahi gigitannya.

Syahilla tersenyum manja, diulurkan tangan kanannya lalu meraba selangkangan pria tersebut. Mata kucing Syahilla menatap pria tersebut, "Kontolmu sudah tegang," bisik Syahilla vulgar. Kemudian, Syahilla merasakan denyutan lagi di penis pria tersebut diiringi desisan yang keluar dari bibir pria itu.

"Arrggghh, buat aku keluar berulang kali, eh ... siapa namamu?" tanya pria itu masih mendesis-desis ketika membawa Syahilla yang masih meremas-remas penisnya dengan kelembutan luar biasa.

"Syahilla. Kamu?"

"Panggil aku Pram."

"Oke, Pram. kita ke hotel atau jalan-jalan dulu?" tanya Syahilla menggoda Pram yang wajahnya sudah merah padam menahan gairah.

"Hotel!" tegas Pram tidak mau dibantah yang malah membuat Syahilla merasakan sensasi menggoda dari Pram.

***

"Ahhhhh .... terus, Baby," perintah Pram pada Syahilla yang tengah mengulum penis Pram sementara Pram tengah meremas-remas payudara Syahilla yang sudah keluar dari sarangnya. Puting payudara Syahilla yang berwarna cokelat terang tersebut tampak menegang sempurna.

Syahilla sudah merasakan macam-macam ukuran dan bentuk penis pria. Dari yang kecil layaknya sebuah korek gas, hingga yang melengkung layaknya pisang. Namun, dari semua pria yang dia layani, hanya penis Pram yang dia akui begitu memukau. Ukurannya sangat pas. Tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Penis yang berwarna cokelat terang tersebut tampak berurat. Persis seperti apa yang dia bayangkan. Kepala penisnya meruncing sempurna yang Syahilla yakini akan merobek keperawanan seseorang dengan sekali sentakan. Satu hal lagi, penis Pram tampak gemuk dimatanya hingga membuat cairan di vagina Syahilla menetes.

Dengan lirikan manja, dia menggigiti penis Pram hingga membuat pria itu menengadahkan kepalanya ke langit-langit hotel. "Ahhhhh ...." Pram mengerang merasakan nikmat gigitan pelan dari Syahilla.

Dengan sekali sentakan, Pram menarik Syahilla yang masih mengulum penisnya agar menjauh. Tubuh telanjang Syahilla tampak berkilat diterpa lampu. "Aku nggak tahan." Desis Pram memandang seluruh tubuh Syahilla. Dada yang menonjol dengan puting payudara yang menengang serta vagina yang dihiasi bulu-bulu halus tersebut membuat penis pRam semakin menegang.

Syahilla memandang penis Pram yang berkedut-kedut keras itu. "Sudah mulai panas? mau dimasukin sekarang?"

Pram mengangguk tidak sabar. "Masukkan." Perintah Pram.

"Kemana?" tanya Syahilla mendorong Pram hingga terjatuh di atas tempat tidur.

Pram menggeram, dia kembali berdiri. Dengan sekali tarikan tangannya, dia menjatuhkan Syahilla ke tempat tidur hingga jatuh terlentang. Saat terlentang seperti ini, vagina Syahilla sangat terekspos sempurna. Pram menggeram lagi ketika melihat vagina merah muda milik Syahilla. Dalam eksistensinya sebagai pria yang tidak terkalahkan di atas ranjang, baru kali ini melihat vagina yang tampak indah di matanya. Pram bisa menduga, bibir vagina Syahilla itu sebatas ujung lipatan penisnya. Betapa montoknya bibir vagina Syahilla. Kenyataan itu membuat cairan pre-cum Pram menetes. Sial! ini adalah kali pertama dia begitu terangsang. Terlebih melihat Syahilla mengusap pelan vagina merah mudanya itu lalu memasukku dua jari kedalamnya. Mata kucing Syahilla yang setelah terpejam itu membuat Pram bergairah.

"Sini, biar aku gantikan tanganmu pakai kontolku."

Kevulgaran Pram yang tiba-tiba itu membuat Syahilla membuka matanya. "Mau gantikan apa?"

Pram berdecak. Diserbunya bibir usil Syahilla menggunakan bibirnya. Dilumat kuat-kuat bibir Syahilla hingga wanita itu mendesis. "gantikan tanganmu yang dari tadi aduk-aduk memekmu itu." gumam Pram setengah menggeram. Lalu, tanpa aba-aba lagi, dia mengarahkan penisnya ke liang senggama Syahilla.

Blesss ... penisnya amblas sempurna diiringi erangan nikmat mereka berdua. Syahilla mendesah panjang. Penis Pram terasa penuh di vaginanya. Syahilla menahan nafas lalu merapatkan vaginanya hingga membuat Pram mengerang merasakan vagina Syahilla menjepit kuat penisnya.

"Ahhhhhh ... Baby, ketat!!" Teriak Pram lalu memaju mundurkan penisnya kuat-kuat. Syahilla ikut mengerang. Masih  berusaha merapatkan vaginanya, Syahilla ikut memaju mundurkan bokongnya. Bisa Syahilla rasakan penis Pram yang berurat itu keluar masuk vaginanya diiringi bunyi kulit yang saling bersentuhan.

"Terus, sayang!" Desah Syahilla. "aaahhhh.... ugghhhttt ... kamu nikmat, Pram. Besar, gemuk ... ahhh," racau Syahilla yang membuat Pram semakin bersemangat.

Pram menutup matanya merasakan sensasi terasa sangat nikmat akan vagina Syahilla. Pram berjanji dalam hati akan menjadikan Syahilla partner seksnya selamanya. Penisnya terjepit dan terpijit kuat akan vagina Syahilla hingga membuat Pram tidak tahan lagi.

"Pram, aku nggak kuat." Desah Syahilla. Baru kali ini dia merasakan orgasme di menit ke dua puluh. Permainan kasar Pram membuat Syahilla ingin sekali memuntahkan cairannya.

"Aku juga."

Pram menutup rapat matanya. Berusaha menahan cairan spermanya untuk tidak keluar terlalu cepat. Lalu, dengan gerakan tiba-tiba, Pram menusukkan penisnya ke lubang anus Syahilla hingga membuat wanita berusia 25 tahun itu berteriak kencang. Merasakan penis Pram yang secara kasar memasuki anusnya tanpa penetrasi terlebih dahulu. Pram mengerang. Anus memang lebih ketat daripada vagina. Ketatnya melebihi vagina seorang perawan hingga Pram mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa.

"AAAAAHHHH!!!" Pram dan juga Syahilla berteriak kencang bersama-sama.

Tangan Pram tidak tinggal diam. Jempol tangan kirinya memijat klitoris Syahilla. Pram tau, klitoris adalah bagian paling sensitif dari seorang wanita. Dan itu terbukti ketika Syahilla mengerang lagi hingga mengangkat bokongnya tinggi-tinggi. Tangan dan bokong Pram terus bermain. Memijat juga memaju mundurkan penisnya di anus Syahilla.

"Aku keluar!!" teriak Syahilla.

Cairan bening milik Syahilla keluar deras hingga memasahi seluruh pangkal paha Pram. Pram yang masih diujung tanduk, menggoyangkan bokongnya. Tidak perduli lagi Syahilla yang mengerang sakit juga nikmat. Hingga cairan sperma Pram memenuhi lubang anus Syahilla.

"Uggghhttt ... ehhhhh ... enak." Gumam Pram mengistirahatnya penisnya di dalam anus Syahilla.

Penisnya masih menegang. Masih minta dipuaskan. Anus saja belum cukup. Tanpa repot membersihkan penisnya, Pram mengarahkan penisnya ke vagina Syahilla. Kesat dari sperma Pram, Syahilla rasakan hingga wanita itu mengerang dalam lelah.

"Uhhhhh ...." gumam Syahilla.

"Aku buat kamu nggak bisa bangun," gumam Pram menghujamkan penisnya ke dalam vagina Syahilla. Kesat dari spermanya sendiri membuat Pram memejamkan mata. Ditambah Syahilla yang sengaja mengetatkan dinding vaginanya membuat Pram menggenjot penisnya dengan kuat.

"Uuuggghhhhttttt ...." erang Pram, "Kamu pintar." Pujinya yang membuat Syahilla tersenyum lagi.

"Memek kamu indah ...." Puji Pram lagi. "Montok. Uuuhhhh ... ketat ... Aku tidak tahan. Aku ... keluarrrr ...." Pram dua kali memuntahkan spermanya walaupun yang kedua ini sedikit. PRam tampak puas. Ini baru permulaan. Pram akan membuat wanita yang di bawahnya itu tidak bisa bergerak lagi. Seringai bermain di bibir Pram. Pram tahu, Syahilla sepertinya tidak mengenali dirinya sama sekali. Dan, Pram pasti akan tertawa ketika Syahilla sadar siapa dirinya sebenarnya. Pasti Syahilla akan kaget bukan main atau bahkan lari tunggang langgang mengetahui siapa Pram sebenarnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar