Kamis, 25 September 2014

my vigin part 4

CERITA SEBELUMNYA

Suasana senja menghampiri malam. Yeni terbangun dari lelap siangnya. Rupanya peristiwa malam itu membuat seluruh badannya terasa lelah. Merenggangkan urat darah Yeni mengangkat kedua tangannya, di selonjorkan kedua kakinya. daster tidur berwarna putih tipis yang di kenakannya menambah seksi terlihat. Lamunannya tertuju pada kekasihnya Yudi, yang telah merenggut kesuciannya yang harus dia jaga sampai melangkah ke pelaminan yang di ikat dengan kesucian cinta. Namun gelora syahwat tidak bisa di bendungnya. Dengan dasar cinta dan suka sama suka, membuat kelakuan semalam bersama Yudi kekasihnya harus di rasakan bersama. Merasa terbuai dalam rayuan membuat Yeni terperangah dengan ke liaran dari seorang Pria yang di cintainya.




Bersandarkan bantal. Yeni mencoba mengingat kembali apa yang di lakukan semalam bersama kekasihnya Yudi. Peristiwa yang indah dirasa dan penuh kenikmatan, rasa puas bisa melayani Yudi, Yeni pun puas apa yang di lakukan Yudi pada dirinya. Tidak perduli apa yang akan terjadi pada dirinya maupun keluarganya nanti. Apa yang akan terjadi bila perbuatannya semalam membuatnya hamil. Dan apa yang terjadi jika kedua Orang Tuanya tahu kalau dia sudah melakukan hubungan badan dan menyebabkan dia harus berbadan dua.
"Ah...gmana aja nanti" Bathin Yeni di hatinya. Walaupun sedikit takut dan was-was apabila kehamilan itu benar-benar terjadi

'tok tok tok' Terdengar ketukan dari balik pintu. "Non..bangun non, dah sore.." Terdengar suara yang tidak asing bagi Yeni. "Ya..Mbo aku sudah bangun kok.." Jawab Yeni.
Surti pun bergegas ke dapur kembali untuk menyiapkan minuman untuk majikannya. Segelas air jeruk, minuman yang di suka majikannya itu. Sepotong roti berisikan ceres dan susu kental manis yang di taburi.
Surti melangkah ke meja makan, di tatanya dengan rapi. Rupanya Surti mengerti betul apa yang jadi kebiasaan dan kesukaan majikannya itu. Namun terpikir bagi Surti. Melihat kelakuan non Yeni yang tidak seperti biasanya, tidur sedari pagi sampai senja menyambut. Mungkin lelah dengan apa yang di lakukannya dengan seorang pria yang ia cintainya semalam.

Yeni pun beranjak dari tempat tidurnya. Keluar dari kamar dengan wajah bermimik malas dan enggan, dan menuju meja makan yang sudah penuh dengan makanan dan minuman yang sedari tadi sudah di sediakan Surti. "Non.. gak cuci muka dulu, atau mandi gt.." Sapa Surti. "Malas Mbo, nanti aja sehabis makan, hehehe." Tukas Yeni dengan tersenyum sambil menyantap makanan di depannya. "Yo udah, silakan di nikmati yah non.. nanti abis ini non segera mandi." Celetuk Surti dan bergegas kembali ke dapur. Yeni hanya mengangguk malas.

***

Sore itu Yudi enggan untuk keluar rumah. Sekedar hanya untuk mencari udara segar di halaman rumahnya pun malas. Di dalam kamarnya yang penuh poster-poster para penyanyi legendaris kelas dunia memenuhi seluruh dinding kamar. Rupanya Yudi hari itu sepulang dari rumah Yeni, segera tidur. Perbuatan yang sama apa yang di lakukan Yeni kekasihnya.
Hanya mengenakan celana dalam bertelanjang dada, Yudi melemaskan otot-ototnya. Di lihat foto wanita pujaannya diatas meja yang terpampang manja. Senyuman khas dari seorang Yeni menambah cantik warna-warni di kamar Yudi yang menghiasinya.
Terbayang apa yang di lakukan semalam bersamanya. Merasa iba, namun telanjur terjadi. "Apa di kata rupanya nafsu telah menguasai hati ku.." Besit di hati Yudi."Aku akan bertanggung jawab, dan akan melamarnya dalam waktu dekat ini!." Kembali Yudi membathin.

BBM berbunyi. Rupanya dari yuni.

"Kang udah bangun lum.."

"Udah sayang.. kamu sendiri lagi apa?"

"Nih lagi makan. aku baru aja bangun kang."

"Wah sama say, aku juga baru bangun..malas aku keluar nih..lemes amat badanku."

"Sama akang.. aku juga!.. Akang sih semalam mainnya ganas banget, Yeni jadi lemes nih.."

Yudi hanya tersenyum. "Aku pun puas sayang.." Gumam Yudi. Pesan terakhir Yudi hanya ingin beristirahat. Yeni pun meng iya kan nya, dan membalas; "Iya akang.. aku juga sepertinya mau beristirahat lagi. Nanti malam kita gak usah keluar. kita Sosmed aja ya kang." Balas Yeni dalam Chat BBm nya.

***

Pukul 21.00 Surti beristirahat. Di dalam kamar yang berdekatan dengan dapur di mana Surti di beri tempat untuk menempatinya. Walaupun ukuran 4*3, namun cukup bagi Surti sebagai seorang pembantu. Dengan berpakaian Daster bermotif batik. Surti mengembalikan kembali ingatannya, apa yang di lakukannya dengan kang Arman. Peristiwa yang tak terduga. Teringat kembali apa yang di genggamnya di pagi itu. "Gila, ternyata kontol kang Arman besar juga." Bathin Surti tersenyum, teringat akan penis Arman. "Kang aku mau mengulangi lagi.!" Gumam Surti dalam hayalannya. "Ahhh...akang enaakkk..kontol akang enaaak.." Surti mencoba berdesah dalam kesendiriannya dengan mencoba membayangkan kembali apa yang terjadi pada pagi itu. Surti merasakan ada yang aneh pada dirinya. Semenjak permainan liarnya dengan Arman, imajinasinya terus menerawang akan keindahan Penis dari seorang lelaki. Tampa di sadari Surti hanya bisa merabah Vaginanya, berusaha melakukan Onani. "Ahh...." "Uhhh.." Mencoba menaikan kembali libidonya. "Uhh....aku harus bisa menahan hasrat ini, aku tak sanggup terus begini, ingin ku rasakan sekali lagi permainan yang sangat penuh sensasi dan penuh kenikmatan." Surti hanya membathin, sehingga urat-uratnya menegang.

Dengan posisi badan tidak teraratur. Tubuhnya gelisah merasakan hasrat yang tinggi. Surti  memutuskan untuk keluar malam ini, dan menemui Arman untuk mengulangi kembali apa yang di lakukan pada saat itu.
"Aku harus menemui kang Arman.." Bathin Surti dan bergegas bangun dari tempat tidurnya, keluar kamar dan menuju kamar di belakang halaman. Dimana Arman di tempatkan di belakang rumah. Kamar yang berukuran 5*4 m2. Di khusus kan buat tinggal Arman, sekaligus untuk menjaga perkebunan belakang.

"Tok, tok, tok" Mendengar ketukan dari pintu Arman segera bangun dan membuka pintu. "Surtii.." Sapa Arman dengan wajah tertegun pada kecantikan Surti. Di iringi rasa binggung tidak biasanya Surti memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya. Bahkan di jam-jam tak biasa Surti mengetuk pintu kamar Arman. "Maaf..ka kang." Dengan wajah malu dan memerah Surti menundukan wajahnya. "Ada apa Mbo.." Tukas Arman. "Ih..akang mah masih panggil Surti Mbo aja sih.." Hentak Surti sambil mencubit pipi Arman, sehingga membuat Arman memerah di pipinya dan tersenyum khas. "Kaget aja aku, gak biasanya kamu berani kemari, dah jam berapa ini, nanti majikan kita lihat gimana bisa jadi fitnah tauu.." Kata Arman. "Iya aku tau.." Jawab Surti. "Kang.. aku boleh masuk gak, ntar keburu ketauan neng Yeni!" Surti mencoba memberanikan diri.
Arman tertegun bingung, sambil tengak tengok, ke kanan dan ke kiri akhirnya Arman mempersilahkan Surti untuk masuk ke kamarnya. "Ok.. dah masuk dulu." Arman mempersilahkan. "Makasih kang..hehehe" Surti tersenyum manis dan manja. Arman hanya memandang bingung. Dengan pandangan ke bokong Surti yang bulat. Terlihat jelas dengan dasternya yang tipis.

Berdiri di balik daun pintu. Arman masih berdiam dan terus memandangi Surti yang sudah duduk di kasur lantai yang terbuat dari Busa yang sudah mulai terkoyak, entah karena sudah lama.
"Kangg.. enak juga kamar akang, adem. hehehe" Surti memandangi seluruh ruangan kamar Arman yang sedikit kurang terurus, dan cat tembok yang sudah mulai memudar "Hehehehe..." Arman hanya tersenyum.
"Kang...maaf yah aku kurang sopan mendatangi kamar akang, kang..eeehh." Surti mencoba menggoda dengan manjanya. "Apa..." Ujar Arman dengan memandang wajah Surti. "Udah bilang mau apa kamu kemari?." Tanya Arman
"Eeeh... kang,," "Apaaa." "Aku mau mengulangi kembali seperti pagi tadi." Surti tersipuh malu. Arman di buat kaget mendengar permintaan Surti, walaupun di Arman itu yang di harapkan.

Arman terdiam sejenak. Bingung apa yang harus di lakukan dengan Surti yang begitu menggoda birahinya. Perlahan-lahan Arman memberanikan diri duduk di hadapan Surti. "Kamu gak takut kalau perbuatan kita ini dapat membawa kita kejurang perzinahan!." Arman mencoba menasehati dengan kedua tangan memegang pundak Surti.
 Surti pun menunduk malu dan hanya memandang wajah Arman dan mata yang penuh hasrat. Surti mengerti kalau Arman pasti akan melakukannya. Terlihat dari pandangan matanya yang penuh nafsu.
"Kita kan suka sama suka. dan soal dosa dan resiko kita tanggung masing-masing,.gak papa ko kang. yang penting Surti malam ini ingin melampiaskan syahwat Surti yang sedari malam sudah gak tahan  kang.!" Surti mengemis cinta. "Ok.. nanti seandainya kamu hamil, aku tidak bertanggung jawab yah,?" Mendengar perjanjian yang di ikrarkan Arman, Surti hanya bisa mengangguk, bertanda resiko di tanggung masing-masing. Surti tidak bisa menuntut Arman kalau terjadi kehamilan pada dirinya. "Gak papa lah yang penting aku dapat memuaskan diri ku sendiri." Bathin Surti sambil menunggu apa yang akan di lakukan Arman.

Arman mencoba memberanikan diri dengan mencium kening Surti.
Dengan merasakan kehangatan ciuman, Surti hanya merem dan tidak berani menatap wajah lelaki itu yang mulai dengan mimik penuh hasrat. Sambut dengan ciuman mesra, di kecupnya bibir tipis Surti dengan penuh nafsu. Surti merasakan ada yang beda dengan permainan pagi tadi. Kini Arman lebih romantis dan penuh kehangatan. Rupanya Arman sudah pengalaman dala mencumbu seorang wanita Cumbuan maut membuat Surti bergelinjang hangat yang di rasakan. "Hmmm.. akang... Hmmm." desis Surti. "Ssst...ahh.." Arman dengan rakusnya melumat bibir Surti.
Dengan rangkulan tangan Surti ke pundak Arman, membuat Arman dengan mudah mengangkat tubuh Surti.
mendapat tekanan berdiri dari Arman. Surti pun berdiri, rangkulan masih terikat erat di pundak Arman. Bibir mereka pun saling bersahutan menyambut dengan penuh nafsu. "Mmm....sssstt...mmm." Desahan surti mengiringi lembutnya malam.

Diangkat nya daster yang di kenakan Surti. Ciuman berlanjut ke leher Surti. "Ahh.. " Gelinjang nikmat di rasakan Surti "Uh... A a akaang .." "Iya Sayang eeehhh.." Arman terus bergerilya denga kecupan hangat di leher Surti. Melihat Surti merasa terangsang, Arman pun membuaka BRa yang di kenakan Surti. Buah dada yang membesar dan mengeras, menambah gairah bagi Arman. Di emutnya Puting yang indah. Dengan jilatan yang penuh nafsu. Arman terus menghisap buag dada Surti sebelah kiri. Tangan kanan Arman tidak tinggal diam. Dengan remasan yang terkadang lembut, terkadang keras, membuat Surti bergelinjang. "Akaaang.... ssstt..aahh.." Tangan Arman terus meremas buah dada surti. Terasa besar dan keras. "Uhhh... Sur... toket kamu gede banget siih.." Rayu Arman. "Akang .. akang aku buka yah!.." Surti memberanikan diri, dengan membuka seluruh pakaian Arman. Kaos yang di kenakan pun telah terbuka. Lanjut dengan penuh nafsu Surti menarik sabuk yang di pakai Arman. 'sreeek..' Celana tak luput. Diturunkannya celana Arman.
 Melihat Surti yang penuh nafsu, akhirnya Arman melepaskan kuluman dan rabahannya, dan membiarkan Surti bergerilya.

Dengan mata menatap penuh gairah. Kini terlihat Penis Arman yang bergelantungan bebas. Besar perlahan dengan sentuhan lembut tangan Surti yang penuh dengan kelembutan, membuat penis Arman mengeras dan membesar. Tentu membuat Surti bangga memegangnya. "Akaang..oohh.. besar bangeet kontol akaang..mmm... aku senang kaaang.." Puja Surti tersenyum bangga menatap penis Arman. "Uhh...sst...Suuur...aahh.. kamu emang nakal.. gila kamu sur...ssst.." Arman merenggang geli.
Surti terus mengocok penis Arman dengan maju mundur, terkadang dengan kocokan cepat, terkadang dengan kocokan lembut. "Uhhh....enak gak kang?.. jangan di kuarin dulu kang.. " Ujar Surti.
"Aku gak mau muncrat di pipi Surti kaang... tampa pemberitahuan Surti kaang..ssstt enak yah kang." Rayu Surti bernafsu.

Dengan buaian kelembutan tangan Surti yang mengetarkan seluruh urat-urat penis Arman. Desahan yang memecahkan keheningan malam. Nafas tersengal-sengal dengan iramg penuh hasrat yang penuh nafsu. Mereka asik di buai sentuhan-sentuhan penuh dengan rasa dan sensasi yang belum mereka rasakan sebelumnya.
Arman segera menghentikan permainan tangan Surti, dan mengangkatnya berdiri. Kini Tatap wajah dengan pandangan sayu, mulut Surti bergetar hebat. Dirasakan pelukan Arman yang menghangatkan seluruh tubuhnya. Dirasakan Arman mulai menciumnya. Kecupan hangat dari seorang lelaki yang kini sudah dalam keadaan tampa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Terlihat kekar otot-otot Arman, di rasakan juga ada yang menyentuh di depan Vaginanya yang sedari tadi sudah keadaan bugil. Ciuman hangat si rasakan Surti, tidak perduli dengan keadaan dan kondisi, Surti telus melumat dengan lidahnya yang di rasakan seribu rasa tak teruikir. Arman pun menyambutnya dengan buas. "Ssst..emm.." Arman mengerang.

Tidak menyiakan waktu yang terbuang. Arman dengan posisi berjongkok persis di hadapan Vagina Surti. Terlihat vagina yang sangat indah di tubuhi bulu-bulu di sekitar sisinya. Arman menikmatinya. Dengan penuh penasaran Arman pun mencoba untuk mencium gumpalan daging yang di tumbuhi bulu-bulu yang tidak teratur. "Surti..jembut kamu lebat banget.."Gumam Arman dengan memadang gumpalan bulu-bulu vagina Surti. "Akaang...malu jangan di liatin mulu.. uuhh akang mah.."Racau surti dengan muka memerah. Di angkatnya sebelah kaki kiri kepundak Arman sehingga terlihat belahan yang sangat indah dari dalam vagina Surti. Kelentit yang terlihat mulai membesar dan memerah di rasakan Arman sangat menggoda. Dirabahnya dengan penuh rasa perlahan-lahan Arman menikmati, dengan elusan jari jemarinya ke dinding vagina Surti, membuat Surti bergelinjang nikmat. "Agghht...akang..uuuhh..ssst.. geli akang..." Badannya bergetar.
Napasnya tersengal-sengal. "Uuuhh..akang nakal..."

"Sss...eemmm...Surti memek kamu cantik sayang..uuhh memek kamu enak..aah.." Arman memberanikan diri merasakan dengan lidahmya. Menjilati dengan penuh kelembutan dan perasaan, dari dinding-dinding vagina sampai liang yang kebih dalam lagi.

"Akaang..uhhh...aagh..geli akang uuh.." Surti mencoba menahan rasa menggelitik di sekitar selangkangannya. "Uhh.. gila kamu kang, rakus kamu eem..." Dengan menaikan kaki kirinya ke pundak Arman. Membuat Arman lebih leluasa menjilati sampai terlihat jelas Kelentit Surti yang sudah mulai membesar.

"Indah benar memek kamu surti sayang." Rayu Arman.

"Akang gila.. agh... akang jorok, memek surti mau di makan uuh..agh.." Racau surti tidak karuan.

"Bener suur.. memek kamu enak, memek kamu gurih agh... sssst.. uhh.." Arman dengan lihainya memainkan lidahnya, membuat Surti bergetar hebat.

Di tariknya kelentit surti, dengan menggunakan jari tengah, menambah nikmatnya buaiain jari jemari Arman bergerilya di selangkanan Surti.
Surti hanya mengikuti irama gerakan jari Arman yang sedang menari-nari di selangkangannya. Sambil merenggangkan dan menggoyang-goyangkan bokongnya, menambah warna indah nya malam itu. Desahan yang memecah malam. Erangan yang menggoda jiwa. Suasana penuh api hasrat yang membara di kedua insan yang saling berbagi kenikmatan.

Puas dengan permainan oral seks. Arman segera merangkul Surti dan membawanya ke kasur lantai yang biasa Arman merbahkan tubuhnya. Direbahkanya tubuh Surti yang sudah keadaan tampa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Di lihatnya buah dada yang sangat indah di pandang, Besar menjulang dengan puting berwarna coklat membuat Arman menambah menikmati keindahan malam itu. Surti hanya tersenyum puas memandang wajah Arman yang penuh dengan nafsu terlihat dar kedua bola matanya.

Ciuman kedua kalinya menghentak bibir Surti. Disambut dengan kelembutan Surti pun menjulurkan lidahnya. "Eeem...sssst.. Akaang..eegh.." Tersentak Surti dari ciuman Arman, Dirasakan ada yang menggerayangi di antara ke dua buah dadanya. Terasa keras namun penuh kelembutan. "Uhh,... akang pelan-pelan meremasnya." Pinta Surti menahan tangan Arman yang sedang asik memainkan dan memeras buah dada.
Surti hanya bergelinjang nikmat. "Sayaang... tetek kamu besar sayang.. uuh.. tetek kamu bikin akang gemes niih.. aahhh." Arman terus meremas-remas dan puliran-puliran jarinya di sekitar puting Surti yang mulai mengeras. "Aduuhh..akang.. geli akang.. aagh.. geli.. aaaght...'" Di dekap nya pundak Arman. Dengan kedua kaki di renggangkan untuk menahan beratnya tubuh Arman. Terasa di sekitar vaginanya, berat dengan penekanan dari tubuh Arman. Bibir yang masih di cumbu dengan penuh nafsu dari bibir lelaki. Surti hanya bisa menikmatinya.

***

Ku rasakan tubuh berat ketika kang Arman mulai menindihku dengan badannya, walau bertubuh kecil tinggi namun berat yang aku rasakan sangat lah membuat nafasku sesak.."Aaagh...kang..aku keberatan nih.." Teriak ku, mencoba mengangkat tubuhnya dari dekapan nya. Kang Arman hanya tersenyum melihat ku meringis. Kang Arman pun bangun dari tubuh ku.

Dalam keadaan berjongkok di hadapanku. Ku lihat begitu seksi tubuh kang Arman, apalagi benda ajaibnya yang mulai mengeras dan memanjang. "Uuhhh...ssst..Akang  uuhh...gila akang.." Aku tertegun melihat penis Kang Arman, begitu indah bergelantung bebas. Kedua kalinya aku melihat penis kang Arman. Ahhh indah sekali, cantik dan sangat perkasa. Penis yang aku dambakan semenjak aku melihat majikanku bergumul dengan kekasihnya. Penis Yudi pada saat itu sangat lah membuat ku ingin merasakan penis seorang lelaki.

Kini aku telah mendapat kan apa yang aku hayalkan. Di depan ku sudah terlihat jelas, betapa indahnya bentuk dan rupa dari penis seorang lelaki. Ku lihat kang Arman memegang penis nya. rupanya Kang Arman sudah tidak sabar lagi untuk merasakan memek ku. "Mmm..." Aku mencoba merenggangkan kedua paha ku.

"Kaang.. pelan-pelan yah." Pintaku.

"Sayaang coba kamu agak di taikin ke atas kaki kamu, agar akang bisa dengan mudah memasukan kontol akang," Ujarnya dengan mata menatap memek ku dengan nanar nafsu.


"Ayo kaang..eemm..." Aku merenggangkan dan mengangkat kedua kaki ku. Memek ku terbuka lebar, rasa berdenyut mulai aku rasakan di memek ku. "Sssstt....cepat kang dah gak tahan nii." Pinta ku dengan sangat tidak sabar untuk merasakan kontol Kang Arman.

Kang Arman mulai memainkan penisnya. Di elus-elus kepala penis nya di dinding vaginaku. Ssstt aku pun mulai merasakan geli, aahh.. kelentit ku mulai berdenyut hebat, aku rasakan rasa hangat mengalir dari sela-sela vaginaku. Secara perlahan Kang Arman mulai mendorong penisnya dengan perlahan, dengan rasa yang mengelitik di vaginaku, napasku mulai tidak beratur. Rasa geli dan berdenyut hebat di dekitar vaginaku membuat ku bergelinjang nikmat. "Aaahgg...akaang..geli kang uuh.." Rupanya Kang Arman memainkan kepala penisnya dan mengelus-ngeluskannya di dinding vaginaku. "Uhh,,,ssssstt,,,aghhtt..." Aku pun mengangkat bokong ku untuk mengikuti irama gerakan penis Kang Arman yang menari-nari.

***

"Surtii sayaang,,, memek kamu uuhh... memek kamu sayang ah.. indah sayang..." Aku mulai memainkan dan menggosok-gosok kepala penis ku secara perlahan. Dan mulai kumasukan sedikit demi sedikit, kini kepala penis ku, tenggelam dalam liang selangkangan seorang wanita setengah baya ini yang sedang Horny. Aku nikmati keindahan vaginanya. 'uh uh uh uh  agh....uh..' aku pun tak tahan kini penis ku ku hujamkan secara terus menaikan dan menurunkan dengan irama terkadang cepat terkadang perlahan. Aku melihat wajah Surti yan tidak menentu mimik wajahnya, tatapannya yang tidak teratur dan napas nya tersengal -sengal membuat ku tidak tega melihatnya. Namun syahwat ku sudah mulai membuncah. Ku goyang terus penisku, 'plok plok plok.. Suara kulit nya yang menyentuh kulitku menambah panas suasana. Aku nikmati kepadatan vagina nya. Penis ku terasa di himpit, sungguh nikmat vagina Surti. Itu yang aku rasakan saat itu.

"Akkaang... uuhh... terus kang..aght... enaaak." Surti terus berdesah. Aku pun mulai memainkan. Bosan dengan posisi di atas. Aku pun mulai mengangkat tubuh Surti agar mau mengganti posisinya. Dengan sigap Surti pun mengerti apa yang aku maksud. Dia memeluk ku terlebih dahulu dan menciumku dengan rakusnya. Terasa hentakan dari bibirnya, membuat ku terhentak dorongan dari tubuhnya, sehingga membut ku jatuh terlentang. Kini posisi ku ada di bawahnya.
"Ih...akang kontol akang ke gedean nihh susah masukinnya kaang." Canda Surti membuat ku tertawa.
"Memek mu yang sempit sayang... jarang di pakai kali yah." Aku meledeknya dan mencubit pipiku dangan tersenyum indah. Seindah senyuman vaginanya untuk penis ku. 'Akang nakal uuh.. kang memek Surti terasa tebal kang.. kontol akang gemuk.. akaang.." Kembali Surti meledekku dengan tatapan nakal nya.

***

Dengan posisi Women On Top, Surti menjadi lebih agresif. Di goyang-goayang, dan di putar-putar bokongnya, membuat Arman bergelinjang nikmat bercampur rasa linu di penisnya. Tak pelak Surti pun dengan lincah nya, menikmati penis Arman yang sudah sedari tadi terasa gemuk dan padat mengisi liang vaginanya. "Ah ah ah ah, uh uh uh aaaghtt... enaaak akang enak,,, gila akang kontol akang enak banget tauu,... kontol akang enaaak aaahh.. uuh...".Bergelinjang, menari-nari di atas perut Arman membuat Arman menatap kosong tubuh Surti. Di lihat buah dada yang begitu indah goyangannya, ambul-ambulan Tak menentu, menambah seksi nya tubuh Surti. Arman di buat tak berdaya. Mengikuti irama naik turunnya bokong Surti. Arman pun tidak tinggal diam. Di hujamkannya ke atas membuat Surti terkaget, dan menghentikan goyangannya.
Kini Arman berbalik mengocok vagina Surti. Dengan menaikan bokongnya ke atas. Dan Surti pun hanya menahannya dan merasakan vaginannya kembali terkoyak. Kini Surti menikmati penis Arman tampa melakukan aktifitas, hanya menikmati betapa nikmatnya penis dari lelaki ini. Patner sekerjanya sebagai pembantu rumah tangga.

"uh uh uh aahh...ssst.. enaak akang uuh enak.." Surti meringis nikmat.

"Entot...ahhh memek surti enakk memek enak suurr uuhh.." Arman meracau.

"Terus,,,kang eh eh eh ehe eh eh " Dengan napas tersengal surti pun di  buat merem melek.

"Enaaak suuurr...uh.. memek surti angeet.. kontol akang jadi enak nii...sssttt"

"Kontol akan juga enak ...ssstt.. terus kang.. ewe memek surti kang.. ewe memek surti uuhh..."

"Iya sayangg...aaahh... tahan sayang,,,kontol akang enak gak aahhhhh.."

"Enaaakkk....enaaakkk... memek Surti jadi enaak kangg.. kontol akang enaaak"

Mereka saling meracau dan memabagika kenikmatan. Dan puncak klimaks pun terasa di keduanya
"Ahhhh....surti...akann ooohh...oh oh oh " Arman measa ada yang mau keluar dari penisnya. 'uh uh uh' "Trusss akaaang uh surti mau pipis akang.. surti mau piipis...ssst.." Tak tertahan rasa klimaks yang di rasakan Surti keluar dari dinding-dinding vaginanya. aaagh...' crot crot crot' Mereka pun terkulai dengan penuh nikmat yang di rasakan. Keluarnya cairan kental yang tercecer di selangkangan masing-masing
Tidak tertahan. Arman menguarkan spermanya. memuntah kan jauh ke dalam liang vagina Surti yang tertanam. Surti pun terkulai lemas di atas dada Arman.
Surti tersenyum bangga. Merasa puas dengan terbayarnya rasa penasaran yang di rasakan terpendam selama ini.
Di rasakan juga dengan Arman yang selama ini tidak pernah melakukan hubungan badan, selain dengan istrinya 3 tahun yang lalu.

Deru napas memacu telah terhenti. Terdiam dalam kehangatan tubuh masing-masing. Di peluknya Surti dengan mesra, sambil mencium keningnya, Arman seraya berkata; "Makasih tuk malam ini sayang.. akang selalu mengenangnya..mmm." Bisikan indah yang terdengar dari telinga Surti hanya tersenyum.

Mereka saling memandang penuh dengan tatapan cinta. "Kang..akang malam ini nakal.." Surti menggoda.
"Kamu yang nakal uuhh...indah sekali malam ini sayang, terima kasih atas kenikmatannya." Kembali senyuman manis keluar dari bibir Arman. Sambil mencoba untuk menyadarkan Surti yang terkulai lemas. Dan segera menyeka selangkangan Surti yang masih basah dengan spermanya.
"Ih akang, rajin banget sampai ngelapin memek Surti.. emang kepengen lagi yaah..?" Tanya Surti, kembali memegang penis Arman yang sudah mengecil. "Duuh jangan Sayaang... sekali aja. besok aja lagi kalau ada waktu kita mengulangi lagi!!..Sekarang sudah malam nanti malah curiga majikan kita!, karna mencari kamu." Tukas Arman menyadarkan Surti yang rupanya masih ingin mengulangi sekali lagi.

Terkejut jam menunjukan pikul 23.35, 'iya kang udah larut malam, takut Non Yuni manggil Surti.
Segera Surti terbangun dari buiannya Arman dan bergegas memakai bajunya kembali. "Gak cebok dulu?" Tanya Arman sambil menepuk bokong Surti yang terlihat bohay. "Ih akang mah sakiit tauu.." Arman tersenyum melihat mimik wajah Surti yang genit dan manja. "Tar aja kang.! di rumah." jawab Surti. "Ok dah hati-hati masuknya jangan sampai ketahuan majikan kita, bisa bahaya nanti!" Terang Arman mengingatkan. "Iyaaa akang ku sayang...mmm..makasih yah muuuaaach..." Surti mencium pipi Arman dan memegang penis Arman, Surti pun segera keluar kamar, dengan senyuman manja.

***

Dengan langkah mengendap-endap. Surti mencoba masuk dengan langkah perlahan. terbesit di hatinya rasa takut jika perbuatan malam ini dengan Arman di ketahui Non Yeni yang selama ini selalu perhatian kepadanya, walaupun hanya seorang pembantu. "Syukurlah Non Yeni belum terbangun uuh.." Bathin Surti dan segera masuk ke kamarnya.

Badan terasa sakit dan linu. Surti kembali membuka pakaiannya. Tubuhnya kini kembali bugil. Dirasakan buah dadanya kembali mengeras. Tangannya mencoba merabah dan meremas kedua buah dadanya. Dirasa kan ada kenikmatan saat berhubungan badan dengan Arman yang baru saja ia lakukan. Di elu-elus kembali vaginanya, rupannya Surti masih ingin melakukan sekali lagi, namun tak mungkin waktu sudah larut malam.
"Ah.. masih ada esok hari..uh.. akang aku cinta kamu..!" Bathin Surti.
Tersadar vagina yang penuh dengan cairan sperma, Surti pun segera menuju kekamar mandi. Membersihkan badan lalu ia pun kembali ke kamarnya. dan tertidur pulas dengan mimpi-mimpinya.

Bersambung...

My Virgin

BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar