Minggu, 10 Agustus 2014

Dancing Juice Part 3


Cerita sebelumnya

Malam berlari perlahan menuju gelap. Perlahan tapi pasti motor Rojali berderu di dalam kebingungan. Disaat pikiran sedang kalut, biasanya rojali menghibur dirinya di tempat-tempat minuman. Didaerah tempat di mana para wanita Tuna Susila menjajahkan dagangannya sambil menawarkan kenikmatan sesaat.


"Mau minum apa mas.." Tawar seorang wanita dengan pakaian cukup meng-giurkan.
"Mmm.. kasih aku bir.!" Pinta Rojali.
Wanta itu segera membuka botol bir, dan menuangkan ke dalam gelas yang sudah berisi batu es.
"Ini mas...mmm.." Wanita itu tersenyum manja.
"Kaya nya saya baru lihat kamu mas..dari mana yah?" Wanita penjual minuman itu memulai pembicaraan.
Namun Rojali tidak menghiraukannya. Pikirannya masih tertuju bagaimana mendapat uang sebesar 10 juta dalam waktu semalaman.

Berlalu lalang kendaraan di tempat pelacuran itu, tidak menggemingkan pikiran Rojali yang memutar otak bagaimana uang sebesar itu bisa di dapatkan.
"Maas.. ih kok melamun aja siih.. di tinggal pacar yah.." Ledek wanita penjual minuman.
"Iya .." Jawaban yang tidak nyambung. Rojali hanya menjawab semaunya.

Melihat canda guraunya tidak di gubris Rojali, membuat wanita penjual minuman ini langsung to the point.
"Mas kesini mau bercinta apa mau minum doang." Kata wanita itu.
"Aku juga mau kok, di boking ama  kamu.. memek ku masih pulen loh mas hehehe." wanita itu tertawa menggoda Rojali yang sedang meneguk minumannya.

"ayo lah mas... aku akan membuat kamu puas mas.. bisa ko aku Blow Job.. aku sudah terbiasa meng karoeke kontol, mas.." Kembali wanita itu menggoda.

Melihat Rojali tidak bergeming dalam lamunannya. Wanita penjual minuman ini merasa di cuekin.
"Ga mau ya udah.. yang penting mas sudah mau mampir ke warung ku.. walaupun aku menawarkan khusus buat mas, tapi mas sepertinyanya kurang bergairah.. ya udah yang penting dagangan minuman ku ada yang minum." Celoteh wanita penjual minuman itu.

Mendengar tawaran wanita ini terasa emosi akhirnya Rojali membuka pembicaraan.

"Nama kamu siapa..?" Tanya Rojali.

"Aku awis.. panggil aja aku awis." Jawab wanita penjual minuman itu, yang ternyata bernama Awis

"Oh.. maaf yah bukan nya aku menolak tawaran kamu.." Ujar Rojali. sambil meneguk minumannya.

"Berapa tarif kamu sekali boking?." Tanya Rojali.

"Xixixixi.. untuk ukuran seumur ku di bawah seratus ribu juga gak papa dah." Senyum miris Awis yang terlihat dari mimik wajahnya. Rupanya pertanyaan Rojali sedikit menyinggung perasaannya..

Rojali hanya mengangguk dan menengguk kembali minumannya.

***

Di kejauhan terlihat mobil kijang. Keluar seorang wanita setengah baya.Berpakaian rok mini dan berjaket berkameja hitam. Dengan badan yang lumayan besar namun berisi, wajah nya putih, dengan ukuran buah dada 36b, pahanya terlihat padat berisi dengan lekukan-lekukan, guratan-guratan lipatan kulit pahanya yang putih. Membuat Rojali tidak mengedip memandangnya.

"Siapa itu Wis..?,' Tanya Rojali..
"Itu Mamih.."
"Ohh..." Rojali mengangguk mengerti. Wanita dengan penampilan mentereng dengan perhiasan gelang di tangan, dan kalung emas yang merantai di lehernya dan biasa di panggil mamih bagi wanit-wanita yang menjual kecantikannya dengan syahwat sesaat.
"Mungkin cukup besar nilai uang nya."Rojali tertuju pada perhiasan wanita yang di sebut Mamih oleh wanita yang menjadi anak buahnya.
"Mmm... gue rasa perhiasan yang ada di tangan dan lehernya bisa membayar hutang-hutangku." Rojali membathin di dalam hatinya. Terbesit satu-satunya jalan agar bisa mendapatkan uang yang di janjikan dirinya kepada Remon, dengan cara kotor yaitu merampok. "Mmm... tapi gak mungkin aku merampok wanita ini.. sedangkan di sini pasti banyak yang menjaganya." Rasa ragu Rojali. "Harus ada cara lain..mmm.." Rojali berpikir bagaimana bisa menghipnotis sang Mamih yang cukup lumayan tajir dengan perhiasan di badannya.."Ok.. siap rojali kamu harus bisa menyelesaikan masalah ini. dan bisa membebaskan Royani yang tersandera si bajingan Remon." Gerutu rojali dengan muka memerah.

Tiba- tiba sang Mamih menuju warung yang di kelola Awis. Rojali terdiam sambil meinum Bir yang di pesannya, dan menyalahkan sebatang Rokok. Rojali memandang tubuh aduhai sang Mamih yang terlihat seksi. Dengan buah dada yang cukup besar, warna kulitnya yang putih
"Halo sayang... silahkan di boking.. dia masih seksi ko.." Tawar mamih sambil menunjuk ke Awis. "awis ini paling jago kalau soal urusan sepong. pasti kamu dong kontol kamu di karaokein.." Senyuman dan tawaran dari seorang mamih membuat terkekeh di hati Rojali. "Iyah.. mami aku suka Awis ini.." Jawab rojali.

Mamih itu pun beranjak di mana banyak tamu yang tertawa terbahak-bahak di warung sebelah. Sebagai stand by bernama lusi. Salah satu anak kesayangan mamih. Dengan usianya yang masih muda, Lusi juga seorang janda kembang yang mempunyai body cukup seksi dan menggairahkan. Tentu membuat para  pelanggan betah di warung yang di jagain Lusi. Otomatis manambah  penghasilan buat mamih itu sendiri

"Ramai sekali warung yang di sebelah itu.." Tanya Rojali.

"Biasa mas barang baru yang masih seger." Jawab Awis, di iringi dengan anggukan Rojali.

"Mmm.. teteh bisa bantu aku gak?." Kembali Rojali bertanya.

"Bantu apa yah mas..?"

"Bisa kah kamu ngomong ama mamih kamu. kalau aku mau boking dia.." Ujar rojali.

"Ih.. mas mah, boking yang ada aja seperti aku ini looh.. lagian mamih suka ada suaminya yang mengiringi mamih kamana aja mamih pergi." Jawab Awis.

'Kalau bisa usahakan agar aku bisa boking dia, seterah kamu gmana caranya.. nanti aku kasih tips buat kamu tenang aja!" Kata Rojali dengan penuh harap bisa ngamar dan bergumul dengan mamih.

"Mmm... oke... "

Awis pun segera menuju  mamih, dan membisikan apa yang di maksud Rojali. Dengan muka menoleh kearah Rojali sembari tersenyum. Sang mamih pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Rojali.
'Hai mas..mmm.." Mamih pun menyudurkan tangan untuk berjabat. "Hai mam.. " sambut Rojali.
"Kamu berani bayar berapa?."

Rojali tersentak kaget, tampa basa-basi dan dengan senyuman manis, sang mamih lasung menawarkan harga.
"Tarif mamih berapa?" Rojali tak mau kalah dengan tawarannya. terpikir bahwa ukuran tarif seorang mamih pasti melebihi sejuta rupiah dalam semalam. "Mmm..berani kamu bayar mamih 2 juta..itu juga harus di hotel, bukan tipe mamih main di gubug bedeng seperti ini.." Jawab mamih sambil menunjukan sebuah kamar yang terbuat dari anyaman bambu dan selembar triplek.

'Ok .. jadi.. sekarang juga mamih kita berangkat." Ucap Rojali dengan yakin.

"Mas pakai apa?."

"Motor mam.." Rojali tersenyum

"Ok gak apa-apa." Kata mamih

Mereka pun berangkat. Kesebuah hotel melati dengan tarif murah. Mereka segera memesan kamar. rojali pun membayarnya. Namun terbesit di hati Rojali bahwa ia tidak mempunyai uang untuk membayar mamih dengan tarif dua juta.."Aku harus bisa mengelabui dan mengkuras perhiasan-perhiasan mamih. Kalau bisa aku akan memaksanya untuk menyerahkan uang yang ada di kartu ATM nya, walaupun dengan ancaman untuk membunuhnya." Gumam Rojali di dalam hati penuh dengan rencana.

Kamar dengan no 18 pun telah terpesan. Banyak manusia yang keluar dari ruang kamar yang entah dari mana dan tujuan apa menginap di tempat hotel ini. Rojali pun bergegas menuju kamar no 18. Dengan merangkul sang mamih yang menggoda manja, dengan khas tawanya yang menggairahkan bagi setiap laki-laki yang di kencaninya. Rojali pun segera menuju kamar mandi dan membersihkan badan nya.

Mamih maya.menunggu rojali yang sedang membersihkan badan. Di bereskannya semua perhiasan yang ia pakai. Ditaruhnya di dalam tas kecil dari anting, gelang, cincin dan jam tangan yang bermerk terkenal tentu dengan harganya yang mahal. Maklum sang mamih banyak juga bos-bos yang pernah tidur bersamanya. Bahkan para pejabat setempat pernah bergumul kepadanya. Tentu dengan bayaran yang mahal dan hadiah yang di berikan kepada mamih lebih mahal dari tarif yang di argo kan mamih dalam semalam.

Rojali pun keluar dari kamar mandi, dan menyapa mamih;
"Mamih mau kesumur." Tawar Rojali sambil membersihkan rambutnya dengan handuk kecil yang memang sudah di sediakan di hotel tersebut.
"Iya doong mamih bebersih dulu, kan biar wangi, emang kamu mau tidur ama mamih, tapi service mamih kurang memuaskan..." Jawab mamih terkekeh sambil mengambil handuk yang di kenakan Rojali, sehingga Rojali bugil.
"Uh..dasar mamih ga sabaran amat sih.." Rojali tersenyum dan membiarkan penisnya bergelantungan bebas.

Samg Mamih pun masuk kekamar mandi dengan tertawa manja.

Kesempatan ini tidak biarkan begitu saja. Rojali pun membongkar seluruh isi tas kecil yang memih punya. Dengan menguarkan seluruh isinya. Banyak perhiasan yang sangat berharga yang di miliki mamih sang germo ini. Jika di ungkan cukup lumayan membayar hutang Rojali kepada Remon. Namun kalau Rojali mencuri perhiasan, tentu proses menjadikan uang cukup lama. Sedangkan dia butuh uang malam ini juga, untuk menepati janjinya kepada Remon yang telah menyandera kekasihnya Royani. Apakah aku harus memaksakan mamih untuk mengkuras seluruh isi ATM nya. Rojali memutar kepala. "OK.. bagaimana aja nanti." Gumam Rojali.

Di bukakannya sepasang pil kuat, di minum dua sekaligus, yang di pesannya semenjak di warung yang memang sudah di sediakan untuk berkencan dengan para wanita penjajah seks yang ada di tempat itu. Dengan sepaket berupa kondom. Ditelannya pil kuat tersebut. Tidak mau kuat sendiri dalam melakukan hubungan seks, Rojali memesan obat perangsang wanita khusus buat mamih, dengan tujuan agar mamih mejadi buas akhirnya dengan mudah Rojali mengelabuinya dengan kepuasan seks. Ditaburkannya obat perangsang kedalam minuman yang sudah di pesan, minuman bersoda dengan alkohol ringan. Rojali berharap bisa membuat mamih terkulai lemas, sehingga bisa mengelabui dia dengan memeras seluruh perhiasan dan uang yang di milikinya.

Mamih keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk, menambah seksi di lihatnya, dengan ukuran buah dada yang cukup  lumayan menantang besar dan padat, ukuran yang tidak umum di miliki seorang wanita. Mungkin mamih suka merawat payudaranya dengan berbagai obat pembesar payudara. Terlihat pahanya yang mulus putih bersih dan berisi daging dan kulit yang sedikit berlipat namun terlihat bohay dan demplon ukuran wanita seumuran mamih.

Rojali mulai horny, apalagi obat kuat yang di minumnya sudah mulai beraksi. Penis Rojali membesar dan memanjang. "Mas.. udah gaceng duluan yah.. aku baru aja mandi mas, belum di buka nih handuk, mas udah gaceng aja hehehe." Canda mamih, dengan mata liarnya menatap penis rojali yang sedang mengacung sedari tadi. Rojali memang tidak berpakaian semenjak keluar dari kamar mandi. "Cepetan mamih dah gak tahan nih.." Jawab Rojali sambil mengurut-ngurut penis nya yang terlihat mulai keluar air mazinya dan membuat penis Rojali terlihat mengkilap. "Sabar toh mas.. ga tahan amat sih.. uh.. si mas." Terkekeh manja sang mamih sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah.

Masih mengenakan handuk sang mamih pun menghampiri rojali yang sedang duduk bertelanjang lepas di pinggir mattres, tempat tidur yang sangat empuk. Dengan penis yang mengacung besar dan panjang, membuat mamih Maya horny, karna bentuk nya yang berbeda dari yang di lihat sebelum-sebelumnya. Mamih memang suka mengoleksi dan mengamati berbagai macam penis laki-laki. dari yang berjengger seperti ayam, sampai yang panjang tapi kurus, tentu dengan bentuk yang berbeda-beda. "Mmm... kontol mas ini cukup lumayan besar dan cantik.. jarang aku melihat penis yang bersih dan besar ini.. pasti mas ini menggunakan Oil pembesar penis." Bathin mamih maya.

Rojali hanya tersenyum memandang muka mamih yang takzim melihat penisnya. Mamih maya masih menggunakan handuk, rupanya sengaja tidak di buka agar seni keindahan tubuh dapat di rasakan dengan perlahan-lahan.

"Mam... santai aja dulu.. di minum dulu mam, minuman yang kita pesan." Tawar Rojali sambil menyodorkan gelas yang suda berisi minuman bersoda.

"Mmm.. boleh, " Kata mamih dan duduk di sampin Rojali.

Perlahan mamih minum minuman yang di tawarkan Rojali. Rojali bangga berhasil membuat mamih merasa yakin dengan kencannya. Di habiskannya minuman yang sudah berisi obat perangsang wanita. Mamih hanya berdangak setelah habis meminumnya. "Mmm...ssstt.. seger.." Ujar mamih dan menaruh gelas di meja kecil yang berada di samping bed.

"Ok mas siap aku sudah siap.." Kata mamih.

Dengan sigap mamih pun berjongkok di depan penis Rojali yang sedari tadi mengacung. Dalam posisi duduk di samping Bed, tentu sangat leluasa mamih berjongkok dan menghisap penis Rojali. Sengaja mamih gerilya pertama dengan cara Hand Job dan mengulum penis, agar lawannya cepat klimaks, sehingga Timer boking tidak terlalu lama. Jurus yang pakai para wanita penghibur, dengan cara membuat langganannya cepat klimaks tampa harus ber lama-lama mengocok vagina.
"Sssttt.. mas..kontol mas oohh besar banget siih.." Mamih pengocok penis Rojali dengan telapak tangannya."Uhhh.. mas ooohhh.. eeeggh.." Sangat liar pandangan mamih melihat penis Rojali yang sudah basah dengan air mazinya. "Ssttt...mmm..  iayaa mamiih...ehhmm.. aahh enak mam.." Rojali merasakan lembutnya tangan memih yang asik mengocok penisnya. "Ehmm..." Mamih mencoba menjilati batang penis Rojali.
Rojali merasa terbuai nikmat dengan jilatan lidah mamih "Ohh mamih..uuhh aah eessst.. geli mam..".
Mamih yang merasa sudah bernafsu. Di cepatkan-nya kocokan tangan mamih dan bangga dengan alunan kocokan tangan mamih yang naik turun, sehingga terlihat cantik penis Rojali, dan membuat kagum mamih, dengan kepala penis yang besar dan putih bersih. Terlihat terbuka, tertutup. Terbuka tertutup di genggaman tangan mamih. "Ah... mamih uhh.. pelan-pelan mam.. nanti ledes.linu aku maam..." Desah Rojali linu di buat sang Mamih yang tentu sudah pengalaman dalam memainkan penis laki-laki.

Mamih hanya tersenyum manja melihat Rojali bergelinjang nikmat dan linu. Sengaja mamih membuat langganannya puasa dengan oral seksnya. "Maam... ampun mam udaah.. aku linu.. uuhh.." Rupanya Rojali tidak tahan dengan kocokan tangan mamih. Mamih pun merasa iba melihat wajah Rojali yang memelas linu akibat kocokannya. Tahap selanjutnya mamih pun mencoba mengulum penis dengan perlahan-lahan. Di jilatinya kepala penis Rojali, berawal lobang penis yang terlihat lembab dengan air mazinya. Mamih tidak merasa geli bahkan di nikmatinya lobang penis Rojali dengan menjilati secara mendetail dan menikmati dengan perasaan. "Maas... aahh... enak gak maas..permainan lidah ku" Kata mamih. Rojali hanya mengangguk nikmat dengan mata menatap nanar melihat wajah mamih yang rakus menjilati kepala penisnya.
Mamih pun menatap keatas wajah Rojali yang sedang meringis nikmat. "Mamm...ahh..gurih maam.. uuhh sstt.." Ringis Rojali sambil membelai rambut mamih.
Perlahan tapi pasti, akhirnya mamih melumat habis penis rojali, sehingga karam seluruh batang penis rojali yang berurat. "Mam..aah..geli mam.. uh." Racau Rojali dengan napas tersengal-sengal.
Dengan smart  nya sang mamih memaju mundurkan kepalanya, sehingga penis Rojali di buat memerah dengan air liur mamih. "Mmm..mmm..mmm.." Racauan mamih terdengar nikmat. "Ehmm...ssst..enak enak mas..aah..enak kontol mu mas..ahh..ehm...ssstt." Desahan Mamih membuat suasana panas di rasakan Rojali.

Tersadar dari kenikmatan yang di lakukan mamih. Membuat Rojali melupakan apa misi awal memboking mamih. Dengan kuluman-kuluman mamih yang lincah membuat Rojali meringis nikmat dan sementara melupakan misinya untuk menguras habis harta mamih.
Rojali pun mulai memainkan peranan. Kini ia harus dominan menguasai keadaan, agar mamih merasa terlena dengan buaian seks nya.
Rojali pun bangkit dari duduknya. Sehingga membuat mamih melepaskan kulumannya. "Mau apa mas..mmm...mau gantian yah..oke sekarang mas yang mainin memek mamih yah." Ujar mamih dan bangkit dari jongkoknya. Rojali hanya mengangguk dan menuntun mamih untuk berdiri dan meneletangkannya di sisi Bed, dengan kaki di luar Bed atau tempat tidur.
Dengan sigap Rojali pun membuka kaki mamih yang sudah bertelentang dan mengangkang. Dipegangnya kedua paha mamih yang terlihat besar dengan lemaknya, putih bersih dan terlihat kerutan lipatan kulit pahanya membuat Rojali bernafsu menjilatinya dengan halus dan lembut. "Mamih.. paha yang indah mam." Rayu rojali dan mengulurkan lidah nya ke paha mamih. Mamih meracau geli, "Mas..aghtt...enak mas..anget mas..uhh.."
Jilatan Rojali membuat mamih bergelinjang tak karuan. Badannya terasa di strum dengan struman yang sangat dahsyat dari lidah seorang lelaki yang haus akan paha dan lobang vagina seorang wanita.
 Terus merangkak naik,  Jilatan Rojali kini tertuju pada gumpalan daging yang sangat unik, batok vagina sang mamih terlihat besar membengkak. Vagina yang indah, di kelilingi bulu-bulu yang terlihat lebat menjaga vagina mamih. Tercium bau aroma khas dari lobang vagina mamih Tentu membuat semakin penasaran untuk menjilati dan mengacak-acak apa yang ada di dalam lobang yang penuh seni dan rasa. Lobang Vagina dari seorang pemilik warung remang-remang, seorang mamih maya. Sesekali Rojali memasukan jari tengahnya dan mengocok-ngocok dengan cepat

Merasa puas dengan permainan oral sex nya, Rojali pun segera menuntun mamih, dengan mengangkat kan kaki sebelah kirinya di pundaknya. Sehingga Rojali lebih leluasa penisnya memasuki vagina mamih yang sudah berlender dan basah dengan air liurnya. "Mam... kamu angkat kaki mamih..eegghtt.." Rojali dengan sigapnya menarik kaki mamih dan menaruhnya di atas pundak. Terlihat vagina sang mamih menjulang dan menga-nga dengan indahnya. Rojali siap menghunus batang penisnya dan siap mengobok-obok seluruh isi di dalam vagina sang mamih. Perlahan Rojali mengacungkan kepala penisnya ke dinding vagina mamih, dengan penuh buian, di elus-elusnya selangkangan mamih dengan kepala penis Rojali, meamih pun bergelinjang nikmat dan geli. "Ssst... mas oohh... geli tau mas, jangan di mainin aja, buruan masukin uuh.." Ringis mamih sambil menggoyang-goyangkan buah dadanya yang sudah mulai mengeras dengan tangannya sendiri  "Ayo maasss... sssst.. ah..enak mas..gelii..." Semakin tak terkendali racauan mamih yang memang sudah terbius dengan obat perangsang dari Rojali.

'sleep blebeeb..' Tampa ragu penis rojali sudah karam ke liang vagina mamih. " Aghhh... mamih nikmati kontol ku mam..sstt tahan yah..aahh." Ucap Rojali. "Iya mas kocok mas, aku udah gak tahan nih.. aahh.." Tukas mamih dengan mengangkankan kaki sebelah kanannya dengan seleber-lebarnya. "Uhh... mas.. enaaak kontolmu mas enaakk.. ah.." Racau Mamih dngan mata merem melek. 'uh uh uh ah.. anaak maiih  uuhh agghtt.." Rojali mengocok vagina mamih dengan alunan cepet, maju mundur pinggang rojali terlihat seksi, "ssstt...ahhmm.. enak mam.. memek mamih enak.. ah.. mamih enak..ssstt ,, anjrit memek mamah gurih uuhh.." Rojali meracau panjang.

Sang mamih pun merengang nikmat ah... dengan ringisan dari nikmatnya vagina yang terasa tebal dan padat membuat mamih  mengayun-ngayunkan kakinya ke atas bak seperti mengayuh sepeda. Rasa berdenyut kencang dan gatel pada selangkangan mamih. Air mazi yang melumuri vagina mamih membuat vagina mamih bertambah licin di buatnya. Penis rojali terasa mengeras total, "mamih setan banget memek mamih .. eeegh.. gurih mamih ahh...." Rojali meracau sambil menatap wajah mamih dengan tatapan nafsu.
"enaaakk...ahh...maas... enaaak maas.. ssstt." Desahan mamih terasa napas tersengal-sengal. "Uh uh uh uh uh." Hentakan goyangan rojali membuat mamih terlelap kenikmatan. "Sayaang aku mau keluar agh.... aku mau keluar maas.. agh.." Mamih makin menggila. Tangan nya mencekeram bantal yang di pakainya. "Sssst...uuhhh enaakk." Rojali merasakan ada kehangatan di dalam vagina mamih. Terasa hangat penis Rojali. Tidak ambil diam Rojali pun meningkatkan volume kocokannya. Dengan sigap tersa hangat yang mengalir di sela-sela selangkangan mamih, Rojali tahu kalau mamih mau sudah hampir klimaks. Dengan sensasi seni seks nya Rojali bergumam di dalam hatinya, untuk melihat semburan cairan dari seorang wanita yang sedang klimaks, semburan sperma seorang wanita yang akan menjadikan nya sebagai sandera.
"ayo... mam..mamih kuarin,, teken mam.. biar semburanya kencang.. eehht.." Rojali memeluk kedua kaki mamih, terkadang di lebarkan kaki mamih sehingga membuat memih bekangkang lebar. " maas...gilaa.. kamu gila maass...aaahh..enak banget,... uuh aku mau keluar nih sssstt" ringis mamih. "Ea mam.. keluarin maam...aghhtt.." sambung Rojali.

Mamih pun merasa klimas akan tiba. "uhhh aahh...akuuu akuu mau kkeeeluuarr ah....".

Dengan keindahan desahan sang mamih, membuat Rojali mengerti akan keindahan desahan seorang wanita yang klimaks yang sangat mengerang. Rojali merasa hangat di penis nya bertanda air klimaks sang mamih mau keluar menyembur. Ditariknya penis. dan..'Croot croot..crott.' Air klimaks mamih keluar sangat kencang semburannya, berbarengan dengan di cabutnya penis Rojali.

'Ah ah ah. uuhh ssstt... enak....uhh..mamih pun berteiak histeris merasakan air yang keluar dari liang vaginanya. "Ah...maaass kamu di mana kamu udah keluar luum mas.." Tanya mamih dengan napas tersengal puas. Rojali berdiam diri untuk melihat keindahan belahan vagina mamih yang tembem dan terlihat basah dengan cairan klimaksnya. Apalagi di lihat saat air itu memuncratkan dengan semburan yang sangat kencang, membuat Rojali tertegun melihat keindahannya.

Sambil memandangi keindahan vagina sang mamih. Rojali membuat fantasi dengan cara di buka dan di tutupnya paha mamih. Dengan memainkan paha mamih sambil mebuka, menutup vagina mamih. Vagina yang sangat indah dengan kelentit yang agak memanjang, namun mengecil kembali, karena klimaks sudah di rasakan mamih.

"Mass.. gak lanjut,, kamu kan gak keluar yah." Tanya mamih sambil bangun dan duduk di depan Rojali yang sedang asik memandang vagina mamih. "Tar dulu mam .. Aku lagi menikmati keindahan memek mamih yang seksi dan cantik.." Goda rojali dengan terkekeh. "Uh kamu mas bisa aja.."Sambung mamih dan kembali tidur bertelentang. Sambil membuka dan menutup vaginanya berulang-ulang, sehingga Rojali dapat menikmati selangkangannya yang kuncup dan mekar kembali.

***

Setelah puas memandang vagina mamih, yang sedang di kuncupkan dan di megarkan oleh mamih dan di jadikan tontonan yang sangat merangsang bagi Rojali. Namun di hatinya membathin bagaimana caranya menodongkan keinginannya kepada mamih. Rojali memang punya sifat yang sedikit kasihan, jadi tidak tega menyakiti seseorang, apalagi orang yang akan di sakiti adalah seorang wanita.

Ingin segera menuntaskan permainan seks dengan mamih, namun di rasakan penisnya masih terasa tegang, mungkin pengaruh dari obat kuat yang di konsumsinya. Rojali memutar otak. "Uh bagaimana ini aku harus merampok wanita ini," Teringat permainan seks yang ekstrim. Permainan seks yang di awali dengan menyiksa terlebih dahulu, setelah puas dengan menyiksa baru di senggama. "Mmm..boleh juga aku buat seperti ini kepada mamih dan akan aku buat mamih tak berdaya untuk melawan." Bathin Rojali.

Rojali mengambil baju dan celana mamih yang berserakan di lantai. Sebuah kameja dan tshirt, cukup untuk mengikat tangan mamih dan kedua kaki mamih. Rojali mengambilnya dan menatap mamih yang asik memainkan vaginannya dan menunggu apa yang di lakukan Rojali di babak selanjutnya. "Mam..aku mau kali ini kita bermain dengan cara kasar, mamah mau gak?" Tanya Rojali. "Maksud mu apa mas..!" Jawab Mamih. "Mmm.. gini mam.. mamih akan saya ikat. dan mamih akan merasakan bagaiimana permainan ini dengan cara seperti di paksa." Kata Rojali sambil segera menuntun tangan mamih dan segera di ikatnya dalam keadaan telungkup. "Mas.. jadi maksud kamu aku akan di siksa dulu..?" Kata mamih dengan heran dan terlihat nyinyir. "Iya mam aku akan memecut mamih, manampar memek mamih, memeras dengan sekencang-kencangnya toket mamih." Ancam Rojali dan memaksa mamih bertelungkup. "Ahh... gak usah mas.. aku gak suka." Mamih mencoba berontak. "Tenang mam..! hanya fantasi kok.." Ucap Rojali dengan muka memasam.
"Brensek kamu mas.." Mamoh mencoba untuk melawan. "Aku gak mau mas..lepasin." Rintih Mamih. Namun tangan Rojali yang begitu kuat membuat mamih Maya tidak berdaya. "Maaf mam.. mungkin dengan cara ini seks ku dapat terpuaskan." "Setan kamu mas.. eh.. loe mau bayar gua enggak. Kamu jangan macam-macam gue bukan bahan fantasi loe," Hardik mamih. Terlihat muka pucat ketakutan. Mamih maya hanya bisa memohon untuk di lepaskan. "Maas..sekali lagi gue mohon jangan lakukan permainan yang kaya gini, aku takut mas." Melas mamih.

Rojali tidak perduli apa yang di katakan memih. Di ikatnya tangan mamih sekuat-kuatnya dalam posisi tangan terikat di belakang dalam keadaan tengkurep. Dan kadaan kaki juga terikat dengan kamejanya. Di tindihnya bokong mamih "Mmm...mam.. kontol ku masih tegang," Rojali memukul penisnya di bokong mamih. "Uh pantat maih empuk sekali.ahh..." Plok plok plok pukulan penis Rojali membuat mamih kembali terangsang. "Mas... ayo dong.. kita main biasa aja.. aku  jangan di ikat begini doong.." Keluh mamih. "Justru ini mamih permainan yang sangat aku suka.." Balas Rojali sambil menjambak rambut mamih yang terurai panjang. "Ahh... mas kamu apakan aku..egh..." Mamih memelas ampun. Terasa kencang ikatan tangannya membuat mamih susah untuk bergerak, apalagi Rojali menindihnya.

Terasa masih berdiri mengacung dengan penisnya. Diangkatnya pantat mamih, lalu di ganjal dengan bantal di bawah tepat di selangkangan mamih, sehingga terlihat pantat mamih terangkat ke atas. "Uh.. pantat yang besar ahh.. kamu memag sangat sangat menggoda mam.." Gumam rojali sambil membuka belahan pantat mamih, sehingga terlihat lubang anus yang sangan cantik. Mungkin lubang anus mamih belum pernah di masukin kontol. Bathin rojali. Terasa Rojali memainkan tangannya dengan membuka belahan pantatnya membuat memih spontan membuka kedua pahanya, dan menaikan bokong nya lebih tinggi lagi. Mendapat respon dari mamih Rojali dengan sigap dan membuka belahan pantat mamih. Penis Rojali yang masih ereksi kencang, membuat Rojali semakin bernafsu untuk memcoba melalui lubang dubur mamih yang terlihat kecil dan memerah. Di arahkannya penis Rojali dengan kepala penis yang terasa membesar tentu sangat mudah untuk menghantam lubang dubur mamih yang terasa sempit. "Aght..." Desis Rojali. "Uh susah juga masukin kontol lewat lobang bo'ol. uh.." Keluh Rojali. Plok plok plok, di tepuknya pantat mamih. "Aw aw setan pelan-pelan tau mas,, sakiit.."
 "Hehehehe" Rojali tertawa bangga melihat mamih meringis kesakitan. "Egh...ah...ssst.." Rojali berdesah ketika penis nya sudah memasuki lubang dubur mamih walaupun hanya setengah. "Aahhh.. sakit mas.. gila kamu mas.. uh selama aku ngentot ama lelaki gak pernah main lewat dubur tau.. " Gertak mamih denga muka memerah menahan terasa berat di lubang anusnya, yah terasa mau BAB. "Ssstt setaaann...ahh ngentot kamu mas..uuhh loe ngerusak bo'ol gua mas." Jelas mamih.
 "Tapi enak gak mam..mamih baru yah ngerasaiin kontol lewat dubur." Hardik Rojali. "Mas doang yang berani begini.. oke aku akan melayani mas lewat dubur. Tapi tolong buka ikatan kamu dulu  Rojali tidak mengubris permintaan mamih. Dengan penuh nafsu Rojali terus mencoba mengocok penisnya dengan cepat di lubang anus mamih. Terasa sempit Rojali terus menggesek-gesekan penisnya, terasa nikmat "Ahh...enak maam uuh ternyata bukan hanya memek mamih yang terasa enak tapi lobang bo'ol mamih pun terasa enak ssst... mantap..." Rojali mengerang keenakan.

Akibat gesekan penis Rojali yang tersa padat dan belum pernah mamih melakukan sedari dulu berkencan dengan langganannya melalui lobang anusnya "Gila kamu mas..aaahh...hmmm..awas kamu nanti" Mamih memohon namun terasa ada yang beda dengan adegan sekarang ini yang di lakuakan Rojali. Dengan posisi tangan terikat kebelakang. Dan anus nya yang terasa padat dengan penis Rojali membuat ada rasa yang beda selama melakukan hubungan seks yang sangan ekstrim ini.
"Ngentooot.. uh.. entot terus entot bo'ol aku mas ahhh setan enak juga ngentot dari lobang bo'ol sggh.." Racau mamih. "Enak yah mam ssstt... enaaaakk aaahh.. uuhh mantap enaakk.. ssst.." Sambut racauan Rojali yang mulai menambah volume gerakan pantatnya yang naik turun menghujam pantat mamih. Plok plok plok Suara terdengar dari sentuhan kulit masing-masing, "Ahh..ssst... gila..uh..." Mamih terus meracau nikmat. Rojali mengejang ada yang mau keluar dari ujung penisnya. Rojali mulai merasakan mau klimaks dalam permainan ini. Obat kuat yang di konsumsinyasudah mulai berkurang efeknya, Rojali pun mengerang, "Ahh..enaak aahh ssst..aku ma, ma, ma, uu keluar mam..aahh." Racau Rojali dengan terbatah-batah. "Ssst.. " Dengan muka menoleh keatas, Rojalipun akhirnya klimaks. Crot crot crot, tumpah sperma rojali di dalam lubang anus mamih . Mamih pun mengerang merasakan ada yang hangat di dalam lubag anusnya "Uhh..aaahh anget mas.. amu keluar...mass.. oohh angett.. bo'ol ku angeet.. aahh.." mamih berdesah nikmat. "Mmm... mam enak mam..mmm" Ujar Rojali sambil menarik penisnya.

Terlihat cairan putih yang keluar dari lubang anus mamih, cairan sperma rojali yang perlahan-lahan keluar, sedikit demi sedikit. Mamih pun menghentakannya agar seluruh cairan putih itu keluar semua dari lubang anus nya. "Uh..nikmat mam..ah..enak mam..." Rojali merasa puas dengan permainannya. Di pukul-pukulnya kembali penis rojali di bokong mamih yang terlihat tebal. Setiap gundukan bokongnya. Penis rojali menari di atasnya. Penuh dengan rasa yang menggelikan. Di gosok-gosokannya sisa sperma rojali yang masih menempel di penisnya ke belahan bokong mamih yang sudah terkulas lemas.

Melihat mamih terkulas lemas dalam keadaan masih terikat. Rojali menarik tubuhnya dari Bed. Segera memakai pakaian. Di ambil nya pisau lipat yang terselip di celananya. Rojali rupanya sudah mepersiapkan pisau itu. Dengan pisau terhunus, Rojali menghampiri mamih. "Maaf mam.. ini apa.?" Rojali menunjukan pisau lipatnya. "Ada apa dengan pisau itu, buat apa pisau itu." Kilah mamih dengan wajah takut. "Serahkan seluruh harta mamih, baik yang ada maupun yang ada di kartu Atm mamih." Ancam Rojali. "Kamu siapa sih.. mau kamu apa.?" Mamih mencoba membela diri dengan tubuh terikat dan berusaha melepaskannya. "Eh.. mam jika mamih gak mau memberi tahu no pin yang ada di kartu Atm mamih, jangan harap mamih bisa pulang dengan selamat." Rojali kembali mengancam, dan menghunuskan keleher mamih. "Tolong mas. kamu jangan macam-macam." Mamih mengancam. "Mamih berani mengancam saya.!" 'plaak..Aw...Tamparan Rojali mengena pipi mamih. "Ini baru tangan ku, jangan sampai pisau ini membelah buah dada mu. dan akan aku copot-kan buah dadamu yang bulat ini." Ancam Rojali dengan menghunuskan pisau lipatnya di sisi buah dada mamih

Merasa terancam. Mamih maya mencoba menenangkan diri dan berdiam sejenak. Pikiran berusaha bagaimana bisa terlepas dari ikatan. Namun tidak mungkin, terlihat Rojali bersungguh-sungguh mengancam dan tidak main-main. Tidak sabar Rojali pun mulai mengancam lagi. Pisau lipat yang tajam di kibas-kibaskan di bokong mamih yang masih keadaan terlungkup. "Mamih.. aku gak main-main..cepat waktu ku sudah habis untuk bermain-main dengan mamih.." "Setan kau mas.." Gertak mamih dengan muka memerah. "Aaaaghh...." Teriak mamih merasa sakit di kiri gundukan bokongnya. Cairan merah pun keluar. Ternyata Rojali tidak main-main kali ini. Pisau sudah melukai bokong mamih yang terlihat putih kini berlumur darah. "Am am amupun maas..agh.. jangan jangan .." Mamih pun terpaksa memelas. "Eh, wanita pelacur. cepat atau kamu akan tinggal nama di kalangan para pelacur." Rojali kembali mengancam. "Ba ba baiklah tapi tolong lepas kan aku dulu." Pinta mamih. "Mmm.. " Rojali berpikir sejenak, "Jangan aku lepas kan dulu mungkin dia akan berontak dan berteriak." Bathin Rojali. "Tidak mam..tunjukan aja di mana Atm mamih dan kasih aku kode pin-nya. setelah duit bisa aku ambil, baru aku akan kembali lagi dan melepaskan mamih." Jawab Rojali dengan senyum sinis.

Dengan terpaksa akhirnya mamih pun memberikan semua harta benda yang di milikinya. Perhiasan dan tabungan yang mamih miliki kini telah di kuras dan di rampok. Rojali merasa berhasil mengelabui mamih. Rojali pun bergegas menuju ATM terdekat untuk menguras seluruh isi simpanan yang mamih punya. Hasil rampokan telah melebihi target. 60.000.000. Perjanjian dengan  mamih akan kembali lagi dan melepaskannya tidak di tepati. Mamih maya pun di tinggal di kamar hotel dengan keadaan terikat di ranjang, dengan luka gores di gundukan bokongnya.


Bersambung

Dancing Juice part 1
Dancing jucice part 2
Dancing Juice part 3
.

1 komentar: