Rabu, 10 Februari 2016

Diktetif Jhon 009 eps Psikopat, Susu dan Kopi maut

Siang terlihat mendung pertanda akan turun hujan. Jhon menyerusup kopi kesukaannya, kopi yang membuat ia menjadi pencandu berat, ia sangat suka sekali dengan kopi itu, meskipun membelinya secara sachetan. Kopi yang selama ini mengisi hari-hari dikala suntuk maupun senang. 


Dari balik pintu mata jelita sedang mengintip. Dia tersenyum memandang Jhon sambil menyeringai. "Permainanmu gila Jhon, sungguh engkau memang lelaki perkasa. Bagus untung aku semalam lagi fit jadi bisa mengimbangi kamu seperti kuda kelaparan.!" bergumam wanita itu didalam hati.

Terdengar kabar berita yang sangat menyita waktu bagi penyidik kepolisian setempat, kasus yang sangat pelik mengupas siapa pelaku pembunuhan yang menabur racun di kopi seorang wanita bernama Mirna. Jasica teman sejawatnya ketika bersama korban telah menjalani pemeriksaan dan menjadi tersangka dengan bukti yang kuat berupa rekaman cctv yang terekam ketika ia menaburnya.

Kejiwaannya pun diperiksa, apakah secara psikologis normal atau ada kepribadian ganda sehingga dia mengidap karakter berdarah dingin. Psikopat, kejiwaannnya sehingga membunuh lalu merasa solah-olah tidak melakukan tindak kejahatan. Bahkan orang berkarakter seperti ini, ia akan senang dan tertawa apabila berhasil membunuh korban secara sadis.

Dalam dunia penyelidikan, memang tidak mudah membaca bahasa tubuh untuk mengungkapkan gaya si pelaku yang pintar dalam menutupi perbuatannya sebagai pembunuh, karena orang yang mempunyai Psikopat, ia merasa seolah-olah bukan si pelaku, dan itu terbukti dari bahasa tubuhnya yang tidak merasa bersalah sedikitpun dan mudah menenangkan diri.

"Jhon ... !" Suara seorang wanita bermata jelita dengan gaya yang gemulai dan bahasa yang manja membuat Jhon terbuai dengan bahasa tubuhnya. Wanita ini sangat pintar membuat Jhon tak berdaya melihat keanggunanya. Tapi tidak tahu juga, apakah wanita itu yang memikat, apa si Jhonnya yang mata keranjang. Mata yang tidak boleh melihat pantat demplon juga bohay.

"Ya sayang!" jawab Jhon sambil menyeruput kopi hitamnya.

"Serius amat, kamu lagi apa sih?" Wanita bermata jelita itu bertanya.

"Ini sayang, kasus pembunuhan berencana, sangat pelik!" jawab Jhon. "Kamu sudah mendengarnya?" Tanya Jhon pula.

"Ya sudah," Wanita bermata jelita itu menjawab. Sophie namanya. Ia istri Dektetif Jhon 009. Entah berapa wanita yang ia kawin. Maklum Dektetif Jhon tukang kawin, tidak boleh lihat wanita cantik, langsung dikawin olehnya. Episode yang lalu ia mempunyai istri bernama Rachel, dan episode sekarang nama Sophie wanita si mata jelita. Ah dasar si Jhon.

"Kamu tahu sayang apa penyebab Jasica membunuh kawannya sendiri bernama Mirna?" Sophie geleng-geleng kepala pertanda tidak tahu, seraya duduk disamping Jhon lalu bersandar bahu dengan manja. Merasakan itu Jhon mengangkat kepala Sophie pelan sambil berkata. 

"Kamu malas banget sih, maunya senderan kepala mulu. Pegel tau..." seru Jhon. Sophie segera mengangkat kepalanya dan memukul bahu Jhon. "Uh...dasar Jhon, orang mau manja-manjaan malah dibilang malas. Romantisnya malam doang loe. Tuh juga kalau ada maunya, uh!" rutuk Sophie.

"Hehehehe..." Jhon tertawa pelan, "Habisnya, tuh leher kaya gak ada tulangnya."

Tak lama terdengar suara mengetuk pintu. Tok, tok, tok.

"Ada tamu sayang. Tolong bukakan pintunya." kata Jhon menyuruh Sophie untuk membuakan pintu. Wanita bermata jelita itu pun beranjak dari sisi Jhon. Ia berpikir mudah-mudahan bukan orang suruhan President untuk memberikan tugas kepada Jhon, Sophie takut kalau Jhon pergi mengemban tugas, lalu tewas dalam tugas, "Bisa janda tiga kali aku!" batinnya.

Ketika pintu terbuka, ternyata seorang pengemis dengan pakaian compang-camping dan memakai topi catok dikepalanya. Pengemis itu diperkirakan berusia paruh baya. Tapi walaupun terlihat tua dan berpakaian pengemis, tubuhnya masih terlihat kekar, jadi kurang pantas dilihatnya sebagai seorang pengemis.

"Permisi Bu! Minta bantuannya!" kata pengemis itu sambil menadahkan tangan meminta.

"Oh, iya tunggu ya Pak!" berkata Sophie, ia lantas balik badan untuk mengambil uang kecil untuk diberikan kepada pengemis itu. Senanglah hati Sophie ternyata yang datang itu bukan utusan untuk memberikan tugas kepada Jhon.

"Siapa?," tanya Jhon.

"Pengemis Jhon, aku mau ambil uang kecil dulu untuk diberikan kepadanya." jawab Sophie, "kamu punya uang kecil?" Jhon geleng-geleng kepala. "Uh, kere!" hardik Sophie.

Sophie mengambil uang kecil di dalam kamarnya. Tak lama ia kembali untuk memberikan uang itu, tapi ketika ia mau mengulurkan tangan, tiba-tiba pengemis itu sudah pergi. Sophie pun memanggilnya. "Pak...ini uangnya!" Pengemis itu tak memperdulikan dan terus berlalu dengan langkah tergopoh-gopoh.

Sophie pun kembali kedalam, namun sebelum balik badan, dia melihat secarik kertas seperti lembaran kertas yang dilipat seperti mainan anak-anak. Sebelumnya tidak ada, dipikir mungkin sampah yang terbawa angin. Sophie lalu membukukkan badan untuk mengambil kertas itu, dengan maksud untuk membuangnya di tempat sampah. Tapi ketika dilihat ada torehan bertuliskan FOR DEKTETIF JHON 009.

Terhenyaklah hati Sophie untuk membacanya. Ketika lipatan kertas itu di buka, Jhon yang asik sedang menonton acara berita di tv, memanggilnya. "Kertas apa itu sayang!" Sophie pun tidak jadi untuk membukanya. Lalu menyerahkan lipatan kertas itu kepada Jhon. "Tidak tahu, di kertas ini tertera namamu Jhon!" kata Sophie.

Ketika Jhon membuka kertas itu, jelaslah isi kertas itu berupa surat perintah dari Mr.Smith kepala atasan Intelejen Negara yang langsung diperintahkan oleh President dengan sangat rahasia.

Dektetif Jhon 009, lalu membaca surat itu yang berisi:

"Hai...JHON, APA KABARNYA SIANG INI. AKU MEMBAWA KABAR GEMBIRA BUAT KAMU JHON! KABAR ITU ADALAH PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG YANG AKAN KAU JAWAB JHON. AKU TAHU SEDARI KECIL KAU SUKA SEKALI MENGISI BUKU TTS, KAMU HARUS JAWAB TUJUH KOTAK YANG MEMBUAT KASUS YANG LAGI HEBOH DI INDONESIA. JAWAB JHON.?

Ttd: Mr.Smith

Sontak Dektetif Jhon menjawab pertanyaan itu, tujuh kotak yang menyebabkan seseorang mati, dan lagi heboh. Jhon berpikir lalu berkata keras, "SIANIDA", pekik Jhon, "ya racun sianida, tapi...apa hubungannya dengan tugas yang aku jalankan." kembali Jhon berpikir. 

"Terus...mau diapakan jawaban ini. Sungguh aneh Mr. Smith." 

Tak biasanya Mr.Smith memberikan perintah melalu surat yang berisi tebak-tebakkan. Biasanya jika memberikan tugas, berupa benda yang bisa meledak atau dimusnahkan dengan ending yang mengancam. Tapi kali ini hanya secarik kertas berisi pertanyaan. Dan tidak langsung memberikan tugas. Dan yang bingung lagi, mau dijawab di mana pertanyaan ini. Ah...tugas yang sangat pelik untuk Jhon. Ia harus mengupas semua teka-teki ini.

Baru saja berkata begitu, dari sebelah barat ujung jalan di mana rumah Jhon berada datang seorang lelaki paruh baya dengan pakaian nyentrik. Ia mengenakan pakaian jubah hitam, sehingga menggelebar-gelebar jika tertiup angin. Lelaki itu juga memakai topi koboy warna hitam. Sambil mengisap rokok Cigarlilos, ia sempat terhenti memandang Jhon, lalu berjalan kembali.

Jhon tidak kenal orang itu, tapi jika dilihat dari pakaiannya, dia seperti seorang dektetif juga. Tapi Jhon benar-benar tidak mengenalnya. Ketika orang itu mendekat, Jhon lemparkan senyum. Orang itu pun lemparkan senyum dingin. Dia tidak bicara, hanya menguarkan secarik kertas, lalu menyerahkan kepada Jhon. Jhon meraihnya, ketika hendak di buka kertas itu, lelaki dengan jubah hitam dan bertopi koboy itu lantas berkata.

"Jangan di buka dulu Jhon," 

Jhon kembali melipat setelah sempat dibukanya. 

"Serahkan kertas jawaban, pertanyaan yang pertama!" berkata lelaki berjubah hitam itu. Wajahnya dingin, suaranya datar tampa mimik sedap dipandang.

Lalu Jhon menyerahkan kertas pertama berisi jawaban dari pertanyaan TTS itu. Setelah menyerahkan  kertas kepada orang itu. Jhon membuka kertas yang kedua, tapi lelaki melarangnya, lantas ia bergegas pergi dan menghilang di perapatan jalan.

Jhon kedalam rumah, dan membuka kertas kedua itu, sebuah tulisan pertanyaan yang berisi, "4 huruf minuman berwarna hitam kesukaan kamu Jhon!" 

Jhon langsung menyeringai, "Aha ... Pertanyaan yang cukup mudah, sudah pastilah minuman kesukaanku kopi." Lalu Jhon menulis jawabannya dikertas itu. "Mr.Smith, ini mah pertanyaan yang sangat mudah, anak kecil juga bisa!" Dektetif Jhon mengumbar.

Jhon kembali duduk di depan televisi. Namun baru saja bokongnya menyentuh kursi, terdengar suara klakson motor. Jhon menoleh, ternyata petugas pos. Jhon memanggil Sophie, "Sayang ... Ada tukang pos tuh, coba kamu lihat!"

Sophie segera keluar untuk menemui petugas pos itu. Ternyata sebuah kiriman paket berbentuk majalah. Sophie mengamati majalah itu, bergambar di covernya dua orang wanita dengan pakaian minim sedang berciuman. "Lesbi!" batin Sophie setelah melihat poto cover majalah yang menjijikkan itu. "Buat apa Jhon membeli majalah dewasa seperti ini. Emangnya aku kurang hot apa!" gumam Sophie merasa cemburu.

"Kiriman dari mana Pak?" tanya Sophie kepada petugas paket itu.

"Tidak tahu Bu, saya hanya petugas pengantar paket ini." mendengar penuturan petugas itu, Sophie hanya berdehem, "emm," "Siapa pengirimnya Pak?" Sophie kembali bertanya. Petugas paket itu pun menjawab, "Dari University Australia." Sambil sunggingkan senyum, petugas paket itu pun lekas pergi.

Sophie beranjak kedalam lalu menyerahkan majalah dewasa itu, "Jhon ada kiriman buat kamu!" Jhon mengambilnya dan melihat  cover majalah itu. "Tumben kamu Jhon, mesan majalah seperti itu, memang gak puas apa sama yang nyata. Kamu berarti suka juga bercinta dengan poto. Apa enaknya Jhon?!" kata Sophie dengan raut wajah dimasamkan. 

Dikata begitu Jhon malah tertawa, "Hahaha...masa kamu cemburu sama gambar di majalah sih. Dengar sayang, aku juga tidak tahu majalah ini dari siapa. Bisa jadi ini adalah teka-teki yang akan aku ungkapkan. Lagian kapan sih aku memesan majalah dewasa seperti ini, majalah lesbi pula." ujar Jhon panjang.

Memang benar, majalah itu adalah majalah dewasa yang mengupas masalah wanita yang ber-kepribadian ganda atau suka dengan sesama jenis. Majalah itu dikirim melalu pos dari Australia University. Jhon membuka lembaran majalah itu yang hanya kumpulan wanita suka sama wanita.Tetapi kenapa yang mengirim Universitas terkenal di negeri kangguru itu. Ada apa?

Ketika Jhon membuka lembaran terakhir, ia sontak terkejut. Dibelakang cover majalah itu ada pertanyaan teka-teki silang terlihat jelas memberikan pertanyaan kepada Jhon untuk menjawab. Pertanyaan itu adalah 8 huruf diawali huruf "P" dan diakhiri huruf "A". 

MINUMAN KESEHATAN UNTUK BAYI BERWARNA PUTIH. DIBOLEHKAN BUAT LAKI-LAKI DEWASA.

Bingunglah Jhon menjawabnya.. Ia berpikir keras pertanyaan itu. Kali ini jawaban tak terungap. Jawaban pertama adalah Sianida, jawaban kedua adalah kopi, sedangkan jawaban ketiga Jhon belum bisa mengungkapkannya. Pertanyaan yang sulit bagi Jhon, yaitu 8 huruf berawal "p" dan berakhir "a" pertanyaannya Minuman bayi berwarna putih dan disuka juga oleh laki-laki dewasa.

"Susu ... ya susu, tapi...!" berpikir Jhon, "susu cuma 4 huruf sedangka hurupnya ada delapan. Ah, bukan sepertinya!?" 

Jhon pun bertanya pada Sophie, tapi dia pun tak bisa menjawab. Tapi ketika Sophie merunduk mau membersihkan asbak rokok, Jhon melihat buah dada Sophie menyembul keluar, maklum Sophie jarang sekali pakai Bra.
Sontak pula Jhon berkata:

"PAYUDARA"

"Ya payudara!" ujarnya lagi memekik. "Ahh.... Briliant, kamu briliant Sophie..!" 

Sophie tergugu melongong, ia bingung dengan Jhon yang mendadak seperti orang o'on. Kenapa bingung sekali melihat payudaranya, padahal sudah puas dilumat semalaman suntuk. "Ah, si Jhon, aneh!" Sophie membatin.

***

Dari negeri Kangguru dengan khasnya, tepatnya Ibukota Sidniey, di mana University terkenal yaitu Sidniey Universty, seorang mahasisiwi datang pagi-pagi buta ke kampus itu. Mahasiswi itu berambut pirang lurus berponi. Tubuhnya tinggi dan padat juga keras, namun tidak mengurangi kegemulaiannya ketika berjalan melenggak-lenggok laksana ular kadut keluar dari air.

Di ruang laboratarium entah apa yang ia lakukan sendiri sambil mengamati botol-botol kecil berisi cairan kimia. Di ambilnya sebotol kecil dengan air berwarna biru. Tertera di botol itu dua abjad CN, lalu dengan cepat mahasiswi itu mengantongi benda itu kedalam saku lalu begegas keluar kembali dari ruang laboratarium.

Ia berjalan cepat menuju ruang kampus yang tidak jauh dari ruang laboratarium itu. Ia lantas mengambil sebuah alat suntik yang sudah disiapkan dari rumah. Tak lama ia pun merogoh benda kecil sebuah botol berisi cairan biru yang ia ambil dari laboratarium tadi. Lalu botol itu disuntikan dan ditarik pendorongnya hingga air berwarna biru itu berpindah mengisi alat suntik. Setelah selesai, botol itu dibuang ke tong sampah di pojok ruangan sedangkan alat suntik yang sudah berisi cair berwarna biru ia masukan kedalam tas yang ia kenakan. Lalu ia keluar ruangan kampus dengan tergesa pula, karena waktu sudah mulai siang dan para mahasiswa mulai berdatangan.

Mia dan Ella dua sahabat yang selalu bersama itu datang lebih awal dari yang lainnya. Mereka suka sekali selvie walau pagi masih buta. Dengan riangnya mereka berpoto ria di depan kampus lalu diupload ke sosmed yang mereka miliki.

"Ell, bagimana bibirku seksi gak...?!" seru Mia kepada Ella. 

"Em...show sangat seksi aku suka bibirmu...mmm...aku ingin melumat bibit kamu sayang..." Ella lalu merangkul Mia dan menciumnya dengan mesra. Bahkan kemesraan mereka segera di upload dan meyebarlah keintiman mereka di dunia maya. Heboh kemesraan mereka di coment para nitizen mereka. Namun tidak jarang yang mencemoohkan mereka dengan sebutan Lesbi Gila Pecandu Selvie.

James mahasiswa berbadan tegap dan berpenampilan elegant membuat para mahasiswi selalu ingin berdekat dengannya. Lelaki idola dikampus itu membuat wanita disekitar kampus itu mencari muka untuk memikat hati James.

Tapi lelaki itu mencintai seorang wanita berambut pirang dan berponi serta berbadan keras namun gemulai itu. Wanita itu bernama, "Olivea"

"Sayang...aku lihat kamu saat-saat ini selalu bermuka masam ketika memegang hape dan melihat sosmed kamu, ada apa sayang?!" berkata James kepada Olivea. Mereka dinner senja di suatu cafe tidak jauh dari kampus mereka.

"Apakah ada yang mengcoment status kamu yang kurang mengasikkan? Sehingga kamu selalu sinis jika membuka akun sosmed kamu?"

Olivea menggelengkan kepala pertanda menjawab tidak. Lalu ia berusaha tersenyum kepada James untuk menghilangkan kerancuan hatinya. "Tidak James, aku hanya benci dan jijik pada wanita yang gemar selvie keintiman mereka di sosmed." kilah Olivea sambil menyeruput kopi kesukaanya.

James pun menyeruput kopi kesukaannya. Hanya saja beda merk, James suka kopi indonesia dengan merk Kapal Api sedangkan Olivea suka dengan kopi Vietnam. Mereka memang pecandu kopi. Bahkan secangkir kopi bisa membuat suasana romantis. Pernah mereka bertengkar hanya gara-gara berebutan secangkir kopi, James tidak mau kalah begitupun Olivea, akhirnya mereka minum dalam satu satu gelas secara berbarengan, hingga habis sampai ampas-amapasnya. Setelah selesai minum dalam satu cangkir, sontak mereka saling tertawa karena melihat bibir mereka penuh dengan ampas kopi celemongan atau belepotan atau belumuran dengan ampas kopi.

Namun hari-hari ini, James melihat tingkah laku Olivea berubah jika melihat sosmed di androidnya. Tetapi James tidak ambil pusing dengan perubahan watak kekasihnya itu. Setelah senja tiba berganti lembayung bersinar jingga di ufuk barat mereka segera beranjak pulang meninggalkan cafe itu.

Pukul 22.00, Ella belum juga terkantuk. Matanya masih saja manatap lekat kearah android yang digenggamnya. Terkadang ia tertawa sendiri lalu tersenyum ketika membaca status dari Mia di facebooknya. Status itu tertulis.

"Sayang...bibirku doer gara-gara tercium bibir kamu. Mau dong...bibir bawah juga dicium..!" Di bawah status itu nama Ella ditandakan. Sontak status yang dilayangkan Mia mendapatkan hujan Like dan Coment meyeleneh juga banyak yang hanya sekedar mengetik mention.

Membaca itu Ella langsung bercoment. "Terima kasih sayang...telah menandai aku. Nanti yah aku cium bibir bawahmu. Bukan hanya aku cium tapi aku seruput seperti minum kopi hehehe!" 

Mia pun segera membalaa. "Aku tunggu sayang serusupan bibirmu...ah...memekku jadi berdenyut nih...!" 

Ella pun membalas kembali. "Iya sayang...aku tunggu yah besok dikampus."

Sementara itu di dalam ruang kamar Olivea melihat status Mia rekan satu ruangan dimana ia mengenyam ilmu, masamkan wajahnya. Lantas ia ikut bercoment di status Mia itu.

"Ikuut dong...main jilat-jilatan..."

Mia da Ella melihat coment yang datang dari Olivea sontak tertawa menyahut sambil membalas coment pula. Olivea, Mia dan Ella juga satu tim dalam curcol bersama. Mereka sangat bersahabat dalam satu genk di Universitas itu. Hanya saja kesibukan Olivea karena sedang menjalin cinta dengan lelaki bernama James, sehingga mereka jarang bercengkrama. 

Mia membalas coment itu. "Wah...seru dong kalau bermain bertiga. Bisa perang pipis nih, hahaha"

Ella pun membalas. "Wiih...seru kaliyah...emmm...aku sedian yah kontol karet dildo hehehe..."

Lalu Olievea membalas. "Em...mantap kita main korek-korekkan memek hahaha."

Habis menulis begitu, Olivea kembali masamkan wajah. Ia mengambil alat suntik yang sudah berisi air berwarna biru. Dengan diputar-putar disela-sela jemarinya, Olivea bergumam di dalam hati. "Kamu telah menghianati cintaku Ella...!" 

Ternyata Olivea suka sama Ella sejenisnya

Tiba-tiba androidnya berdering. Tampak tertera di layar kaca android itu bertuliskan "Yayang James" Olivea pun segera mengangkatnya.

"Halo sayang...tumben sih menelpon aku." kata Olivea.

"Iya...entah kenapa kok aku malam ini jadi kangen sama kamu yah. Padahal sore tadi kita baru saja bertemu. Uh...aku kangen...sayang." 

"Sama Jams, aku juga kangen sama kamu." Olivea membalas dengan hati sedikit hampa karena ia masih teringat dengan status Mia yang membuat hatinya berdesir panas.

"Nada suara kamu kok dingin sih..." James berucap begitu karena mendengar suara Olivea sedikit sumbang tidak seperti biasa. James mendengarnya gamang. "Helo...kamu lagi apa sih..?" 

"Eh-gak, sayang a, aku lagi lihat-lihat majalah!" jawab Olivea dengan terbata-bata. "Kau sendiri lagi apa?" kini Olivea balik bertanya.

"Ini, lagi di dalam kamar. Oh yah, besok kita berangkat ke kampus lebih awal yah.!" kata James. "Say, aku lagi kepengen nih!"

"Pengen apa?" kata Olivea bertanya.

"Pengen phonsex say. Lagi kepengen nih...!" ujar James.

Olivea menjawab. "Sayang...aku lagi datang bulan, jadi maaf yah, aku gak bisa.!" Sebenarnya tidak, hanya alasan Olivea. "Sayang, kata pengamat gak baik loh, terlalu banyak masturbasi. Nanti kulit penis kamu jadi tipis, dan bisa cepat keluar kalau berhubungan badan sebenarnya. Kamu mau, baru kena ujungnya sudah muncrat!"

Dikata begitu oleh Olivea, James jadi ketakutan lalu berkata, "Ja, ja, jangan....masa sih cepat keluar."

"Iya sayang benar. Kata pengamat seks looh..!"

"Iya dah aku menurut saja. Uh...padahal lagi kepengen." kata James merutuk. "Eh, tapi aku juga pernah dengar loh, onani juga bisa membuat badan kembali fit dan bisa menghilangkan migran!"

"Kata siapa! Justeru kalau terlalu banyak onani, efeknya itu, terlihat lesu walaupun sudah mandi. Tidak ada kesegaran. Dan katanya nih kalau terlalu banyak onani atau masturbasi itu, akan selalu merasa bersalah secara psikologis!" Olivea berujar panjang. James dikata begitu, berdiam. "Helo...kok diam sih!"

"Eh-enggak sayang. Ya udah mulai saat ini, kita jangan phonsex lagi!" Tukas James.

***

Suara riuh burung menyambut pagi dan jam alarm berdering menyentak, membuat Olivea terbangun. Ia segera beranjak bangun lalu lekas kekamar mandi. Tidak biasanya Olivea bangun sepagi ini. Membasuh tubuh dengan air hangat secara otomatis melalui lobang kecil membasahi tubuhnya yang putih dan mulus. Tubuhnya yang sintal dan padat, serta mempunyai bokong cukup menawan itu dilihat sangat elok. Kedua buah dadanya menjulang besar berpucuk puting coklat nan indah menghiasi bertambah sensual terlihat. Pantaslah James tergiur dengannya.

Selesai mandi Olivea berhaduk menggosok tubuhnya lalu melilitkan handuk itu melingkar di pinggangnya. "Aku harus segera ke kampus." katanya bergumam pelan.

Suara dering telepon menyeruak jelas terdengar. Olivea mengangkat, ternyata dari James. Lelaki itu sudah berada di depan rumah ketika menelpon. Olivea pun bergegas untuk menyambut dan siap berangkat ke kampus.

"Sayang," panggil Olivea ketika sudah berada di mobil. "Nanti jam sepuluh aku mau jalan keluar bersama Mia dan Ella."

"Oh ya," ucap James, "mau kemana?"

"Jalan sekalian makan siang bersama." jawab Olivea, seraya merabah tas.

"Oh yah, aku harap untuk hari ini, aku sementara waktu tidak jalan sama kamu. Bolehkan?!" kata Olivea pula.

"Iya tidak mengapa. Aku juga mau ke perpustakaan, ada yang mau aku beli. Sebenarnya aku ingin mengajak kamu, tapi karena kamu mau pergi, ya sudah, aku jalan sendiri!" ujar James.

"Terima kasih sayang!" pungkas Olivea, seraya sunggingkan senyum.

""""""

Kita balik ke Dektetif Jhon 009, dia sedang memecahkah Teka-teki silang yang di berikan oleh Mr.Smith prihal yang samgat pelik dalam menangani kasus yang samar dalam tanda bukti dan tidak adanya saksi, seperti kasus yang ada di Indonesia.

Bagus untung kasus tewasnya Mirna setelah menyeruput kopi vietnam, bisa dietahui adanya camera pengintai yaitu CCTV yang ada di cafe itu. Kalau tidak?

Jhon mendapatkan kuliah berupa teka-teki dari Mr.Smith. Isi teka-teki itu adalah..

1. 7 angka penyebab kematian Mirna. Jhon menjawab SIANIDA.
2. 4 angka kesukaan Minuman Dektetif Jhon, menjawab KOPI
3. 8 angka minuman yang disuka bayi dan laki-laki, Jhon menjawab PAYUDARA.

Lalu Jhon termenung apa arti dari jawaban itu semua. Dan tugaspun belum ada karena belum ada kasus. "Ah, ada-ada aja Mr.Smith bikin kepalaku puyeng!" celoteh Jhon sembari garuk kepala.

Sophie datang dari belakang Jhon, lalu memeluk tubuhnya, dan berbisik. "Sudah Jhon, untuk memecahkan teka-teki itu, bagaimana kita bercinta dulu agar pikiranmu terbuka Jhon!"

Jhon mengerti apa yang di maksud Sophie, memang benar, jika pikiran sedang kalut dan jauh dari ide, maka ngeseks lah agar pkiran itu terbuka secara otomatis ide pun terbuka lebar. "Oke sayang, kamu memang istri yang tahu diri. Tahu perasaa suami, hehehe..." jawab Jhon menyeringai.

Sophie pun melepaskan pelukannya, lalu berdiri dihadapan Jhon yang sedang duduk dikursi. Perlahan Sophie membuka pakaianya satu/satu sambil bergoyang gemulai laksana penari erotis. Jhon melihat itu leletkan lidah. Darahnya berdesir hebat ketika seluruh pakaian Sophie ditanggalkan, sehingga jelaslah elok tubuhnya yang sempal, padat dan putih. Buah dada menyembul bagai gunung salak, pusarnya seperi lobang bersejarah, dan ketika Sophie berbalik badan, amboiii...alangkah indah bokong melambai-lambai ketika digoyang kekanan dan kekiri. Sangat kentara seni tubuh itu. 

Bukan hanya memamerkan tubuhnya. Tapi Sophie bergelinjang sendiri seolah-olah sedang bercinta. Ia memeluk tubuhnya sendiri lalu meremas kedua payudaranya dengan telapak tangan. Kemudian diturunkan hingga menyentuh batok vagina yang tembem menggunduk. Tidak kalah indahnya membuat Dektetif Jhon melongo-longo, ketika melihat vagina Sophie putih tampa bulu selembarpun.

"Jembut kamu dicukur sayang?!"

Sophie mengangguk, "eh-eh."

"Sue!" rutuk Jhon dihati.

Setelah merabah batok vagina dengan penuh perasaan, lalu Sophie melebarkan kedua paha sehingga tampak jelas vagina itu meletek. Dan menyembul kelentit merayu menggoda. Ia lantas memasukkan jari tengahnya perlahan. Kepalanya mendongak keatas, seakan-akan sangat menikmati rasa di buai jari ketika menyentuh liang vagina. Dektetif Jhon berkata di dalam hati sambil melongo.

"Kamu memang hebat sayang. Suka sekali sama gituan. Uh, punya istri otaknya sange juga!"

Setelah itu Sophie meliuk-liuk bagai seekor ular. Kedua tanggannya diulurkan keatas seperti api bergoyang terhempas angin lalu pinggulnya di hentak-hentak membuat Dektetif Jhon meleletkan lidah. Penis Jhon sudah mulai menegang.

Jhon melonjorkan kakinya, lantas ia membuka ikat pinggang bermaksud ingin mengeluarkan penisnya yang sudah mengacung terhimpit celana. Sophie mengerti, ia segera mengangkat kaki kanannya, lalu menjulurkan tepat di penis Jhon yang masih bercelana itu. Jhon bergelinjang linu, ketika telapak kaki Sophie menggesek-gesek penisnya.

"Aaahhh...sayaaang...aaahhh..." Jhon berdesis nikmat.

TRIIIIING......

Terkejutlah Jhon mendengar dering hapenya. Begitupun Sophie yang mulai terangsang dengan tariannya. "Ahhh...gangguin aja," Sophie memaki.

"Sebentar sayang, aku angkat dulu teleponnya." berkata Jhon, seraya bangkit dari lonjorannya lalu mengambil hendphon di sebelah kursi. Nyatalah ketika melihat nama tertera di layar kaca handphonnya berasal dari Mr.Smith.

"Helooo...!" kata Jhon, meletakkan handphon di daun telinga.

"Halo...Dektetif Jhon dengan kode 009. Ada kasus gembira buat kamu. Telah terjadi perkara di sebuah kamar hotel siang ini. Seorang wanita tewas dengan menguarkan mulut berbusa. Wanita itu bernama Ella. Sebelumnya dia masuk bersama kedua teman wanitanya. Lalu dua jam kemudian wanita bernama Ella dilaporkan telah tewas. Kedua temannya melapor, namun pihak kepolisian menjadikan kedua temannya itu sebagai saksi. Dan sudah ditahan."

Mr.Smith diam sejenak lalu berkata kembali.

"Nah tugas kamu, menyelidiki, siapa pembunuh wanita yang bernama Ella ini. Tentu sebagai jalan penyelidikan adalah, kedua saksi itu yaitu bernama Mia dan Olivea.!"

Dektetif Jhon mengkernyitkan kening, dia berpikir, kenapa sangat kebetulan dengan teka-teki yang diberikan sebelumnya. "Memang hebat Mr.Smith ini?!" batin Jhon.

"Jhon... mau diteruskan!" berkata Sophie masih keadaan berdiri bugil. 

"Dah, pakai lagi bajumu sayang," jawab Jhon. Ia sempat melirik juga kearah vagina Sophie, "aku ada tugas, sedang terjadi korban di hotel Primus Sidney, aku harus menyelidiki korban itu!"

"Ah dasar kamu Jhon, aku sudah capek-capek menari erotis didepan kamu, jadi mubazir dah!"

"Hehehe... Sabar sayang.... Besok juga masih ada waktu." ujar Jhon mesem khasnya

Dektetif Jhon segera merapikan celananya yang sempat terbuka. Lalu ia bergegas dengan menganakan pakaian berwarna serba hitam, seperti jaket hitam, celana hitam, kaos dalam hitam bahkan sempakpun hitam. Melihat kelakuan Dektetif seperti itu, Sophie sontak menghardik, "Jhon, kenapa suka warna hitam sih...kaya jagoan aja kamu."

Jhon hanya tersenyum nyi-nyir, lalu merabah pipi Sophie, "Sayang doakan aku agar cepat menyelidiki kasus ini."

"Ya sudah sana," jawab Sophie sedikit masam.

"Loh...kok mukanya ditekuk." kata Jhon.

"Kesel aku, udah bugil begini, punya memek di anggurin!"

"Maafkan aku sayang..." pungkas Jhon sambil menepuk pipi Sophie pelan lalu bergegas pergi dan menghilang di balik prapatan dengan motor maticnya.

Di ruang kamar nomer 31 lantai 10 Hotel Primus masih terbentang garis line kuning bertuliskan batas polisi itu masih terikat rapi. Banyak anggota kepolisian baik dari yang berseragam maupun mengenakan pakaian sipil, berkerumun untuk memeriksa korban. Tak kalah penting ada adalah Tim Inafis yang bertugas mengorek-ngorek tubuh korban yang sudah kaku membujur tak bernyawa.

Seseorang lelaki berpakaian serba hitam masuk kedalan garis line itu. Lelaki itu adalah Dektetif Jhon 009. Seraya sejenak memandangi jenazah itu lekat-lekat keseluruh tubuh korban. Tidak ada bekas penganiayaan atau goresan luka yang menyebabkan wanita malang itu meregang nyawa. Hanya saja tampak mulut menguarkan busa dan berbau itu.

Para tim Inafis menyimpulkan korban terkena racun Sianida. Karena bentuk dan karakternya sama seperti kasus Jasica yang kini lagi ramai di media massa. Namun Dektetif Jhon 009 tidak langsung menyimpulkan itu. Ia berpikir kasus ini bukan karena Sianida. "Ini benar-benar teka-teki yang harus di isi dengan jawaban tepat.

Jhon bertanya pada petugas penyidik. "Siapa saksi pertama dan pelapor itu?"

Yang ditanya menjawab. "Dua temannya pak! Bernama Mia dan Olivea sebagai pelapor dan saksi pertama. Karena menurut kamera Cctv yang terekam mereka masuk Jam 13.21. Mereka bertiga menyewa kamar. Lalu ketika jam 5 sore petugas hotel melaporkan ada kasus kematian yang baru saja terjadi di kamar hotel Primus Lantai 10!"

"Oke...tugas ini aku serahkan ke penyidik!" berkata Jhon lalu bangkit dari jenazah itu yang masih tergeletak untuk di gambarkan alibinya oleh para penyidik kepolisian. Lalu Jhon mengamati seluruh ruangan, tidak ada yang mencurigakan. Hanya terlihat kaleng susu kental manis. Kaleng susu itu masih berisi setengah susu.

Jhon memandangi lekat-lekat kaleng susu itu. Ia lantas memakai sarung tangan bermaksud tidak merubah sidik jari yang terjejak di kaleng susu itu. Seperti melihat sesuatu Jhon memutar-mutar kaleng susu itu. Ia sangat mengamati. Salah satu intelejen bertanya.

"Ada yang mencurigakan dengan kaleng susu itu Pak?!" 

Jhon tidak menjawab, setelah mendapatkan ide, Jhon pun menyuruh intelijen itu untuk memeriksa sidik jari. Kaleng itu pun di bungkusnya dengan kantong khusus. Jhon kini mendapatkan satu petunjuk. Setelah kaleng itu dibawa untuk pemeriksaan di laboratarium, Jhon memanggil orang itu. "Sekalian periksa susunya, apakah susu itu mengandung Sianida?" kata Jhon.

Perlu diketahui. Ella sebagai korban tewas mengenaskan dalam keadaan telanjang tampa mengenakan baju, Mia dan Olivea ketika Ella merenggang nyawa, mereka langsung panik dan berteriak berlari untuk memanggil petugas hotel. Seluruh wajah korban membiru dan mulut menguarkan busa dari mulutnya. Dalam posisi telentang dan tangannga sedang mencengkram lehernya. Jhon menafsirkan, korban itu telah keracunan dan lehernya tersegak, sehingga ia tewas dalam kedaan mencekik leher.

Korbanpun segera di bawa kerumah sakit untuk di otopsi. Kini tugas kepolisian untuk mencari penyebab kematian wanita malang itu. Tentu akan diperiksa kedua temannya, Mia dan Olivea, apakah mereka terlibat atau memang hanya kecelakaan semata.

Di ruang penyelidikan Mia dan Olivea mendapat giliran untuk di introgasi oleh petugas. Mia yang mendapat pemeriksaan pertama hanya bisa menangis ketika ditanya kronogi kejadian saat itu. Polisi penyidik telah menyimpulkan mereka telah melakukan hubungan badan sejenis. Bermain lesbi secara three some. 

Menurut keterangan Mia. Ketika Olivea manaburkan susu ke sekujur tubuhnya sebagai sensasi seks yang mereka lakukan. Mia bermandikan susu kental manis itu untuk dijilati oleh Ella. Sedangkan Olivea menjilati selangkangan Ella yang dalam keadaan menungging. Namun ketika Ella asik menjilati susu yang membaluri payudara Mia, tiba-tiba Ella merasa tersegak dan meminta minum. Tapi sebelum diberi minum, Ella lebih dulu menggelepar kelojotan selama tiga menit seraya memegang batang lehernya sambil berteriak seperti tersegak makanan di lehernya lalu tak lama Ella pun tewas.

Mia pun, ditanya siapa yang mengambilkan susu itu? lalu belinya dimana? Lalu siapa yang pertama kali memberi ide bermain seks seperti itu? Lantas Mia pun menunjuk kepada Olivea.

Ketika Olivea diperiksa dalam waktu yang beda, keterangan yang dilontarkan oleh Olivea sama. Lalu polisi menanyakan dimana susu itu didapatkan. Olivea dengan santai membelinya di cafe hotel. Dia pun ditanya siapa yang pertama kali membuka kaleng susu itu. Olivea tidak bisa menjawab, tapi tak lama kemudian, ia pun mengaku yang membukanya.

Alangkah terkejutnya Olivea ketika, penyidik itu membentaknya dengan keras. "Kamu telah memasukan susu ini Racun Sianida. Ngaku kamu!"

Olivea nanar ketika di sentak begitu. Ia gelagapan lalu kembali tenang dan sempat lontarkan senyum menyeringai seperti tidak bersalah melakukan pembunuhan berencana. Tapi petugas penyidik tetap menahan Olivea untuk menyelidiki lebih lanjut dengan tanda bukti menyusul untuk menguakkan lagi.

"""""

Setelah laporan penyidik diterima oleh Dektetif Jhon, mengertilah ia dengan pertanyaan Teka-Teki Silang yang dibuat oleh Mr. Smith. Walupun jawabannya tidak semua benar. Seperti kopi, dalam kasus ini, tidak ada hubungannya dengan kopi, yang ada susu.

Mari kita ulang pertanyaan TTS itu.

1. Kasus yang sedang heboh di Indonesia yang melibatkan seorang wanita. Jhon menjawab SIANIDA, dan itu benar. Juga ada.
2. Minuman yang di suka Jhon. Jhon menjawab KOPI. Dan jawabannya tidak ada.
3. Minuman yang di suka oleh anak bayi juga lelaki. Jhon menjawab PAYUDARA. Jhon menjawab benar dan itu ada.

Jadi ketiga pertanyaan itu yang sama dengan kasus sekarang ini, yang tidak ada adalah KOPI. Jhon pun memaki dengan dirinya sendiri. "Kupret...nyindir gue, mentang-mentang gue suka kopi." Makian itu di tuju untuk Mr. Smith

T A M A T

Baca episode selanjutnya yah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar