Senin, 07 Desember 2015

Diktetif Jhon 009 (eps. Jihad Sex)

Hempasan angin di negeri penuh konflik dan peperangan antar sekte ini, dirasa dingin mencucuk sampai ke tulang sum-sum. Negeri berjuluk Seribu Satu Malam ini diliputi ketakutan dari setiap rakyatnya. Peperangan yang sebenarnya tidak di inginkan itu masih saja berlanjut. Entah sampai kapan peperangan ini berakhir. Haruskah kiamat itu diciptakan oleh mereka sendiri yang konon membela nama Tuhan, mensucikan atas nama Agama. Apakah mereka memang sudah bosan akan hidup di dunia? Apa memang otak mereka sudah kurang seliter alias gila? sehingga suka yang namanya perang. Sungguh kegilaan itu bukan kehendak Tuhannya.

"Jhoon...!"

Suara itu terdengar dari ruang kamar. Seorang wanita cantik dan body aduhai keluar dari kamar itu hanya dengan melilitkan kain sepray yang ia kenakan.


"Hai Rachael," jawab Diktetif Jhon kepada wanita itu yang bernama Rachael.

"Jhon! semalam kamu minum obat apa sih?" bertanya Rachael kepada Jhon. "Kamu itu kuat sekali Jhon. Sampai aku tidak mengimbangi kamu. Pasti kamu pakai Pil Biru yah?!" cecar Rachael. Yang ditanya malah cengengesan nyengir. "Apakah perlu aku jawab?!" Jhon berbalik bertanya. "Maaf Rachael. Aku tidak main obat kuat seperti itu. Aku takut efeknya." ujar Jhon, seraya memakai celana levis dan kaos t-shirt ketat sehingga tampak dadanya yang bidang.

"Kenapa Jhon? Terus pakai apa dong semalam kamu..?"

"Iya Say, pernah cerita di desa ku tentang seseorang yang mati diatas perut jablay." terang Jhon berseru.

"Emm.. Sepertinya bagus tuh ceritanya!" seru Rachael pula. 

"Yah gara-gara minum obat tuh, akik-akik mati setelah menggenjot sekira dua kali genjotan."

Baru mendengar awalnya saja membuat Rachael tertawa geli. "Xixixixi... Aki-aki lagian ngapain mainin jablay segala pakai obat kuat lagi." Rachael menyeringai. "Terusin Jhon ceritanya!" 

"Jadi ceritanya tuh Akik-akik dapat uang dari warisan. Saking bangganya ia ingin bercinta. Akhirnya ia berangkat ketempat pelacuran. Karena ia ingin bermain top seperti Donjuan, ada yang mengusulkan minum obat viagra. Dibelilah obat kuat itu. Yah namanya obat kuat, akhirnya ketika ia main jantungnya berdebar hebat. Dan tidak tertolong ketika ia sedang menggenjot tuh jablay." "Terus," kata Rachael berseru. "Si jablay bingung. Kok ini lelaki diam aja. Padahal tuh jablay dah ngangkang habis. Akhirnya pas di bangunin udah gak ada nafasnya." terang Jhon bercerita panjang sambil mengisap rokoknya.

"Terus kalau kamu kenapa bisa kuat dan tahan lama semalam itu," Rachael bertanya kembali.

"Rahasia doong..."

"Aahh... Ayo dong Jhoon.." cecar Rachael manja.

"Mau tahu?!" seru Jhon.

"Iya!"

"Aku selalu makan kerang bulu!" ujar Jhon. "Tahukan kerang bulu?" Rachael menggelengkan kepala petanda tidak tahu. "Itu loh, kerang laut, kan ada tiga jenis." kembali Jhon menerangkan. "Pertama kerang ijo, terus kerang dara yang kecil warna kuning, nah yang ketiga namanya kerang bulu. Kerangnya besar-besar kalau di bekek kulitnya seperti memek kamu! He... He... He..." Jhon tertawa.

Rachael hanya pencongkan muka. Lalu menyentak "Tau ah gak lucu!" kilahnya.

"Jhon... Mau gak kontolmu bisa lebih besar lagi?!" tiba-tiba Rachael memberikan tips. Jhon hanya nyengir mendengar tips itu. "Emang punyaku kurang besar yah." kata Jhon. Rachael menjawab, "Besaaar... Tapi mau gak lebih besar lagi." tukas Rachael serius. Jhon mengangguk sambil cengar-cengir melihat Rachael seperti ahli specialis seks. "Iyaaa!"

"Celupin kontolmu Jhon kelobang semut," Jhon mendengar itu langsung tertawa gelak-gelak. "Ha.. Ha.. Ha.. Sompret....gue kena tipu.. Bengkak dong..!"

Rachael pun ikut tertawa mengikik. "xixixixi kena tipu, kena tipu, kena tipu," Jhon sontak mencubit hidung Rachael. "Becanda aja loe, kapan ceritanya?!"

"Say boleh gak aku minta lagi," Berkata Jhon kembali.

"Minta apa?" Jawab Rachael dengan nada lembut. "Mau lihat punya kamu lagi!" jawab Jhon pula. "Ih....udah pagi keles...." Rachael berkata begitu sambil mendorong penis Jhon.

"Ih..kamu gak tau yah kalau melakukan hubungan seks di pagi hari itu bagus lohh.." "kata siape.!"Rachael langsung menyentak. "Kata pengamat seks. Konon apabila berhubungan badan di pagi hari, bukan hanya menyuburkan kandungan tapi juga bedan terasa fit, yang berdampak pada kekuatan seks kita." ujar Jhon panjang.

Rachael mendengar serius berkilah. "Alaah... Emang mau mu Jhon, minta nambah." Jhon jadi tertawa hi... hi... hi... Ya udah kalau gak di kasih mah." Jhon pun pergi untuk keluar menghirup udara pagi.

Sementara itu ketika Jhon menikmati susana pagi di teras rumah, terlihat dari kejauhan seseorang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Orang yang mengendarainya berpakaian serba hitam serta merta helm yang dikenakannya. Melihat itu Jhon siaga jika ada hal yang tidak diinginkan.

Benar saja, ketika motor trail itu mendekat, tiba-tiba orang yang mengendarainya melemparkan sesuatu kedalam rumah Jhon, tepat didepannya. Jhon terkesiap dengan benda yang dilemparkan itu, berupa seperti tabung berukuran segenggam telapak tangan. Benda itu diikat dengan sebuah pita yang sangat rapi. Jhon mendekati lalu mengambilnya.

Tampak benda itu tidak mencurigakan, setelah mengamati beberapa saat untuk mamastikan benda itu tidak berbahaya, Jhon pun yakin ia segera meraihnya. "Ah... Biasa paling tugas rahasia dari President." gumam Diktetif Jhon 009 di dalam hati.

Penutup benda itu dibuka. Ternyata berisi sebuah Hape jadul merk Nokia. Lalu berkata menyeringai. "Ada-ada aja Pak President ini, gak ada lagi apa, alat yang lebih keren gitu untuk ngasih surat perintah. Android kek, nih mah malah Nokia jadul hitam putih, sekalian aja hape cina!" hardik Diktetif Jhon didalam hati.

Setelah hape jadul itu di genggam, tak lama hape itu berdering dan membuat Diktetif Jhon terkejut.  Jhon pun mengangkatnya.

"Halo... Disini diktetif dengan Kode 009!" menjawab Jhon.

Suara dibalik hape itu pun langsung berkata dengan nada semangat.

"Hai Jhon... Apa kabarnya ini pagi. Somoga bahagia selalu. Ada tugas untukmu Jhon. Salah satu  Profesor terhebat dari Timur-Tengah telah membuat obat kuat yang sangat bahaya. Dan obat perangsang untuk kaum wanita itu adalah awal dari penyebarnya virus AIDS yang sangat cepat matikan dan menulari bagi siapa saja yang sudah terinfeksi dengan virus itu."

"Lalu apa yang saya kerjakan dengan tugas ini?" tanya Jhon.

"Tangkap Profesor yang bernama Prof. Regan, ia dari Rusia, melakukan ini hanya bisnis semata. Hanya diedarkannya kepada kelompok ekstrimis islam ISIS. Sedangkan yang dijadikan boneka adalah kaum wanitanya. Mereka terdoktrin atas nama jihad, menghalalkan seks walaupun ia mati karena terjangkit Virus AIDS yang menjangkitinya, yang terpenting bisa menyebar virus itu dan membunuh dengan cepat bagi yang telah berhubungan seks padanya. Dan sebagai target tentara-tentara di sebut kaum kafir." 

Jhon mengerti apa yang dimaksud suara misterius itu dari dalam telepon celulernya. 

"Sekarang 5 jam dari sekarang, kamu harus sampai keperbatasan. Nanti kamu akan di jemput setelah sampai bandara." suara itu lalu sunyi sejenak. Jhon mengocok-ngocok hape jadul itu, ia pikir rusak. Tapi tak berapa lama kembali suara itu terdengar. Hanya nadanya semacam ancaman!

"Jhon!.. Dalam lima detik, hape ini akan meledak, tolong buang hape ini ke tong sampah, lalu tutup segera dengan karung goni, agar suaranya tidak mengejutkan tetangga.

Mendengar itu, Jhon segera membuang hape jadul itu ke tong sampah. Lalu ia mencari karung goni, tapi tidak ada, akhirnya ia tutup dengan beberapa pakaian basahnya saat baru dijemur.

Blebeb...

Bluuk...

"Syukur,!" kata Jhon, walaupun beberapa setel pakaiannya menjadi korban. "Sialan, habis dah pakaian gue!" rutuk Diktetif Jhon 009.

***

Sementara itu di perbatasan antara Suriah dan dan Irak tepatnya  di daerah Deir el-Zour, Suriah timur, provinsi Hoams. Pasukan bernama Semut Hitam Tuhan, atau dikenal dengan nama ISIS ini berbaris laksana semut-semut yang sedang beriringan. Kebanggaan umbul-umbul dan bendera dengan warna hitamnya. Juga pasukan ini suka memamerkan senjata breen dengan cara diangkat keataas sambil meneriakan yel-yel pasukanTuhan siap mati Syahid.

Pasukan ini di pimpim oleh Abu Umar al-Baghdadi. Tampangnya garang dengan bawuk lebat menggerai, ia juga mengenakan baju serba hitam serta memakai ikat kepala berwarna hitam. Tentu lain sendiri dengan islam lainnya yang pada umumnya memakai ikat kepala berwarna putih.

Arabnya fasih, teriakannya lantang ketika berpidato tentang jihad dan surga, tentu dengan bidadarinya yang disediakan Tuhan, bagi siapa saja yang berjuang dijalannya. Katanya.

Sementara itu salah satu komandan berkuasa di sebelah timur datang mengahadap kepadanya. Komandan itu memakai penutup kepala ala ninja dengan menenteng senjata laras panjang di pinggangnya, seraya berkata kepada ketua ISIS Abu Umar al-Bagjdadi.

"Lapor syeh! Kilang minyak disebelah timur telah kita kuasai," ujar komandan bertopeng ninja itu "kami semua telah memenggal kepala bagi siapa saja yang tidak mengakui perjuangan kita!"

"Bagus," jawab Abu Umar dengan nada dingin. "Lalu apa lagi?"

"Hanya di daerah barat, markas kita telah diluluh lantakan oleh tentara kafir!" tegas komandan bertopeng ninja itu. "Bahkan pasukan kita telah di pukul mundur oleh pasukan musrikin syiah rezim Suriah!"

Terdengar suara menggeram keluar dari ketua pasukan Semut Hitam itu. Tiba-tiba ketua Pasukan Semut Hitam itu, yang tidak lain adalah Abu Umar al-Baghdadi, berkata keras. "Kita akan balas itu semua. Tuhan bersama kita itu janji Tuhan. Pasukan kafir itu harus kita penggal kepalanya. Dan kaum musrikin syiah lebih dulu kita lumatkan!" 

Semua yang mendengar tertunduk hening. Namun dari belakang sontak terdengar teriakan "Hidupkan Khilafah, segala puji bagi Tuhan, panjang umur untukmu ya Syeh Abu Umar al-Baghdadi. Bidadari menunggu kita di surga!!" Sontak yang lain pun darahnya mendidih dan serta merta meneriakan yel-yel perjuangan. Mereka bangga menjadi pejuang walaupun di cap Teroris dan pengacau di dunia. Bukan hanya negara-negara barat yang mengutuk mereka. Negara islam pun demikian. 

***

Sementara itu Diktetif Jhon segera berkemas membenahi barang-barang dan bekal untuk menjalani misi ini. Sebenarnya ia malas berurusan dengan yang namanya perang, apalagi masalah agama yang tidak ada ujung pangkal terutama agama Islam yang selau perang ideologi dan amaliah. Diktetif Jhon lebih senang menyelidiki bandar narkoba atau menggerebek sarang pelacuran, dari pada mendapat tugas seperti ini. Tapi itu sudah tugasnya sebagai intelegen negara.

Jhon!..

Terdengar lagi suara wanita penuh kelembutan dan manja.

"Hai Rachael!" kata Jhon sambil menyisipkan pistol kaliber F21.

"Kamu langsung berangkat ke suriah?" tanya Rachael, Jhon mengangguk. "Kapan pulangnya?" 

"Emm... Jhon berdehem lalu menjawab. "Tidak tahu, sampai tugas ini selesai. Kamu hati-hati disini. Jaga rumah yah!" seru Jhon. Rachael sedikit berkaca-kaca dipelupuk matanya, rupanya ia tidak tahan melepas Jhon akhirnya air mata itu pun jatuh berderai. Melihat itu Jhon langsung memeluk tubuh Rachael. "Maafkan aku sayang, doakan aku agar selamat,!" pinta Jhon sambil membelai rambut Rachael.

Rachael kembali memeluk Jhon, lalu Jhon menepuk-nepuk bahu Rachael untuk tidak menangis dalam kepergiannya. Cukup lama mereka berpelukan. Lalu Jhon merenggangkan tubuhnya, seraya membelai pipi Rachael yang telah basah karena air mata. "Ini tugas yang harus aku emban, demi perdamaian dunia!" pungkas Jhon lalu ia meraih tasnya dan melangkah pergi menuju mobil yang telah menungu sedari tadi. 

Jhon pun segera masuk kedalam mobil sedan hitam, ia masuk dan duduk di bangku belakang. Ketika pantat Jhon menyentuh bangku mobil, alangkah terkejutnya ia, tahu-tahu ada seorang Akik-akik dengan kumis baplang, rongga mata cekung dan mulut bau tembakau daun kaung itu, duduk santai sambil menatap kedepan.

"Si, siapa bapak ini?!" tanya Jhon dengan mimik nanar.

Yang ditanya malah sunggingkan senyum walau wajahnya masih terus menatap kedepan.

Jhon akhirnya melengoskan wajah, dan duduk manis lalu mobil pun berjalan dengan kecepatan tinggi untuk mengejar waktu. Namun ditengah perjalanan Akik-akik tua itu pun akhirnya membuka mulut.

"Hai anak muda." kata Akik-akik itu. Jhon pun menoleh kearahnya. "Kamu mau tau siapa aku?" kata Akik-akik itu lagi. Jhon menoleh kepadanya, lalu menatap lekat-lekat wajah Akik-akik itu dari samping. Diktetif Jhon 009 benar-benar tidak mengenalnya.

"Ya, siapa kamu hai Bapak?" Lalu Jhon terpaksa bertanya.

Akik-akik itu menoleh sejenak, lalu membalikan kembali wajahnya menatap arah depan. Jhon jadi bingung dengan Bapak tua ini? Wajahnya cekung, tampak bola mata yang bulat seakan-akan mau keluar dari rongga matanya.
Badannya pun kurus hanya kulit yang menutupi tulangnya. Tapi sungguh aneh, Akik-akik ini berpenampilan keren dan elegant. Tampak wibawa ketika menoleh kearah Jhon. Tak lama kemudian Akik-akik itu pun berkata.

"Aku adalah akik-akik yang kau ceritakan pada istrimu tadi pagi!"

"Apaa!",Jhon tersentak kaget. Ber... Ber... Berarti bapak ini, han, han, han, setaaaaan...!" Teriak Jhon menjerit keras sambil beringsut kebelakang memojok.

"Ha... Ha... Ha... " Akik-akik tertawa gelak-gelak melihat melihat wajah Diktetif Jhon 009 yang culun mirip Mr. Bean. "Ya! Akulah renkernasi Aki-akik yang kau ceritakan kematian ku di atas perut jablay kepada istrimu.

Jhon mengucek-ngucek mata, apakah ia mimpi buruk apa memang nyata. Merasa gila Jhon lalu menguarkan senjata pistolnya F21, lalu mengancam,
"Jangan membuat aku seperti orang dongo yah!" Jhon menyentak keras sambil mengarahkan hulu pistol kekening akik-akik itu.

"Tenang Jhon!" kata  akik-akik itu sambil memegang hulu pistol yang ditempelkan kekeningnya, lalu ia menurunkannya. "Aku ini adalah suruhan President, yang akan mendampingimu." ujar akik-akik itu.

Lega lah hati Jhon, kalau bapak tua yang di sampingnya itu adalah patnernya yang diutus oleh Presiden untuk menemaninya didalam tugas yang sangat bahaya ini. Tapi Jhon masih bingung, kenapa akik-akik ini bisa tahu kalau ia bercerita tentang akik-akik yang mati diatas perut jablay. "Sungguh aneh?!" batin Jhon. Dan lagi, biasanya Jhon kalau bertugas selalu ditemani oleh wanita yang cantik, tapi kenapa sekarang harus sama akik-akik.

Sepertinya dalam episode cerita ini, Jhon merasa akan sial kembali seperti episode sebelumnya, bahkan lebih sial lagi.

***

Sesampainya di bandara, Jhon segera menuju kapal pribadi dengan tenaga jet menuju turky. Akik-akik yang memdampinginya pun demikian. Terbanglah mereka menuju turky. Dari depan kabin pintu pilot keluar seorang wanita cantik berseragam yang tidak lain seorang pramugari. Memang Jhon lelaki mata keranjang, melihat pramugari secantik itu ia memandangnya sampai melongo-longo. Persis kaya ayam ketelen karet.

"Mau minum apa Tuan?" tanya pramugari itu.

Jhon sambil lemparkan senyum menjawab, "Ah, kopi hitam aja."

"Baik Tuan!" Pramugari itu kembali menuju pintu dimana ia tadi keluar.

Sesekali Jhon menoleh kearah akik-akik sebagai patnernya. Akik-akik itu tetap dingin. Tidak ada kata-kata yang terucap dari bibirnya walau hanya sekedar menyapa. Jhon tidak perduli, ia sendiri masih bingung apa maksud semua ini.

Tak lama pramugari itu pun datang kembali dengan membawa secangkir kopi nikmat. Melihat itu Jhon bertanya. "Kopi apa itu?" yang ditanya sunggingkan senyum lalu menjawab. "Kopi kesukaan tuan, yaitu kapal api."

"Bagus." ucap Jhon, sambil menerima kopi itu lalu dihirupnya dengan perasaan 'Slusurrrp, aaah... Nikmat..." Segarlah mata Jhon, lalu ia tersenyum genit kepada Prmugari itu. "Nikmat sekali kopi buatan kamu," ujar Jhon menyeringai. Pramugari itu tertawa genit. "Biasa Tuan, itu kopi mix sachetan,"

Tak lama kemudian terdengar suara pemberitahuan agar seluruh penumpang, mengenakan sabuk pengaman karena kapal akan mendarat. Jhon melihat jam dipegelangaan tangannya. Waktu menunjukan jam 13.00.
"Cepat sekali sampainya?!" pikir Jhon.

Akik-akik tampak tertidur, rupanya ia tidak mendengar kalau pesawat sudah mendarat, Jhon pun membangunkannya.

"Ki, aki, bangun ki dah sampai tuh!" kata Jhon sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Lihat kita sudah sampai di turky." Akik-akik itu masih saja memejamkan matanya. Seraya mendengkur dengan amat sangat. Jhon jadi bingung apa yang harus ia perbuat. Kebetulan pramugari tadi lewat menghampirinya. "Ses, ini bagaimana, orang tua bangka ini tidur pulas banget." Pramugari itu malah ketawa kecil lalu berkata. "Sudah tuan saja yang turun, biar bapak tua ini saya yang ngurus." tukas pramugari itu.

Bertambah bingunglah Jhon.

"Tadi bapak tua ini, memesan sesuatu kepada saya untuk diberikan kepadamu." kata Pramugari pula, seraya menguarkan benda berbentuk tabung kecil seperti tempat obat. Jhon mengambilnya, lalu dibuka tutupnya, ternyata memang benar itu sebuah obat. Di dalamnya tertera selembar kertas kecil semacam resep. Jhon membacanya tulisan itu, bunyinya seperti ini: 

JHON! INI OBAT KAMU BAWA SELALU UNTUK MENJAGA SERANGAN VIRUS ITU, APABILA KAMU TERBUJUK RAYU OLEH WANITA MILISI EKSTRIMIS YANG AKAN MENGAJAKMU TIDUR. OBAT ITU SEBAGAI PENANGKAL VIRUS YANG DIBUAT Dr. Regan.

TTD: MR. SMITH

Begitulah isi dari surat itu, akhirnya Jhon percaya dan mengantonginya lalu turun dari pesawat jet itu meninggalkan akik-akik misterius itu yang sedang tidur pulas dan mendengkur pula.

***

Kabar tersiar akan ada penyerangan melalui udara oleh tentara Perancis. Penyerangan ini dengan dalil aksi balas dendam akibat pengeboman milisi ISIS di Perancis dengan menyerang membabi buta lalu diakhiri dengan aksi bom bunuh diri.

Pasukan Semut Hitam merasa ketar-ketir juga mendengar kabar itu. Mereka merasa membangunkan macan tidur. Akhirnya sebagian dari mereka tidak berani mengenakan pakaian militernya yang berwarna hitam dan menurunkan segala umbul-umbul hitam untuk menghindari target pesawat tempur dari negara-negara koalisi, yang akan menjadikan mereka bulan-bulanan.

Abu Umar al-Baghdadi tidak gentar mendengar itu. Ia pun memberi komando pasukan elitenya untuk berjuang sampai sahid menjemputnya. Termasuk simpatisan kaum hawa. Mereka sudah di suntik virus HIV AIDS untuk dijadikan wanita-wanita mujahadah dengan cara menyebar virus itu melalui hubungan sekz, dengan target para tentara yang mereka sebut kaum kafir dan thogut. Walaupun mereka juga akan tewas dengan sendirinya karena virus itu.

Mereka menjadi seperti itu karena sudah di  Baiat atau sumpah suci dari ketuanya sendiri yaitu Abu Umar al-Baghdadi. Mereka dijanjikan akan masuk surga tampa hisab apabila melakukan jihad ini. Yang diberi nama JIHAD SEX.

Di persiapkan juga segala kendaraan mobil pick up merek terkenal buatan negara...

Dengan senjata breen super canggih bisa meluncurkan seratus peluru dalam satu detik. Entah dari mana senjata itu didapatkan, sudah pasti ada yang menyokong senjata itu sebagai bisnis. Padahal kalau di pikir, mereka bisa dapat dari mana senjata itu. Membuatnya tidak mungkin. Pasti ada yang mendanai. 

Seseorang bernama Abu Sayif datang dengan nafas tersengal-sengal. Tubuhnya lunglai sedikit darah membecak didadanya, ia segera melapor kapada Abu Umar al Baghdadi. 

"Ya syeh! Pasukan kita diserang oleh kafir. Mereka telah membantai pasukan kita sehingga syahid." 

Ketua ISIS itu hanya menatap kosong kedepan. Seraya mengepalkan tangan lalu berujar keras. "Kalau memang begitu keadaannya, suruh semua pasukan untuk berdiam selama waktu yang ditentukan. Biarkan mujahidah-mujahida yang bekerja." 

"Maksudnya apa? Ya syeh!"

"Bersembunyi untuk kaum lelaki. Dan sebar untum kaum wanita, tentu dengan surga janjinya. (Maksudnya aksi sex jihad yang berujung pada kematian wanita itu pula.) Abu Sayif sebagai komandan panglima kawasan barat mengerti apa yang di maksud atasannya. Oleh karena itu Abu Sayif segera memerintahkah bagi ketua Mujahid sex yang di pimpin oleh Siti Rokayah wanita simpatisan dari Indonesia. Namun sebelum Abu Syayif melangkah. Abu Umar al-Baghdadi memanggilnya.

"Abu Sayif...! Panggilnya dengan suara keras lagi parau. "Jangan lupa, sebarkan juga berita ini pada pasukan ahli sosial media. Kita harus merengkut simpatisan melalui media on line. Dan ingat, buat berita ini seolah-olah jihad yang sesungguhnya." Abu Sayif mengangguk petanda mengerti, ia pun segera beranjak kembali walahpun darah masih mencecak di tubuhnya.

***

Sementara itu, di perbatasan Rusia dan Turkiy sedang terjadi gejolak kedua negara itu, disebabkan tertembaknya pesawat rusia yang diduga secara sengaja menembak jatuh pesawat Rusia oleh turky. Kedua negara bersitegang. Kekisruhan ini di pakai kesempatan oleh Mr. Regan untuk memperbanyak ramuan Virus HiIV AIDS, yang akan di jual oleh lelompoki milisi terutama kaum perempuan.

Mr. Regan sangat mahir dalam meracik ramuan, terutama ramuan obat kuat dan perangsang. Bahkan ia bisa memciptakan obat perangsang yang menyerupai permen. 

Di laboratariumnya ia sibuk dengan ramuan bakteri virus HIV nya. Pesanan harus segera diselesaikan segera, tentu dengan bayaran yang besar. Virus bakteri HIV itu dibuat menyerupai spray atau alat semprot, dengan cara disemprotkan kepenis laki-laki. Maka dalam hitungan menit, virus itu akan menyebar dan bisa membunuh serta menularkan hanya hitungan hari.

Mr. Regan tertawa senang ketika virus itu telah diselesaikannya. Dan dengan bangganya ia mendapatkan uang yang sangat besar jumlahnya dari pembeli virus itu yang tidak lain adalah kelompok radikal teroris ISIS. 

Terdengar suara ketukan dari luar pintu. Tok, tok, tok. "Siapa?" ucap Mr. Regan. "Saya Salma Tuan!" jawab yang mengetuk pintu, asisten Mr. Regan. "Oh... Silahkan masuk." 

Salma pun masuk. "Ada apa?" kata Mr. Regan. "Ada yang mau ketemu sama doktor," jawab salma. "Siapa?" "Sepertinya orang suruhan Abu Umar al-Baghdadi." Mendengar itu Mr. Regan segera menemui orang itu dengan gembira. Orang itu adalah pemesan terbesar dari hasil penemuannya.

Seorang wanita mengenakan cadar dengan pakaian serba hitam. Lalu wanita itu berdiri melihat Mr. Regan datang. "Silahkan duduk," kata Mr. Regan. Wanita bercadar itu pun duduk kembali. 

"Nama saya Siti Rokayah. Saya di utus untuk mengambil barang yang sudah dipesan oleh Syeh kami," ujar wanita bercadar itu. Mr. Regan mengerti ia menyuruh asistennya bernama Salma untuk mengambil kotak obat di laboratariumnya. Tak lama kemudian asisten yang bernama Salma pun datang dengan membawa sekotak obat yang dipesan. 

"Ini!" kata Mr. Regan menyerahkan kotak itu kepada wanita bercadar. Lalu wanita bercadar itu menguarkan keping uang emas dan memberikan kepada Mr. Regan. Uang itu berjumlah besar, tentu membuat Mr. Regan tersenyum senang apa yang ia dapatkan. Transaksi telah selesai. Wanita bercadar itupun pamit dengan membawa sekotak virus HIV yang sangat mematikan.

Diluar sana tampak keramaian bergerumur disuatu tempat. Terlihat banyak orang berlarian dan berteriak histeris meronta-ronta sambil memeluk jenazah manusia yang sudah hampir terpisah-pisah badannya. Suara isak tangis sangat santar ketika seorang wartawan Al Zajirah mendekati apa yang sedang terjadi.

Wartawan Al Zajirah itu bernama Hasim Hamid. Ia mendapat kabar baru saja terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan puluhan orang. Belum ada yang bertanggung jawan atas kejadian itu. Hasim Hamid mendekati seorang ibu-ibu yang sedang meratapi anaknya terbujur kaku dengan darah bersimbah di perutnya. Hasim Hamid pun bertanya pada ibu itu.

"Apa yang terjadi dengan jasad ini ibu?," Ibu itu tidak langsung menjawab, ia masih memeluk jasad itu sambil menangis meraung-raung. Kembali Hasim Hamid mempertegas pertanyaannya dengan mendekati ibu itu dan berbisik. "Ibu.. Sudahlah. Ini semua sudah takdir tuhan. Sekarang kita kuburkan jenazah ini agar ia tenang di alam sana!" Ibu itu di nasehati malah tambah berteriak histeris sehingga memekakkan telinga Hasim Hamid.

"Tidak....haram jadah... Laknat Tuhan akan terbalas untukmu..!"

Wanita paruh baya itu menyumpah.

"Isis... Pergilah kau keneraka, surga tak akan menerimamu."

Mendengar nama ISIS mengertilah Hamid Hasim, bahwa yang terjadi adalah ulah gerombolan pengacau keamanan. Radikalisme islam garis keras ISIS. 

"Aku bersumpah dengan Nasabku dengan keturunanku. Akan aku balas kejahatanmu ISIIIIS....laknat tuhan untukmu." kembali wanita paruh baya itu kutuk sarapah.

Baru saja begitu, beberapa detik kemudian terdengar suara rentetan senjata. Mendengar itu, wartawan Al Zajirah itu langsung memeluk tubub wanita paruh baya bermaksud melindungi dari muntahan senjata dari sebelah timur. Suara desingan peluru memekakkan gendang telinga. Bau asap misiu tercium sangat santar ke rongga hidung. Hasim Hamid menarik tubuh ibu itu untuk berlindung di balik tembok.

Tapi yang paling terpenting untuk lelaki ini adalah keselamatan kameranya. Ia selalu menjaga itu sebagai wartawan tv yang paling ditunggu kabar beritanya di seluruh dunia tentang dunia islam di timur tengah. Stan by dalam bidikan lensa camera. Ia selalu up date setiap peristiwa terjadi. Walaupun nyawa taruhannya.

"Ibu.. Jangan melongok, sebaiknya ibu tetap berlindung di belakang tembok ini sampai keadaan aman." ujar Hasim Hamid sambil terus membidik lensa camera. "Mudah-mudahan ini tidak terlalu genting." katanya lagi pula.

Dalam kesempatan membidik cameranya, Hasim Hamid mencoba bertanya pada wanita paruh baya itu. "Ibu ini daerah apa?." Ibu itu masih menunduk sambil menutup rongga telinganya. Ia seperti trauma mendengar suara desingan senjata yang menggidikan bulu tengkuk. "Apakah yang menyerang itu kelompok ISIS?" Ibu itu tidak menjawab. Hasim Hamid memaklumi. Keadaan memang semakin genting dan menakutkan.

Serangan rentetan entah dari mana membabi buta peluru berhamburan disusul ledakan yang sangat keras membuat jantung berdegub mau copot. Nasim Hamid menutup telinganya sambil merunduk bersembunyi dibalik tembok. Walaupun peperangan itu sangat membahayakan dirinya, Nasim Hamid masih saja memberanikan diri untuk mengabadikan gambar. Gerakan cameranya begitu cepat, ketika fokus datang ia segera merekamnya.

Dari sebelah barat datang bergerak pakaian serba hitam menyerang membabi buta, menembak tidak tentu arah. Semua warga yang berada di sekitar berhamburan kucar-kacir. Ada rasa kecut di hati Nasim Hamid kalau-kalau yang datang itu pasukan ISIS lalu menangkapnya "Matklah aku!" membatin Nasim Hamid.

Sang ibu masih saja bersembunyi sambil menangis terseguk-seguk. Ia sudah putus asa. Nasim Hamid berkata, "Ibu, apa yang harus kita lakukan. Apakah kita harus bersembunyi terus disini?!" Si ibu hanya menggelengkan kepala. Ia sudah pasrah apa yang akan terjadi. Namun tak berapa lama si ibu pun berucap.

"Adik bersembunyi aja disana!" sambil menunjuk kearah bangunan yang hampir rubuh. "Disana ada lorong bawah tanah yang akan keluar dari tempat ini kearah selatan." Nasim Hamid menoleh apa yang dikatakan ibu itu. Emang benar, ada bangunan yang hampir rubuh, namun temboknya masih kuat untuk menopang genting yang hanya terbuat dari coran semen.

"Lantas ibu mau kemana?" tanya Hasim Hamid kepada ibu itu.

"Jangan hiarukan aku. Aku sudah pasrah. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Putra ibu tubuhnya sudah hancur, lihat itu," seraya menunjuk kearah tubuh yang sudah terpotong-potong akibat terkena bom aksi bunuh diri. "Haram jadah, ISIS laknatullah. Kalian akan masuk kedalam kerak neraka," Sumpah serapah keluar dari mulut ibu itu.

"Apakah orang-orang yang menyerang itu pasukan ISIS," Nasim Hamid  menunjuk kearah pasukan semut hitam yang tidak lain pasukan ISIS. Si ibu mengangguk. "Mereka itu pengacau, bukan mujahid, juga bukan pejuang islam. Mereka hanyalah benalu yang menggerogoti panji-panji islam yang sebenarnya.

Baru saja begitu, udara yang cerah tiba-tiba terdengar raungan suara besi terbang. Pesawat tempur Eagle f16 meliuk-liuk lincah keataa lalu turun dengan tajam kearah pasukan semut hitam itu. "Celaka!" pekik Nasim Hamid. "Ayo bu! Kita sembunyi di bangunan itu." Nasim Hamid lalu menarik lengan ibu itu, menuju bangunan yang kata si ibu ada lorong menuju keluar dari daerah itu, di dalam bangunan yang hampir rubub itu. 

Baru saja Nasim Hamid dan ibu itu masuk kedalam bangunan itu. Suara ledakan yang berasal dari pesawat tempur itu membumi lantakan seluruh bangunan dimana Pasukan Semut Hitam alias ISIS berada. Beruntung Nasim Hamid segera berlari berlidung dari tempat yang awal ia sembunyi. Kalau tidak, pasti dia dan ibu itu akan terkena hantaman bom dari pesawat itu. 

Pasukan Semut Hitam kocar-kacir, darah tercecer di aspal yang hitam. Teriakan kesakitan dan murka menguar menghiasi langit yang kelam di profinsi Hoamz. Mereka tak kenal siapa lawan dan siapa kawan. Semua diliputi rasa ketakutan yang sangat amat. Jiwa mereka terguncang. Psikologis mereka rentan, aksi balas dendam. Peperangan yang tidak berkesudahan antar sekte atas nama ideologi dan agama.

Kita kembali ke Diktetif Jhon 009

Sesampainya di Bandara Istambul Turky, Diktetif Jhon 009 segera disambut dengan menggunakan Helicopter Puma. Tak lama kemudian Jhon pun terbang kembali menuju perbatasan Surya dan Turky. Didalam Helicopter anti peluru itu Jhon segera mengganti dengan pakaian ala arabian, maksudnya menyamar sebagai warga pribumi. Sorban berwarna merah dengan ikat kepala terbuat dari kulit onta dan pakaian gamis berwarna putih seperti bangsawan saudi arabia.

Ketika sampai kepada kordinat 10 kira-kira 100 meter dari perbatasan, Jhon diturunkan. Dengan berbekal keyakinan juga peralatan canggih seperti penyadap suara untuk merekam obrolan oleh Mr. Regan nanti dengannya. Juga tak kalah pentingnya alat sinyal GPS sehingga Jhon akan terpantau dimana saja melalui satelit angkasa

Tampak dari kejauhan terlihat warung kopi, Jhon merasa butuh kopi untuk menghilangkan rasa pusingnya. Maklum Jhon suka sekali dengan kopi, terutama kopi hitam. Karena menurut Jhon kopi hitam adalah sebenar-benarnya kopi. Tidak seperti kopi susu atau kopi luwak crime. Menurut Jhon, minum kopi susu atau luwak sama saja seperti munum sirop.

Segera ia masuk kedalam kedai kopi itu lalu memesan. " Tolong buatkan kopi kapal api hitam," Pemilik warung sumringah senang ada pembeli, segera ia membuatkan kopi untuk Jhon. Dipandangnya sekeliling, banyak insan manusia berlalu-lalang dengan kesibukan masing-masing. Semua manusia sama juga bentuknya. Dikirain Jhon manusia di barat dan ditimur tengah berbeda. Ternyata sama, semua punya organ tubuh dan pikiran.

Pelayan warung kopi keluar dengan membawa secangkir kopi panas. Terbukti terlihat asap membumbung dari cangkir itu. "Sttt... mantaap," seru Jhon menyeringai sambil mengambil kopi dari tangan pelayan itu, lalu menghirupnya penuh perasaan dan cita rasa tinggi. "Sungguh indah hidup kalau begini. Ahhh..."

Tampak dari arah barat seseorang berbadan tegap tapi mempunyai wajah culun berjalan kearah warung kopi. Jhon sempat melirik sejenak. Tampang culun begitu gak mungkin seorang teroris. Apalagi dia tidak berjenggot, berarti bukan dari kelompok radikal. Maklum setiap yang berjenggot pasti dikatan teroris, padahal mah jenggot emang lagi ngetrand.

Setelah sampai di warung orang itu segera duduk lalu memesan minuman. Tampak mimik katakutan terpancar dari wajah pemilik warung. Jhon merasakan, ada yang disembunyikan oleh tukang warung kepada orang culun itu.

Jhon memperhatikan lekat-lekat orang itu. Dia seperti bukan orang arab. Seperti orang Rusia terlihat wajahnya yang dingin membeku seperti kutub es. Terlihat dia menguarkan sesuatu dari kantong sakunya. Jhon mempicikkan mata agar terlihat jelas apa yang dia kuarkan dari kantong bajunya. 

Jelaslah ia menguarkan uang recehan sambil mengulurkan tangan ke pemilik warung. "Ini saya bayar hutang yang kemaren. Kebetulan saya habis mendapatkan rizki." Jhon jadi malu dengan dirinya sendiri merasa Suhudzon pada orang culun itu yang ternyata menguarkan uang receh untuk membayar hutang.

"Uh... tampangnya doang keren, gak taunya hutangnya banyak." merutuk Diktetif Jhon didalam hatinya. 

"Tuan, kemaren ada yang mencari tuan!" ujar pemilik warung kopi kepada orang culun itu. "Namanya Abu Sayif. Tapi sebelum kemari dia ada telpon sehingga harus bergegas kembali." Mendengar keterangan dari pemilik warung, lelaki culun itu diam sambil menikmati teh hangat dan goreng pisang. Lalu ia berdiri untuk kembali pulang. Sebelumnya ia sempat melirik lalu tersenyum melihat Jhon. Ia tidak kenal, karena Jhon menyamar sebagai orang arab.

Ketika orang culun berlalu, Jhon mencoba bertanya pada pemilik warung kopi. "Itu siapa bu? Sepertinya bukan orang sini!?"

Si ibu melengoskan wajah, ia berpura-pura tidak mendengar apa yang dikata Jhon. "Bu,!" panggil Jhon sedikit keras. Tapi masih saja si ibu diam membisu. "Bolot," hardik Jhon didalam hati. Karena penasaran ia pun mengikuti orang itu.

Baru saja beberapa langkah Jhon berhenti. Ia melihat lelaki culun itu masuk kedalam rumah yang cukup bagus dari pada rumah disekitarnya. Bahkan di rumah itu dijaga oleh dua orang bersenjaga laras panjang. Lalu Jhon melihat seorang wanita yang keluar dari rumah itu. Jhon curiga melihat wanita bercadar membawa kotak obat berjalan dengan tergesa-gesa. Menghilangkan rasa penasarannya, lalu Jhon membututinya.

Tak jauh dari Jhon berdiri mengintai, dua mobil pick up sudah menjemputnya. Jelaslah wanita bercadar itu adalah anggota ISIS, terbukti dari bendera hitam yang dipasang di antena mobil pick up itu. Namun tugas Jhon bukan untuk mengikuti kelompok ISIS, ia ditugaskan untuk menyelidiki Dokter pembuat virus HIV untuk dijadikan senjata oleh kelompok ekstrimis ISIS.

Tiba-tiba Jhon terperanjat kaget ketika pundaknya ada yang menepuk

"Et.." sontak Jhon menoleh kebelakang sambil memainkan jurus karena terkejut. "Buset dah loe ki! Ngagetin gue aja!" hardik Jhon yang menepuk pundaknya ternyata Aki-aki yang menjadi patnernya.

Akik-akik itu hanya sunggingkan senyum lebar, sehingga tampak giginya yang ompong. "He... he... he... Kaget ya Tong!?" ejek Aki-aki. "Dah sana, loe masuk ke Laboratorium Mr. Regan." ujarnya. Maksudnya rumah yang baru saja wanita bercadar itu keluar.

"Ki minta rokok dong!" JHon meminta Rokok. Aki-aki pencongkan bibir. "Beliii... minta!" ujar Aki-aki lalu tinggalkan Jhon yang merasa dongkol gak dikasih rokok.

Diktetif Jhon 009, segera menuju ketempat yang di maksud. Dengan bergaya seperti orang arab, Jhon berpura-pura sebagai utusan dari kelompok radikal ISIS. Ia menjadi seorang kurier tentu dengan alasan yang tepat dan sudah direncanakan. Jhon sebagai Abu Dani simpatisan Yaman.

"Ana dari Yaman," Abu Dani memperkanalkan diri yang tidak lain adalah Diktetif Jhon. "Kemari untuk mengambil obat obat perangsang TQ2 (Sandi untuk obat senjata Jihad Sex). Mr. Regan tertegun, ia tidak pernah berhubungan dengan Cabang ISIS di Yaman. Dia hanya menerima order dari utusan pusat Abu Umar al-Baghdady. Tetapi ini tiba-tiba kedatangan tamu untuk membeli obat senjata dengan kode sandi yang cukup rahasia yaitu Obat Perangsang TQ2.

"Kenalkan nama saya Abu Dani!" kata Jhon lagi. Cepet waktu saya tidak panjang. Banyak mata-mata diluar sana. Kalau sampai ketahuan misi ini, kamu akan dipenggal kepala." ancam Jhon membuat Mr. Regan ketar-ketir hatinya mendengar hukum pancung. Jhon buka  hanya mengancam tapi dia juga menguarkan uang emas untuk membayar obat itu.

Berubahlah prasangka Mr. Regan, ia meyakini bahwa orang di hadapannya, benar-benar anggota ISIS cabang Yaman. Akhirnya ia pun memberikan obat itu.

Perlu diketahui. Semua obrolan antara Mr. Regan dengan Diktetif Jhon yang sebagai Abu Dani itu telah direkam. Dan juga terpasang mata satelit apa yang dilihat Jhon bisa juga dilihat di markas besar pertahanan Amerika Serikat. Jhon telah berhasil mengumpulkan  semua data yang di milki Mr. Regan. Saat itu juga penyerangan telah disiapkan dari kapal induk angkatan laut amerika.

Serangan kali ini menggunakan pesawat tampa awak, yang di kontrol melalui satelit. Sekira 10 pesawat tampa awak itu meluncur dengan kecepatan menuju perbatasan. Tentu dengan membawa berton-ton bom siap di luncurkan mengenai target. 

Sebelum serangan udara tampa awak itu sampai ke target, kita Flash Back keatas, sebagaimana telah diceritakan ketika terjadi aksi bom bunuh diri dekat rumah Mr. Regan tidak jauh. Sebelum wanita pembawa obat perangsang itu keluar dari laboratarium Mr. Regan. Lalu disebutkan ada wartawan dari Al zazirah yang sedang berlindung ketika serangan itu terjadi bersama seorang ibu yang anaknya menjadi korban aksi bunuh diri. Lalu datang pasukan ISIS menyerang dengan membabi buta, lalu tak lama serangan dari kapal tampa awak itu terjadi.

Dan penulis menggambarkan kejadian semua dari atas sampai paragraf ini, Jhon sedang berada didalam laboratorium Mr. Regan. Karena serangan bom bunuh diri terjadi oleh kaum syiah dan secara mendadak serangan Kelompok sparatis ekstrimis ISIS terjadi. Maka Diktetif Jhon yang menyamar sebagai Abu Dani itu segera meringkus Mr. Regan dan di bawa dahulu kedalam warung kopi untuk di amankan. Lalu tak lama kemudian mobil lapis baja datang untuk membawa Mr. Regan ke pengadilan Internasional atas tuduhan kejahatan perang.

Lalu Diktetif Jhon 009 dan Aki-aki sebagai pathnernya sempat ngopi dulu di warung itu. Mereka saling bercanda ria menyambut keberhasilan di dalam tugas.

Aki-aki berkata kepada Jhon. "Jhon... bayar kopinya!"

Jhon menjawab. "Bayar ndiri..."

Jhon pun segera beranjak pergi meninggalkan Aki-aki itu.

SEKIAN











5 komentar: