Suara riuh dari hentakan kaki kuda terdengar sangat jelas. Tampak pula debu tipis berhamburan dari kaki-kaki kuda itu. Lelaki bawuk lebat, perut besar seperti badut dan ada tanda goresan luka di wajah sebelah kiri menambah angker penampilannya. Hanya saja pakaian yang dikenakannya pakaian ala abdi kerajaan, sehingga penampilan yang garang tertutup dengan pakaian itu, sebagai prajurit kelas satu, dan pemimpin pasukan yang sangat di segani karena ketinggian ilmunya.
Sedangkan penunggang kuda yang satunya lagi berpakaian rapi, terlihat kalau orang itu bukan dari pihak kerajaan. Pemuda itu dengan ikat kepala putih dan mengenakan jubah biru, terselip Kipas di pinggangnya. Pemuda itu adalah Arya Welang, putra pewaris Kipas Sakti yang diturun kan oleh Ning Warsih bundanya sendiri. (baca kisah sebelumnya)